[II] Evil Emperor's Wild Consort

Chapter 393: Kepala Keluarga Dongfang, Kakek? (5)

"Paman, aku lelah."

Gu Ruoyun menguap seolah dia tidak ingin mendengar apa pun yang Dongfang Shaoze coba katakan.

Dongfang Shaoze mencoba untuk melanjutkan tetapi setelah melihat pucat lelah Gu Ruoyun, dia menghela nafas, "Yun'er, suatu hari nanti kamu akan mengerti dia. Namun, terlepas dari apa hubunganmu dengan Keluarga Dongfang, kamu akan selalu menjadi keponakanku."

Gu Ruoyun hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Wajahnya yang segar dan cantik sekarang memancarkan cahaya lembut.

...

Cahaya bulan menyinari semak-semak lembut pohon willow.

Gadis muda itu mengenakan jubah hijau yang berkibar lembut di angin malam. Dia berdiri di depan jendela, pikirannya tidak jelas. Kehadiran yang akrab muncul dari belakangnya dan hatinya tidak bisa membantu tetapi merasa lebih tenang.

"Xiao Ye, apakah Anda memiliki kerabat?"

Qianbei Ye mengerutkan alisnya dan menggelengkan kepalanya. Kemudian dia ingat bahwa Gu Ruoyun mungkin tidak dapat melihat tindakannya dan berkata, "Entahlah, mungkin... Tidak."

"Xiao Ye, apakah Anda tahu bahwa saya adalah orang dengan kehidupan masa lalu?" Gu Ruoyun mengangkat kepalanya dan menatap cahaya bulan, seolah-olah dia melihat pembantaian di gunung yang tertutup salju itu lagi, "Dalam kehidupan masa lalu saya, saya memiliki kakek yang baik, ibu yang luar biasa, dan adik laki-laki yang manis. Tapi ayah saya adalah bajingan paling rendah! Dia tidak hanya mengejar ibu saya demi mendapatkan posisi Tuan Muda Keluarga Xia. Tetapi pada malam dia menerima ibu saya, dia mengizinkan kekasih masa kecilnya memasuki rumah! Jika bukan karena favoritisme kakek saya terhadap ibu saya, saya khawatir... Ibu saya tidak akan bisa terus tinggal di rumah Keluarga Xia."

Qianbei Ye tidak menjawab, dia menatap Gu Ruoyun dengan tenang. Dia tahu bahwa ini adalah rahasia yang tersembunyi di lubuk hatinya yang terdalam.

Namun sekarang dia bersedia untuk memberitahunya rahasia ini, seberapa besar kepercayaan ini?

"Namun, semuanya berubah ketika kakek saya meninggal. Keluarga Xia memiliki pusaka berharga, Kuali Phoenix, dan hanya reinkarnasi dari Phoenix Ungu yang dapat memperoleh Kuali Phoenix. Sebelum dia meninggal, kakek memberikan Kuali Phoenix kepada saya. Oleh karena itu, bajingan tanpa kemanusiaan itu menghancurkan seluruh keluarga kakek dari pihak ibu dan menculik ibu saya untuk menggunakannya sebagai ancaman sehingga saya akan memberinya Kuali Phoenix! Untuk mencegah Kuali Phoenix jatuh ke tangan mereka, ibu saya memilih untuk mengambil nyawanya sendiri!"

Sekarang, memikirkan kenangan kehidupan masa lalunya, Gu Ruoyun masih merasakan hatinya sakit seolah-olah dicabik-cabik!

Dia tidak pernah bisa melupakan bagaimana seluruh keluarga kakek dari pihak ibu telah dimusnahkan dan adegan pemakaman itu. Dia juga tidak bisa melupakan ketika dia menyaksikan ibu tercintanya disiksa oleh bajingan itu dan akhirnya memilih untuk mengambil nyawanya sendiri.

Gu Ruoyun dengan lembut menutup matanya, lalu perlahan membukanya lagi, "Setelah ibu saya meninggal, saya memilih untuk menanggung penghinaan untuk menyelamatkan kulit saya dan meninggalkan kampung halaman saya. Saya mempercayakan satu-satunya saudara laki-laki saya, yang merupakan satu-satunya orang yang saya tinggalkan saat itu, kepada kekasih masa kecil saya."

Setelah mendengar kalimat terakhir itu, Qianbei Ye merasakan ketidaknyamanan di hatinya. Wajahnya yang sangat cantik terlihat sangat jelek, dan seluruh tubuhnya diselimuti aura yang menakutkan. Jika orang itu ada di sini, Tuhan melarang dia mati tanpa mayat utuh!

Gu Ruoyun jelas tidak memperhatikan keadaan pria di belakangnya saat dia terus berbicara, "Tapi saya tidak pernah berpikir bahwa dia akan mengkhianati saya! Demi Kuali Phoenix itu, demi posisi tinggi, dia tidak ragu untuk menjilat dengan bajingan itu. Dia mencabik-cabik saudara saya saat dia masih hidup tepat di depan saya! Hahaha, Xiao Ye, apakah Anda tahu bagaimana perasaan saya? Bahkan jika saya telah mati, saya ingin menyeret mereka semua ke neraka bersama saya!"

Tiba-tiba, sebuah tangan besar, hangat, dan lembut terulur dari belakangnya dan menariknya erat ke dalam pelukan.

Dia tidak tahu mengapa, tetapi setelah merasakan dada pria itu yang hangat dan lembut, temperamen maniknya perlahan menjadi tenang kembali.