⚠️Mungkin agak sedikit 'menjijikkan'? bagi beberapa orang⚠️
"Sial, perut gua sakit banget." keluh Bumi yang masih berbaring diatas kasur. Ia mengucek-ngucek matanya, melihat jam di layar ponsel.
Pukul 7 lewat beberapa menit.
"Eh?!" kaget Bumi saat mendapati warna merah di kasurnya. Seketika bau amis darah memenuhi indra penciuman.
"Sialan ini kenapa njir?!" Bumi panik melihat celananya juga penuh darah. Ia buru-buru melepas celanannya.
"Hah?!" Bumi bersyukur jantungnya tidak copot melihat organ intimnya berubah.
Ia membeku sesaat. Lalu menunduk lagi. Sial. Alat kelaminnya benar-benar terganti menjadi milik perempuan.
Dan Bumi juga baru tersadar. Dadanya kini dipenuhi dua gunung kembar.
"Anjing ini pasti mimpi." Bumi kembali berbaring dan memejamkan mata.
Perutnya sangat sakit.
"Sialan kalau ini bukan mimpi terus apa?! Bikin stress aja haduh." omelnya.
Melihat darah semakin banyak di kasurnya, Bumi kaget dan sedikit jijik. Tiba-tiba ia merasa sesuatu seperti keluar dari dalam sesuatu yang tidak bisa ia sebutkan.
"Tunggu tunggu!" Bumi mencoba mencerna apa yang terjadi. Setelah menyadari sesuatu, ia berteriak histeris, "JANGAN BILANG GUA HAID ANJIR?!"
Bumi panik. Ia bangun sehingga darah menetes ke lantai. Buru-buru ia lari ke kamar mandi membersihkan diri. Meski sudah bersih, tapi ia tidak punya pembalut untuk menampung darah.
"Anjing masa gua dikamar mandi mulu?!" keluhnya.
Lama merenung di atas kloset, ia teringat pada Manda. Tapi di saat yang bersamaan ia juga malu. Bagaimana kalau Manda justru menertawakannya?
Sesak dada Bumi. Ia ingin menangis lantaran stress.
"Dahlah, chat aja. Bodo amat kalau diketawain."
Bumi berlari keluar untuk mengambil HP lalu kembali lagi. Ia sempat hampir terpeleset.
"Pagi gua sial banget."
Me
Beliin aku pembalut terus bawain ke apartement.
Gak usah nanya kenapa.
Pokoknya cepat kesini!Gua benci nih orang
Hah? Tapi oke, tunggu aja ya sayang😘Bumi tidak membalas. Pegal duduk lama di kloset. Kadang rasanya geli saat sesuatu keluar dari kelamin barunya.
Bumi benar-benar ingin menangis.
Beberapa saat kemudian Manda datang membawa pembalut. Untung saja kunci serep gadis itu dikembalikan saat mereka berbaikan pasca drama 'botol plastik merebut keperawanan leher pacarku'.
"Bumi kamu dimana?! Jangan bilang kita sama!" terdengar suara Manda berteriak.
"Di kamar mandi!" balas Bumi. "Tapi kamu jangan masuk!"
"Lha?! Oh yaudah!" Manda paham kalau cowoknya itu super pemalu. Jadi ia mengambil celana dalam Bumi, memasangkan pembalut di sana, dan menyerahkannya melalui celah pintu.
"Udah kupasangin. Kamu tinggal pakai aja."
"Bacot diam!"
Manda akhirnya diam. Bumi yang biasanya galak pasti tambah galak saat datang bulan.
Pagi tadi ia tiba-tiba memiliki kelamin laki-laki. Jadi saat Bumi meminta pembalut, ia menduga Bumi mengalami hal serupa hanya saja lebih parah.
Sambil menunggu Bumi keluar, Manda melepas seprai Bumi. Ia juga memungut celana kekasihnya lalu memasukkan semua itu dalam keranjang pakaian kotor.
"Kamu pulang aja. Makasih ya!" seru Bumi.
"Gak ah."
"PULANG AJA KENAPA SIH?!" hardik Bumi yang mendadak emosi. "Hiks aku stress banget kamu jangan bikin aku tambah stress."
"Sayang? Iya aku pulang. Maaf udah bikin kamu stress."
Mendengar suara Manda selembut itu, Bumi jadi merasa bersalah. "Manda maaf.."
"Kenapa minta maaf sayang? Aku pulang ya? Kalau butuh bantuan nanti hubungi aja."
"Hiks.."
"Kok nangis? Nyeri haid?" tanya Manda kaget mendengar isakan kekasihnya.
Sebenarnya perut Bumi sudah tidak sakit dan penyebab tangisnya adalah emosi berantakan. Tapi karena malu, ia mengiyakan ucapan Manda.
"Yaudah sini keluar dulu. Kamu berubah jadi perempuan kan?"
"Hiks kok tau?! Tapi aku malu sial hiks."
Manda memegang dada bidangnya. Merasa gemas bukan main. "Aku juga jadi laki-laki kok."
"Serius?!" isakan Bumi terhenti.
"Iya. Udah sini keluar."
Menurut, Bumi keluar. Manda yang menunggunya didepan pintu pun menahan senyum.
Keduanya kini duduk diatas sofa ruang tengah.
Bumi menggaruk rambutnya frustasi. "Ini kita kenapa sih? Ini bukan mimpi kan?!"
"Keknya ini gara-gara bunda Ra deh." ujar Manda.
Bumi menoleh, menaikkan sebelah alisnya. "Bunda Ra siapa?"
Manda menghela nafas, "Itu loh penulis kita. Emang dia kalau iseng suka ngadi-ngadi bikin cerita. Untung aku diciptain sabar."
-----
Ra-si penulis alias Ramuikinim- pun menyodorkan naskah yang baru ia tulis pada Bumi dan Manda.
Bumi menatap Ra emosi, yang dibalas dengan cengiran santai. "Kan waktu itu Bumi bilang seandainya ia terlahir perempuan dan Manda laki-laki. Saya hanya sedang mengabulkan keinginan itu."
"YA TAPI GAK GINI JUGA ANJIR?! GILA AJA GUA MENSTRUASI!" kesal Bumi.
"Bumi kalau ngomong kasar, ntar kamu saya siksa mau?"
"E-enggak bund."
"Yaudah diam. Kalian pulang sana, ntar saya kasih naskah selanjutnya."
"GAK BUTUH!"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Femboy I Love | TAMAT
Teen Fiction"Man, kalau gua mati, lu gak perlu ngejar-ngejar bencong kek gua." Manda jatuh cinta pada Bumi. Pada sosok ketua OSIS yang terkenal galak dan tegas itu. Cowok yang jual mahal, suka berkata kasar, namun sebenarnya lembut dan rapuh didalam. Meski mere...