Jiseo menggeliat, ia terjatuh dari sofa setelah tak sadar bahwa ia tidur. Seingatnya, Jungkook tadi memeluknya sampai ketiduran. Jiseo merebahkan tubuh Jungkook diatas kasur. Karena tidak ada kegiatan apa-apa, ia memilih bermain game di ponsel pintarnya sembari duduk santai di sofa. Lama-lama, rasa kantuk juga menyerangnya dan ia juga memutuskan untuk tidur sebentar.
"Auf!"
Jiseo meniup rambutnya yang berantakan. Ia menoleh kesana kemari. Jungkook sudah tidak ada. Bocah itu pasti sudah terbangun dan pergi. Ia mengusap pinggangnya yang sakit sebelum memutuskan untuk berdiri dan meregangkan ototnya yang kaku.
"Sebaiknya aku mencuci muka." Ia beranjak ke kamar mandi dengan matanya yang masih terpejam. Sepertinya, hari sudah mulai beranjak malam. Oh, Jiseo … berapa lama kau tertidur di dalam kamar Jungkook dan tak ingat waktumu?
Jiseo nampak mengusap matanya ketika sampai di kamar mandi. Namun—
"Uh?"
Ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres di wajahnya.
"A—Jeon Jungkook!"
Teriakan itu menggema sampai meja makan. Jungkook yang tengah asik menikmati daging steak panggangnya hanya tersenyum menang lalu memasukan daging yang telah ia potong ke dalam mulutnya.
"Argh!"
Jiseo mengusapnya membilasnya dengan air tapi tetap saja tidak hilang. Iya, wajahnya terlihat berantakan. Banyak coretan spidol tak beraturan dan beberapa tulisan mengejek disana. Jiseo rasa spidol yang digunakan adalah jenis spidol permanen karena sampai sekarang, Jiseo belum berhasil menghapusnya. Ia lantas berlari kembali ke kamar Jungkook, membuka tasnya bermaksud mencari tisu basah. Tapi sekali lagi, bukan tisu basah yang ia temukan melainkan ikan mas sekarat yang kini menggelepar meronta di tangannya.
"Argh! micheoso!"
Jiseo nampak kebingungan, ia latas membuang ikan tersebut dan kembali ke kamar mandi. Gadis itu frustasi, ia benar-benar bisa gila jika terus bersama Jungkook. Atau lebih tepatnya, ia akan menjadi gila bila ia menjadi asisten anak nakal itu. Putus asa, Jiseo lantas mencari sesuatu untuk menutupi wajahnya. Ia menemukan sebuah kardus kecil. Sepertinya, itu bekas kotak susu pisang milik Jungkook. Tak pikir panjang, Jiseo melubangi kardus itu lalu keluar kamar. Tapi saat di ujung tangga, Jungkook sudah berdiri mematung sambil mendekap kedua tangannya.
"Kau mau kemana?" tanya Jungkook.
"Pulang!" ketus Jiseo.
"Siapa yang meminta noona pulang?" Jungkook bertanya lagi.
"Cih! ini tidak lucu dasar nakal!" jawab Jiseo kesal.
Jiseo berjalan melewati Jungkook begitu saja. Ia nampak memegang kardus di kepalanya.
"Noona, kau nampak cantik dengan kardus itu." sarkas si kelinci.
Argh! jahat sekali dia. Jiseo berdecak sebal lalu pergi begitu saja walaupun beberapa kali tubuhnya menabrak meja. Tapi, bukan Jungkook yang tinggal diam membiarkan Jiseo keluar dari rumah tanpa seizinnya.
"Bibi Sihan!" Jungkook berteriak. Ia memanggil kepala asisten rumah tangganya.
"Tuan muda …," Sihan nampak membungkuk disamping majikannya.
"Ambilkan cardiganku, yang biru …," pinta Jungkook.
"Iya."
Sihan segera pergi ke atas, ke kamar Jungkook dan mengambilkan apa yang Jungkook minta. Setelah mendapatkannya, pemuda itu lantas keluar rumah. Ia berlari mengejar Jiseo yang kebetulan belum terlalu jauh dari area rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE JUNGOO
Fanfic[ON GOING] 181030 "Pokoknya, Jungkook itu Bosnya!"- Kim Jiseo Jeon Jungkook, anak satu-satunya dari pengusaha besar Jeon Yoongi. Setelah beberapa kejadian yang ia lewati, anak itu sekarang menjadi dingin, angkuh bahkan ia sangat suka berbuat seenakn...