20.JPU

26.4K 2K 43
                                    

Qilla mengerjabkan matanya kala merasa sesuatu yang basah di keningnya. Pandangan Qilla tertuju pada laki-laki yang tengah tertidur di pinggir kasurnya dengan kedua tangganya sebagai bantal.

"Astaghfirullah! Sekarang jam berapa?"

Dasthan ikut terkejut mendengar jeritan Qilla dan langsung bangun.

"Kenapa? Masih ada yang sakit? Sebelah mana?"

Dasthan memegang kedua bahu Qilla dan memeriksa Qilla dengan seksama. Qilla memegang kedua tangan Dasthan yang berada di bahunya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Qilla lagi.

"7.30"

"Apa?! Kenapa nggak bangunin gue sih! Kan jadi telat ke Sekolah"

Dasthan menahan tangan Qilla, "Nggak perlu, tadi aku ngabarin Umma minta tolong izinkan kamu hari ini nggak masuk Sekolah dulu. Lagian masih demam juga"

Dasthan meletakkan punggung tanganya di dahi Qilla dan punggung tangan satunya di dahinya.

"Nggak sepanas tadi Subuh" Ucap Dasthan.

Qilla bergeming, perlakuan kecil Dasthan sangat berdampak besar untuk jantung Qilla. Qilla bergeleng lalu menepis pelan tangan Dasthan dan segera berlari menuju kamar mandi, tanpa Sadar ia membanting pintu kamar mandi membuat Dasthan terkejut.

Qilla bersandar di pintu dan memegangi dadanya yang terasa aneh,Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.

"Nih jantung kenapa sih?!"

Qilla menghembuskan nafasnya kasar dan segera membasuh wajahnya, dan menyikat gigi. Qilla membuka pintu kamar mandi secara pelan lalu memperhatikan semua sudut kamarnya untuk mempastikan apakah Dasthan masih di kamarnya.

Qilla mengehembuskan nafasnya pelan,"Akhirnya"

°•. ✿ .•°❀♡ .•° ✿ °•. 

Huek Huek Huek

Qilla terus memuntahkan isi perutnya, semua yang baru ia makan ikut keluar bersamaan dengan muntah yang keluar. Dasthan yang mendengar suara Qilla muntah langsung menghampiri dan memijatlembut  tekuk Qilla.

"Lo, Keluar gih. ini jijik!" Usir Qilla.

 "Jijik? Nggak ada yang jijik"

Qilla hendak mendorong Dasthan agar keluar, rasa mual di perutnya semakin besar hingga membuatnya muntah beberapa kali hingga membuatnya terduduk lemas di bawah wastafel. 

"Masih Mual? Kita ke Rumah sakit ya?" Tawar Dasthan dengan Wajah Khawatir, Qilla menggeleng lemah menolak ajakan Dasthan.

melihat Qilla yang terkulai lemas dengan cepat Dasthan menggendong Qilla ala Bridal Style  menuju Kasur. Dasthan menatap nanar ke arah Qilla yang terkulai lemas dengan wajah pucat pasi dan keringat yang membanjiri dahi Qilla. 

"Hijabnya dibuka dulu aja yah?" Saat Dasthan hendak membuka hijab Qilla tangannya di tahan oleh Qilla.

"Kamu keringetan gini, Udah nggak papa dibuka aja lagian cuma aku yang lihat."

Dengan wajah terpaksa Qilla mengangguk pelan mengiyakan permintaan Dasthan. Dasthan dengan perlahan membuka hijab Qilla. Dasthan terdiam beberapa saat melihat Qilla yang tidak menggunakan hijab untuk pertama kalinya.

"Tuh kan! aku jel--"

"CANTIK" Ucap Dasthan menatap Qilla dalam.

Keduanya sama-sama terdiam penuh kecangungan,  hingga suara bel membuat keduanya terkejut.

JODOH PILIHAN UMMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang