BAB XII

1.3K 186 54
                                    

"Bunda tau kakak sekarang udah besar. Udah SMA jadi pasti ngerasain lah yang namanya cinta. Tapi bunda gak mau kakak terlalu ngurusin cinta sampai mengabaikan semua hal penting lainnya. Cinta boleh, tapi diperbudak jangan."

"Hidup kamu masih panjang. Kamu bakal ketemu banyak laki-laki lain kedepannya. Cuman kalau memang kamu ngerasa dia bakal jadi takdir kamu ke depannya, yaudah perjuangkan. Hanya saja bunda gak mau kamu ikut-ikutan apa yang dilakukan gebetan kamu. Kalau positif gas. Kalau negatif jangan coba-coba."

"Kak, sekarang tata emosi kamu. Jika Tuhan kasih dia kesempatan buat membuka mata kembali, kamu yang harus ngasih support ke dia. Dan gak mungkin kamu bisa ngesupport dia kalau perasaanmu kacau balau begini."

"Bunda cuman bisa ngasih nasihat. Dengerin dan amalkan jika kamu ngerasa apa yang bunda bilang bener. Soalnya bunda tau kok, remaja seusia kakak tuh pasti malas banget kalo dinasehatin sama orang tua."

Manda menghela nafas memikirkan percakapan ia dan bundanya tempo hari saat ia dipaksa bercerita karena pulang malam dengan mata bengkak.

Sekarang gadis itu tengah duduk di dalam taxi online menuju rumah sakit tempat Bumi dirawat.

Seminggu pasca Bumi koma tepat di hari penerimaan raport semester ganjil. Manda tersenyum sedih menatap toko-toko kecil yang ia lihat di sepanjang jalan. Pandangannya ada pada jalan, tapi pikirannya tidak.

Memikirkan bagaimana kabar Bumi hari ini dan nasihat Bu Miskah. Apakah masih sama dengan kemarin yang akan ia temui di rumah sakit? Ataukah ia akan berhenti melihat wajah pucat dan mata tertutup calon kekasihnya?

"2 2 3 4 5 6 7 8 tet tenenet tenenenet..."

Manda refleks memegang dadanya saat lagu SKJ itu berbunyi keras dari ponselnya. Sebuah panggilan masuk atas nama 'Om Abhi'.

"Lain kali ingatin gua buat ganti nada dering."

"Halo om?"

"....."

"Hah? Serius om?! Tunggu ya om! Saya sedang menuju kesana!" seru Manda setelah mendapat kabar dari Pak Abhicandra.

"....."

Sambungan telepon pun terputus. Manda mendekat ke supir taxi online. "Pak, bisa tolong lebih cepat?"

Manda tidak bisa menahan air matanya saat ia mendapati Bumi yang sedang terduduk dengan mata terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manda tidak bisa menahan air matanya saat ia mendapati Bumi yang sedang terduduk dengan mata terpejam. Tidak ada orang lain yang ada diruangan ini selain mereka.

A Femboy I Love | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang