23.JPU

24.3K 1.9K 102
                                    

"Ketika Sebuah Ketulusan Mengalahkan Segalanya"

*

*

*

"Loh, Kok Umma ada di sini?" Tanya Qilla.

"Salam, Kebiasaan kamu yah. Berapa kali Umma bilang kalau masuk Rumah salam" Omel Umma.

"Assalamualaikum, Eh Mommy, Daddy, Ayah juga ada disini? Ada Apah nih semuanya pada ngumpul?" Qilla segera menyalimi semuanya.

"Duduk!" Perintah Umma dengan Suara dingin.

Glek!

Qilla menelan salivanya, Semuanya menatap Qilla dengan wajah yang sangat serius. Perasaan Qilla tidak karuan, pasti dia dan Dasthan akan di sidang nih.

"Dasthan man-"

"Assalamualaikum" Salam Dasthan. 

Semuanya seketika menoleh ke arah Dasthan, hal tersebut membuat Dasthan terkejut apalagi melihat mertua dan kedua orangtuanya ada di rumahnnya.

"Mommy sama yang lain kapan dat--"

"Duduk!" Imbuh Daddy. 

Dasthan segera menuju sofa dan duduk bersebelahan dengan Qilla. Dasthan melihat wajah Qilla yang panik dan sedikit ketakutan,dengan segera Dasthan mengenggam tangan Qilla dan tersenyum ke arah Qilla.

"Sejak kapan kalian pisah kamar?" Tanya Ayah to the point

Dasthan dan Qilla saling menatap, keduannya segera menunduk dan enggan menjawab pertanyaan tersebut.

"Jangan bikin Ayah ngomong Dua kali!"

"Semenjak Kami pindah yah, Dasthan kok yang mintah Yah. Jadi jangan marahin Qilla Dasthan yang salah"Ujar Dasthan menatap Ayah mertuanya dan tetap mengenggam tangan Qilla.

Qilla yang mendenfgar ucapan Dasthan menatap Dasthan seketika, Padahal Qilla yang meminta untuk pisah kamar, mengapa ia malah menyalahkan dirinya. 

"Tan, Umma tahu kamu berbohong. Umma yakin itu pasti akal-akalan Qilla kan?" Tanya Umma menatap Qilla yang masih menunduk.

"Dasthan kamu tahu kan Hukum pisah ranjang? Apalagi melebihi 3 hari?" Tanya Daddy.  

Dasthan hanya bisa mengangguk tanpa melihat ke arah sang Daddy.

"Terus? Kenapa kamu sama Qilla pisah kamar begini? Kamu tahu Hukumnya kenapa malah di langgar?"Tanya Daddy semakin Emosi.

"Dasthan tahu bahwa  pisah kamar itu nggak boleh, Tapi Dasthan juga nggak bisa maksa kalau Qilla nggak bisa sekamar sama Dasthan. ini bukan salah Qilla sepenuhnya, memang Qilla yang minta untuk nggak sekamar, tapi itu untuk kebaikan bersama. Cukup Dasthan merampas masa remaja Qilla karena perjodohan ini."

Qilla terkejut dengan penuturan Dasthan, Qilla sekali lagi dibuat terpana oleh jawaban Dasthan yang sangat memperhatikan dirinya. Sedangkan Qilla hanya merengek seperti anak kecil, kadang tidak memikirkan posisi dirinya sebagai seorang Istri.

"Qilla juga b-bilang, Kalau tidur ser-anjang dia bisa hamil. pftp-"

"Hah?! Maksudnya?" Ujar Daddy bingung.

Umma dan Mommy tak kuasa menahan tawa," Tanya aja Anakmu Mas" Ujar Khodijah kepada sang Suami.

Ayah Adiguna menengok kearah Qilla dan ternyata wajah Qilla udah semerah tomat. Hal tersebut semakin membuat Mommy, Umma semakin tertawa melihat kepolosan anak dan selaku menantunya itu.

"Sekarang Kalian nggak boleh pisah-pisah kamar lagi, Daddy nggak terima alasan apapun"Ucap Daddy tidak ingin dibantah.

"Tapi Dad--"Ucap Dasthan.

"Iya Daddy, Qilla M-au sekamar sama Dasthan." Ujar Qilla menyetujui.

°•. ✿ .•°❀♡ .•° ✿ °•

Setelah kedua orangtua mereka pulang, Dasthan dan Qilla segera memindahkan semua barang Qilla ke kamar Dasthan. Dasthan terus memperhatikan Qilla, Ia merasa canggung dan merasa Qilla dengan terpaksa untuk pindah ke kamar yang akan mereka gunakan bersama.

"Qil, Nggak usah dipaksa yah, Kalau kamu masih belum siap untuk sekamar udah nggak papa. Lagian Daddy juga nggak ada sekarang" 

"Nggak kok, Gue udah siap lagian selama ini gue yang terlalu kekanak-kanakan. Maaf Gue selalu egois,Cuek dan belum bisa jadi Istri yang baik. Udah sepatutnya kita sekamar berdua kayak yang  Daddy bilang" Ujar Qilla Tersenyum.

Dasthan terpaku dengan jawaban Qilla lalu tersenyum, Mereka segera menyelesaikan pekerjaan memindahkan semua barang dan keperluan Qilla.   

"Akhirnya selesai juga" Ucap Qilla dan membaringkan tubuhnya di kasur.

Dasthan yang melihat hal itu tersenyum dan ikut berbaring di samping Qilla dengan posisi tengkurap. Dasthan menatap lekat wajah  Qilla dari samping hingga tanpa sadar dirinya tersenyum. 

"Alhamdulillah udah selesai, Istirahat bentar sambil nunggu waktu Dzuhur" Ucap Dasthan dan tiba tiba merangkul pinggang Qilla.

"Heh! Lo apa apasih! lepas nggak!"

"Syuut! Tidur Qilla"Ucap Dasthan dengan suara Serak.   

Tubuh Qilla tiba-tiba terasa kaku karena perlakuan Dasthan, lengan Dasthan yang memeluk pinggangnya secara tiba-tiba membuat Qilla merasa aneh karena baru kali ini Qilla diperlakukan seperti ini.

"Dasthan, lepasih ih!" Ucap Qilla memukul-mukul pelan tangan Dasthan.

Bukannya dilepaskan Dasthan menarik pelan tubuh Qilla hingga menempel ke tubuhnya, Hal tersebut semakin membuat Qilla tidak nyaman dan bergerak gelisah di kekangan Dasthan.

"Tidur atau aku Tidurin" Bisik Dasthan tepat di Telinga Qilla.

Mendengar perkataan Dasthan membuat Qilla terdim seketika, Qilla menelan ludahnya pelan dan memejamkan matanya. 

°•. ✿ .•°❀♡ .•° ✿ °•. 

AKHIRNYA UPDATE. YEAH!!

TAU CERITA JPU DARI MANA?

SPAM EMOT DUNGSSSS

SEE YOU THE NEXT CHAPTER

Sumbawa, 28 November 2023

JODOH PILIHAN UMMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang