Jiseo tidak tau, mengapa Jungkook terus menempelinya seperti benalu hari ini. Anak itu bahkan rela mengambil kursi, duduk bersempit-sempitan di meja kerja Jiseo bahkan sesekali memarahi karyawan lain yang ingin membawa Jiseo pergi.
Seperti ...
"Jiseo-ya, ayo ke —"
"Mau kemana?" Jungkook menimpali. Ia rela meletakkan pesawar kertasnya dan melirik tajam penuh ancaman pada karyawan berkemeja putih di samping Jiseo , bahkan sebelum Jiseo mendongak menatap teman sedivisinya. "Meeting, ya?" Jungkook bertanya.
"Tuan mu—"
"Tidak boleh!" potong Jungkook cepat. "Kalau mau meeting di sini saja, kenapa harus pergi segala?!" sarkas si kelinci.
"Jungkook—,"
"Noona mau membantah juga?" Ia lantas bergelayut di lengan Jiseo, menyingkirkan semua pensil dan stempel yang ada di tangan asisten cantiknya, "Tidak boleh …," ujarnya datar lalu bibirnya mengerucut kesal. Tentu saja. Meskipun menggemaskan, tetap saja anak ini menyebalkan.
"Aku hanya sebentar!" kata Jiseo. Ia sungguh tidak enak hati dengan temannya yang lain.
"Sebentar itu waktu, kau tau!" balas Jungkook.
"Jungkook-ah, kau—"
"Kalau aku bosan bagaimana? kau mau tanggung jawab? waktuku terlalu berharga hanya untuk merasakan bosan!"
Anak nakal ini benar-benar tidak kehabisan akal mencegah Jiseo untuk pergi. Jiseo melirik temannya. Biarpun temannya mengisyaratkan kalau mereka bisa meeting tanpa Jiseo, tetap saja ia tidak enak. Jiseo yang punya konsep, ia juga yang harus menjelaskan pada temannya yang lain.
"Noona kenapa lihat sana terus?" tanya Jungkook. Ia tidak suka diacuhkan. "Benar-benar mau meeting, ya?" ia menatap Jiseo dengan mata bulat besarnya.
"Kook-ah, aku mohon—"
Jungkook tiba-tiba melepaskan rangkulannya. Bocah ini sebenarnya tidak mau, tapi—
"Ya sudah, tapi belikan aku es krim setelah ini," kata Jungkook. Ia lagi-lagi mengambil stabilo lalu menggambar sesuatu di atas kertas kosong.
Jiseo mendengus, ia mengangguk dan menyetujui untuk belikan Jungkook es krim setelah meeting. Namun saat Jiseo akan meninggalkan meja kerjanya, Jungkook buru-buru menahan lengan Jiseo.
"Noona?"
Jungkook mendongak, menatap mata Jiseo seakan ia tidak rela Jiseo meninggalkannya. Padahal ruang meeting hanya berseberangan meja dengan tempat di mana Jungkook berada saat ini.
"Apalagi? aku sudah terlambat!" kesal Jiseo.
"Benar-benar mau meeting, ya?" Jungkook mengulang pertanyaannya.
Jiseo gemas dengan Jungkook. Ingin rasanya gadis itu mengikat anak laki-laki yang tengah menatapnya sambil mencengkeram erat kemejanya kemudian Jiseo jadikan gantungan kunci.
"Noona mau pergi?" tanya Jungkook lagi.
Argh! bisakah Jiseo memesan peti mati sekarang? bukan! dia bukan gemas karena tingkah Jungkook yang berubah kekanakan tapi ia tidak tahan dengan semua pertanyaan sederhana yang sudah Jungkook tau jawabannya.
"Cium—mana?"
"Apa? Ci—cium?!"
"Hm? kita kan pacaran!" kata Jungkook.
"Siapa bilang?!"
"Jadi noona tidak mau pacaran denganku?" Jungkook melebarkan netranya.
"Jangan harap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE JUNGOO
Fanfic[ON GOING] 181030 "Pokoknya, Jungkook itu Bosnya!"- Kim Jiseo Jeon Jungkook, anak satu-satunya dari pengusaha besar Jeon Yoongi. Setelah beberapa kejadian yang ia lewati, anak itu sekarang menjadi dingin, angkuh bahkan ia sangat suka berbuat seenakn...