19. Why Not Me?

761 155 60
                                    

Lagi-lagi, Jungkook harus menelan kekecewaannya ketika ia keluar dari kantor polisi dan menyaksikan Jiseo yang lebih mengkhawatirkan Taehyung dibandingkan dirinya. Tak hanya sakit, ia bahkan merasa tak bisa melakukan apa-apa saat Jiseo meminta maaf dan menawarkan untuk mengobati luka yang Taehyung derita. Jungkook bahkan merasa jika kehadirannya tak pernah Jiseo anggap ada. Anak itu terpaku, hanya mampu menatap dengan manik yang memanas setiap detiknya. Salahnya memang, ia tak bisa jujur sebab Jungkook yakin kalau Jiseo juga tidak akan percaya dengan perkataannya.

"Aku tidak apa-apa, Jiseo-ya," Taehyung menangkap seluruh kekhawatiran di wajah Jiseo. Memegang pergelangan tangan yang kini menyentuh lembut pipinya. "Seharusnya aku yang minta maaf," Taehyung menoleh sejenak, menangkap Jungkook yang ia tau tidak suka dengan situasi seperti ini. "Aku tidak tau kalau dia pacarmu," katanya disertai senyum lembut yang Taehyung tau Jiseo suka.

"Tidak, Jungkook bukan pacarku!" sangkal Jiseo.

"Jiseo-ya …," Taehyung memanggil lirih, mengelus rambut Jiseo dengan senyum tipis di wajahnya. "Kau tidak boleh bilang seperti itu, setidaknya kau hargai perasaannya," kata Taehyung.

"Tapi, Tae …,"

"Noona …,"

Suara lemah Jungkook mencuri atensi Jiseo dan Taehyung. Sejenak, Taehyung hanya menapat namun berbeda dengan apa yang Jungkook tangkap. Taehyung seolah mengatakan kalau ia menang hari ini. Tangan Jungkook mengepal, ingin rasanya ia memukul Taehyung kalau saja Jiseo tidak ada di sini.

"Aku pulang, ya …," Taehyung tiba-tiba pamit.

"Tapi lukamu, bagaimana?"

"Ah, hanya luka kecil," kata Taehyung. "Kau tidak ingat waktu aku berkelahi dengan Youngjee waktu itu?" Taehyung menjeda. "Luka ini juga sama, akan sembuh dalam beberapa hari," jelasnya.

"Tae …,"

"Jaga dirimu baik-baik, Jiseo-ya." ucap pemuda pemilik senyum lebar itu sebelum meninggalkan Jiseo dengan Jungkook di depan kantor polisi. Tanpa Jiseo sadari, Taehyung bahkan tertawa kecil seakan rencananya akan berhasil setelah membuat Jiseo percaya padanya.

Sementara itu, Jungkook yang masih tidak bergerak sama sekali dari tempatnya dihampiri oleh Jiseo. Wanita yang selalu Jungkook suka, menatapnya marah. Tangan kurus Jiseo bahkan hampir menampar Jungkook karena emosi.

"Aku tidak akan menanyakan apapun alasanmu," tubuh Jiseo gemetar. "Aku pikir, aku bisa membantumu, Jungkook," katanya.

"Noona, aku bisa mengatakan …,"

"Besok aku akan mengajukan surat pengunduran diri," Jiseo berkata lirih. "Aku muak, aku tidak tahan dengan semua perlakuanmu, Jungkook!" geramnya.

"Noona, maksudmu … apa?" tanya Jungkook setengah terbata.

"Aku behenti!"

"Tidak, kau tidak boleh berhenti!" Jungkook mencengkeram kedua pundak Jiseo meskipun akhirnya segera ditepis. "Noona, jangan … ," pinta Jungkook.

"Bukankah kau selalu mengancam ingin memecat pegawai ayahmu jika mereka tidak mengikuti kemauanmu?!" intonasi bicara Jiseo meninggi. "Kau tidak perlu repot-repot memecatku, aku akan berhenti bekerja dan …," Jiseo menarik napasnya. "Kau tidak perlu melihatku lagi," tutupnya.

"Tidak, aku bilang kau tidak boleh berhenti! itu perintah!" Jungkook membalas.

"Ah, bagaimana kalau aku tidak peduli, huh?" tanya Jiseo. "Aku bukan mainanmu, Jungkook!" kata Jiseo. "Setelah apa yang kau lakukan pada Taehyung malam ini, aku jadi berpikir kalau kau hanyalah anak manja yang berlindung di balik kekuasaan ayahmu! kau pikir dengan memukul Taehyung seperti itu, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan?!"

PRINCE JUNGOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang