Setelah pertengkaran sengit antara Jungkook dan Jiseo pagi tadi, akhirnya dengan berat hati Jungkook mengalah. Dia membiarkan Jiseo pergi bekerja biarpun ia bersungut-sungut sambil melipat kedua tangannya diiringi sebuah kerucut di bibirnya. Bisa dibayangkan bagaimana gembiranya Jiseo ketika Jungkook bilang 'iya' dengan ketidak iklasannya. Gadis itu serasa baru saja menyatakan cinta pada pria yang ia suka kemudian diterima. Jiseo tidak menyiakan kesempatan itu. Ia mengambi ponselnya lalu membuka aplikasi video kemudian mengarahkannya pada Jungkook.
"Ayo, ulangi!" pinta Jiseo.
"Aish! ulangi apa?" Jungkook kesal, menutupi wajahnya dari sorotan kamera. "Tidak ada pengulangan!" Jungkook menimpali. Anak itu terlihat rishi saat Jiseo mulai merekamnya.
"Kau hanya tinggal mengulangi kalimatmu kalau aku boleh bekerja!" ujar Jiseo.
"Aku bilang boleh ya boleh! sudah sana pergi!" gerutunya.
"Tidak, kalimat yang pertama terlihat lebih bagus," protes si gadis. "Yang barusan terdengar ambigu!" lanjutnya.
Jungkook mendesah sebal, ia lantas merangkak mendekati Jiseo kemudian mencium bibirnya sekilas. "Kau boleh bekerja, noona!" katanya. Matanya benar-benar hanya terfokus pada Jiseo yang baru saja menjatuhkan ponselnya ke lantai. "Kalau kau mau mengingatkanku, tinggal cium saja aku!"
"Jeon Jungkook!" Jiseo berteriak. Ia mendorong kedua pundak Jungkook hingga anak itu terjungkal ke lantai. "Kau ... dasar anak nakal!" lalu Jiseo mengusap kasar bibirnya kemudian menatap Jungkook tidak percaya.
"Ah ... kau kasar sekali!" Jungkook berkata, mengusap punggungnya yang sebenarnya tidak sakit kemudian membalas kesal tatapan Jiseo. "Kenapa? bukankah sebelumnya aku juga sering menciummu?!"
"Ti– "
"Kenapa? kau tidak mau?" potong Jungkook. "Oh ... atau kau hanya mau dicium oleh lelaki itu?" Jungkook berkedip tidak suka, "Siapa namanya?" ia menjaeda, "Taehyung ...!" katanya.
"Jungkook– "
"Apa? benar, 'kan?"
Jungkook terus memotong ucapan Jiseo dan tidak memberi kesempatan gadis itu bicara. Akhirnya mereka bertengkar untuk kesekian kalinya hingga Jiseo memilih pergi, bergegas mandi lalu berganti pakaian kemudian pergi ke kantor. Jungkook? anak itu masih mengerucutkan bibirnya, ia tidak mau keluar dari flat Jiseo walaupun Jiseo telah mengusirnya. Seolah tidak peduli, Jiseo menggerutu kasar lalu meninggalkan Jungkook begitu saja.
"Kenapa? memangnya tidak boleh aku cemburu dengan Taehyung?" cicit Jungkook saat Jiseo sudah pergi.
Jiseo mengerjakan tugas kantornya seperti biasa. Mondar-mandir menyerahkan file atau mengerjakan laporan lain. Ia juga terlihat sibuk membahas masalah konsep produk yang akan mereka keluarkan bersama bagian marketing dan management juga design. Semuanya terlihat normal-normal saja, namun ada kalanya Jiseo merasa seperti ada yang kurang ketika ia telah selesai mengerjakan pekerjaannya. Matanya terus menatap pintu ruang kerjanya. Dia juga sesekali terlihat memeriksa ponselnya seperti menunggu sesuatu.
Mungkinkah Jungkook?
Biasanya anak itu selalu saja menelponnya, meminta sesuatu dengan memaksa dan seenaknya. Tapi sekarang entah mengapa rasanya sepi sekali kalau Jungkook tidak mengganggunya dan membuat kepalanya sakit.
"Aish! bukannya bagus bocah itu tidak ada?!" Jiseo menyandarkan punggunnya pada kursi. Ia melipat kedua tangannya lalu menggembungkan pipinya.
Namun tetap saja walaupun ia mencoba untuk membantah kalau sedang memikirkan Jungkook, rasanya seperti ada yang mengganjal hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE JUNGOO
Fanfiction[ON GOING] 181030 "Pokoknya, Jungkook itu Bosnya!"- Kim Jiseo Jeon Jungkook, anak satu-satunya dari pengusaha besar Jeon Yoongi. Setelah beberapa kejadian yang ia lewati, anak itu sekarang menjadi dingin, angkuh bahkan ia sangat suka berbuat seenakn...