3. Monster Rabbit!

3.6K 583 226
                                    

Jungkook terlihat mengetukkan sepatunya diatas lantai setelah beberapa kali mondar mandi di ruang tamu rumahnya. Anak itu nampak kesal, menggerutu tidak jelas bahkan sempat membuka pintu rumahnya beberapa kali.

"Bo!"

Jungkook hanya menampakkan kepalanya ketika ia membuka pintu depan. Bibirnya mengerucut ketika ia tak menemukan apa yang ia cari.

"Mengapa lama sekali." ia tambah kesal, berkacak pinggang lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, "dia mau dipecat, ya?" katanya.

Oh Jungkook, walaupun kau adalah anak dari pemimpin perusahaan, kau tidak bisa sembarangan memecat pegawai ayahmu. Tapi, tidak … Jungkook punya kendali penuh soal ini.

"Tuan Kang!" Jungkook berteriak beberapa kali, memanggil asistennya yang datang 2 menit kemudian, "kau terlamat 30 detik, mau squat jump seratus kali?" ancamnya.

"Maafkan saya, Tuan muda,"

Jungkook mendengus kasar. Ia bertanya mengapa Asisten Kang tidak pergi menjemput Jiseo ke kantor.

"Tuan besar sedang ada rapat dengan kolega bisnisnya, jadi—"

"Tidak mau! antarkan aku ke kantor ayah sekarang," potong Jungkook.

"Tapi, Tuan muda—"

"Pokoknya antarkan, aku mau menjemputnya!"

Perintah mutlak itu segera dituruti oleh Asisten Kang. Pria paruh baya tersebut segera pergi menyiapkan mobil untuk Tuan Mudanya. Sementara itu, Jungkook berlari masuk dan segera menuju dapur. Mengambil beberapa botol susu pisang kesukaannya sebelum pergi.

"Bibi, susu pisangnya habis," adu Jungkook pada Sihan, kepala pelayan di rumah besar itu. Ia nampak sangat manja pada perempuan tua yang mengenakan seragam berwarna biru di hadapannya.

"Kami akan membelikannya lagi, Tuan," kata Sihan.

"Nanti malam aku mau pancake untuk belajar," kata Jungkook.

"Baik Tuan, akan aku siapkan."

Jungkook mengangguk lalu pergi ketika mobil telah siap. Di perjalanan, ia nampak terus mencoba menghubungi sang ayah atau sekretarisnya tanpa henti sembari menggigit ujung sedotan susu pisangnya karena sebal. Sampai di kantor sang ayah, Jungkook bergegas menuju ruang rapat.

"Ayah!"

Semua peserta rapat termasuk kolega Yoongi menoleh ke arah pintu yang menampakkan Jungkook dengan wajah kesalnya. Ia lantas berjalan ke arah Jiseo yang sedang menjadi moderator, mengambil kertasnya kemudian menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi.

"Jungkook!"

Yoongi yang nampak bingung menyusul putranya setelah membungkuk meminta maaf pada semua rekan bisnisnya yang berbisik dan meminta rapatnya ditunda 10 menit.

"Kau tidak mengangkat teleponku? kau mau aku meminta ayah memecatmu?"

"Maaf, Jungkook-ah—"

"Tidak, kau ini milikku … jangan seenaknya pergi seperti itu," potong Jungkook.

"Jungkook!"

Yoongi mencoba melepaskan tangan Sekretarisnya dari cengkeraman tangan putranya. Ia nampak marah, baginya Jungkook sudah mulai keterlaluan.

"Ayah tidak pernah mengajarimu menjadi seperti ini!" kata Yoongi. Nadanya sedikit tinggi karena kesal.

"Tapi ayah …," Jungkook merengek.

"Kau bisa menunggu sampai rapat selesai!"

"Aku mau sekarang!" tuntut Jungkook.

"Jungkook!"

PRINCE JUNGOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang