Jiseo terbangun karena alarm ponselnya berbunyi. Walaupun matanya masih terpejam, tangannya mencoba meraba sisi kiri tubuhnya yang terbaring di atas matras. Ah, tubuhnya sakit sekali. Ia terpaksa harus tidur di sana setelah si anak nakal itu mencuri kasurnya.
"Ah! dimana ponselku?"
Jiseo menggerutu disertai kantuk yang masih menguasainya. Ia terus meraba, hingga tubuhnya bergerak miring dan mendapati sesuatu yang aneh. Ia berpikir sejenak, mencerna benda besar apa yang kini ada di sisi kanannya. Menggeliat nyaman sambil terus mengusak di lehernya.
"Ung?"
Jiseo masih penasaran, perlahan ia membuka matanya dan mendapati Jungkook tengah tidur di dekatnya.
Tunggu, bukan hanya di dekatnya tapi disampingnya. Oh tidak tidak, lebih tepat lagi kalau Jeon Jungkook si kelinci berandal tidur dalam pelukannya. Seenaknya mengusakkan leher, meminta bagian selimut dan juga – merangkul tubuh kecil Jiseo seolah Jiseo adalah sebuah guling yang nyaman untuk dipeluk. Butuh beberapa detik dan 5 kali kedipan mata sebelum Jiseo akhirnya menendang perut Jungkook hingga terguling keluar matras.
"Ya! apa yang kau lakukan?" Jiseo bertanya, berteriak kaget lalu terduduk kemudian beringsut mundur hingga badannya terpojok tembok.
Jungkook yang masih kaget sembari mengerang kesakitan. Ia seperti baru saja terkena tendangan induk kanguru yang marah karena seorang mengganggu anaknya. Jungkook mengusap-usap matanya, bibirnya mengerucut sebal lalu memicing menatap Jiseo tidak suka.
"Kenapa kau menendangku?!" tanya Jungkook sambil mengerang.
"Kenapa kau bisa tidur di sampingku?!" Jiseo balas bertanya dengan nada panik.
"Kau yang memintaku tidur denganmu, tidak ingat?!" jawab Jungkook.
"Apa?! aku tidak mengatakan itu!" sangkal Jiseo.
"Kau tidak sadar?! kau mengatakannya!" Jungkook tidak mau kalah.
Jiseo mencoba mengingat-ingat kembali apa saja kejadian yang terjadi tadi malam. Ia hanya ingat kalau Jungkook mimpi buruk dan mengigau. Setelah itu ...
"Astaga!"
"Kau ingat?" Jungkook bertanya.
Iya, setelah itu Jiseo memeluk Jungkook sampai anak itu tidur kemudian ia pindah ke matras setelah ia menyelimuti Jungkook.
"Tapi aku tidak bilang kau boleh tidur denganku!" pekik Jiseo. Masih tidak terima dengan apa yang Jungkook tuduhkan padanya.
"Lalu apa artinya pelukan semalam?" tanya Jungkook, "kau mempermainkanku?" lanjutnya.
"Aku hanya–"
"Kau boleh memelukku kapan saja kau mau, tapi jangan mempermainkanku," potong Jungkook. Ia lantas berdiri kemudian pergi ke kamar mandi.
"Aku gila, ya?" Jiseo memukul kepalanya, bingung dengan apa yang terjadi padanya semalam, sampai teriakan Jungkook membuatnya melotot dan menoleh ke kamar mandi.
"Noona, kau tidak punya sikat gigi?" tanya Jungkook yang keluar dari kamar mandi dengan menggenggam tempat sikat gigi beserta isinya.
"Mana ada, aku tidak punya sikat gigi baru," jawab Jiseo.
"Ya sudah aku pakai sikat gigimu," kata Jungkook.
"Ya!" Jiseo bangkit, merebut tempat sikat gigi dari tangan Jungkook. Jarak mereka benar-benar dekat apalagi sekarang Jiseo mendongak, tangannya mencengkeram pakaian Jungkook dan Jungkook yang sedikit menunduk menatapnya, "jangan sekali-kali kau menyentuh barang-barangku!" desis Jiseo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE JUNGOO
Fanfic[ON GOING] 181030 "Pokoknya, Jungkook itu Bosnya!"- Kim Jiseo Jeon Jungkook, anak satu-satunya dari pengusaha besar Jeon Yoongi. Setelah beberapa kejadian yang ia lewati, anak itu sekarang menjadi dingin, angkuh bahkan ia sangat suka berbuat seenakn...