2. A Little Boss!

4.3K 666 221
                                    

Siapa yang tidak mengenal Jeon Jungkook, si sempurna jenius yang memiliki IQ setara dengan Albert Einstein. Si tampan yang kini berjalan angkuh melewati lorong koridor setelah turun dari mobilnya. Dikedua telinganya nampak earphone bertengger manis dengan kabel yang menjuntai terhubung pada smartphone yang orang lain tau mahal. Bahkan, ia terlihat semakin menawan dengan mulut yang nampak menahan batang lolipop kesukaannya. Jungkook, si anak pengusaha itu cukup mandiri di kampus. Ia sering terlihat sendiri dan memilih menghabiskan waktu di kantin dan tidak boleh ada seorangpun duduk di bangku yang sama dengannya apalagi seorang perempuan. Namun, berbeda dengan hari ini. Apakah Jungkook sakit? Ia terlihat berjalan dengan seorang perempuan berambut pendek dibelakangnya. Perempuan itu nampak membawakan barang-barang Jungkook seperti ransel, notebook dan juga kotak berisi kodok untuk penelitian.

"Letakkan disitu," pinta Jungkook sesampainya ia dikelas.

"Ah, iya …,"

"A! tidak tidak bukan disitu … kotak kodoknya akan menghalangiku," kata Jungkook, "Disana," ia menunjuk bagian belakang kelasnya.

Jiseo, ya. Sekretaris Yoongi yang kini bekerja untuk memenuhi kebutuhan Jungkook pun bergegas ke belakang tapi sekali lagi—

"Jangan!"

"Eh?"

"Nanti kodok itu tertukar dengan yang jelek. Kau tau, kodok itu tidak mudah ditemukan? jadi letakkan disini." katanya.

Astaga! sungguh menyebalkan padahal hanya kodok biasa. Jungkook meminta Jiseo meletakkan kodoknya ditempat awal Jungkook meminta meletakkannya. Jiseo ingin marah, apalagi melihat sikap Jungkook yang biasa saja tanpa meminta maaf padanya. Padahal, hari ini Jiseo tidak sempat menyantap sarapannya karena Jungkook memintanya datang buru-buru dan kenyataan yang terjadi saat Jiseo sampai rumah Jungkook, anak itu bahkan masih tidur dan mengatakan bahwa kuliahnya dimulai jam 11 siang. Rasanya, Jiseo ingin memakan saja anak ini sampai habis.

"Kau boleh keluar, tapi tidak boleh pulang," kata Jungkook.

Argh! demi apa?! Jiseo bisa mati karena darah tinggi mengurus anak menyebalkan seperti Jungkook. Ia menghela nafasnya hingga Jungkook melirik.

"Kau tidak suka? mengapa mendengus seperti itu?" tanya Jungkook.

"O—oh, maaf Jungkook-ah … aku—"

"Keluar sana, kau baru saja merusak moodku," usir Jungkook.

Jiseo membungkuk hormat lalu keluar setelah meletakkan ransel dan notebook Jungkook.

"Kook-ah? siapa? kekasihmu?" tanya Minjae, teman sekelas Jungkook.

"Bukan urusanmu," ketus Jungkook.

Minjae mengerucutkan bibirnya walaupun hanya sebentar, ia lantas menyeret kursi kemudian duduk didekat Jungkook.

"Kau sudah mengerjakan tugas fisika farmasi? ak—"

"Kau bodoh ya? tugas itu sudah diberitau Baek seongsaengnim dan tinggal mengulang saja," potong Jungkook.

"Aku tidak mengerti—"

"Kau tidak mengerti atau tidur?" Jungkook menatap tidak suka oada Minjae, "Sana, kerjakan sendiri. Lagipula mengapa kau duduk disini, tempatmu disana!" kata Jungkook dingin.

"Tapi Kook—"

Jungkook lantas hendak menenteng ranselnya dan berdiri, ia kesal. Ia tidak ingin ada Minjae didekatnya sampai akhirnya Minjae mengalah dan pergi.

"Apa-apaan dia?" gerutu Jungkook yang kembali duduk.

Sementara itu, Jiseo berjalan keluar halaman kampus Jungkook. Ia berniat membeli makanan untuk sarapan sekaligus makan siangnya. Setelah memilih menu di restoran cepat saji, ponselnya terdengar berbunyi.

PRINCE JUNGOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang