3.JPU

40.5K 2.7K 22
                                    

Bunyi alarm handphone Qilla dengan nada Kucing yang sangat mengemaskan, Qilla sengaja menyetel Alarm agar bisa sholat subuh tepat waktu. Qilla meraih handphoneya di nakas dan mematikan alarm. Dengan nyawa yang belum terkumpul dia berjalan menuju toilet untuk berwudu' dan segera melaksanakan sholat subuh.

Umma melangkah menuju kamar Qilla, namun saat dia membuka pintu, Dia tersenyum melihat anak gadisnya sedang melaksanakan ibadah subuh.

"Masya Allah, alhamdulillah Terima kasih ya allah engkau sudah membukakan hati anak hamba, semoga allah selalu meridhoimu" lalu berlalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Karena terlalu khusyuk membaca Al-Qur'an Qilla tidak sadar waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah pukul setengah enam. Qilla bergegas mandi dan akan sarapan juga dengan yang lain.

"Ayah, Fatih, Qilla sarapannya udah siap, Cepet ke ruang makan" panggil Ummi sedikit teriak. Ayah dan Fatih langsung mengambil posisi masing-masing dengan keduanya yang sudah rapid an baru selesai mandi.

"adek mana bang? " tanya Ummi ke Fatih.

"biasa mi, Masih di kamar paling masih molor tuh" jawab Fatih

"enak aja, udah cantik gini dibilang masih molor" jawab Qillayang baru turun dari lantai dua.

Semua menoleh dan mengangga tidak percaya melihat penampilan Seoarang AQillaHumaira, dengan menggunakan Gamis berwarna mocca dengan hijab bergo berwarna hitam yang simple.

"Qilla tau kok kalau Qilla cantik, biasa aja liatnya" pedenya sambil menuju meja makan.

Fatih mengangkat tangannya dan meletakan di dahi Qilla" Nggak demam kok, " cengonya

Qilla menepis tangan abangnya," abang Qilla nggak sakit, ihhss!" jawabnya cemberut.

"Aneh aja, tumben Qilla pakai gamis sama hijab gitu, biasa juga ogah ogahan" cibir Fatih.

"Abang ini bukannya dukung adeknya hijrah malah dicibir" jawab Umma melototin Fatih.

"heheh, santai Um, Fatih dukung kok cuma yah, aneh aja gitu tiba tiba" elaknya.

Tiba tiba Qilla memeluk ayahnya," Qilla minta maaf selama ini selalu nolak, Qilla nggak mau nyeret ayah sama abang ke neraka, Qilla janji mulai saat ini sampai seterusnya akan nutup aurat." Ucap Qilla dengan terisak didekapan sang Ayah.

Ayah menangkup pipi sang Anak, "alhamdulillah anak ayah sekarang udah gede, udah bisa bedakan mana baik mana buruk, Semoga Qilla selalu istiqomah, Ayah selalu dukung apapun keputusan yang princessnya ayah ambil" Ayah mengecup lama dahi Qilla..

Fatih lalu menuju ke arah ayah dan Qilla" ini baru adeknya Muhammad Al-Fatih Adiguna" menepuk kepala Qilla yang tertutup hijab.

Qilla melepaskan pelukannya "emang kemarin kemarin Qilla bukan adek abang gitu?" tanyanya sambil cemberut.

"bukan" jawabnya enteng, membuat Qilla mengangga tidak percaya. Qilla hendak melayangkan pukulannya namun sang abang langsung lari ke kursi makannya, membuat Qilla mendengus kesal.

"abang! awas aja nanti ada yang minta tolong masakin mie, masakin air, ambilin ini, ambilin itu suruh ini suruh itu lah" ancam Qilla dengan mencibir.

"e-ehh! nggak gitu dong Qil, nggak deh, nggak Qilla yang cantik, manis ini selalu jadi adeknya abang sampai kapanpun" Fatih mengedipkan sebelah matanya.

Umma yang melihat ke dekatan ketiga orang yang paling berharga di hidupnya itu tersenyum haru "udah udah, kapan Sarapannya ini?, nanti makanannya dingin malah nggak enak loh," kata Umma menyelah obrolan ketiganya.

JODOH PILIHAN UMMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang