BAB X

1.2K 175 73
                                    

TW : SUICIDAL THOUGH

Dalam hitungan detik kantin langsung ramai dengan seruan-seruan. Murid angkatan lain sempat kebingungan, namun mereka akhirnya ikut bersorak setelah paham apa yang terjadi.

Bumi masih membeku di tempatnya dengan mata membelalak. Kejadian ini terjadi begitu cepat. Dan saat ia tersadar, ia merebut wig di genggaman Alden, memasang kembali rambut pendek hitam itu ke kepalanya dengan rasa malu yang tak terhitung lagi.

Malu, kesal, marah, terkejut, semuanya bercampur.

"Apa-apaan sih lu Alden?!" Elang melotot murka. Namun ia langsung diam saat Bumi menarik baju seragamnya pelan.

"Biarin aja, toh gua idup gak lama lagi." bisik Bumi tanpa suara.

"WOOO TURUNKAN BUMI DARI JABATAN!!"

"KETOS KOK GITU?!"

"IH MALU-MALUIN NAMA ALMAMATER BANGET."

"SIALAN ANJING LU BUMI! GUA DIBOTAK GEGARA LU DAN ATURAN SIALAN LU ITU. TAU-TAUNYA LU NYERUPAI CEWEK ANJIR!"

"Gak nyangka gua Kak Bumi kek gitu."

"Iyaa.. di depan kita doang sok galak sok tegas, eh ternyata bencong."

"BISA DIEM GAKK?!" suara itu terdengar lantang diantara keramaian kantin. Manda berdiri dari tempatnya makan siang bersama Vita, berjalan ke meja Bumi yang menatap kosong lantai.

Ia genggam tangan Bumi, menarik cowok itu keluar dari BaRa Cafe. Kemanapun, asal jangan disini. Keramaian tadi mulai samar ketika mereka tiba di rooftop sekolah.

Bumi menghempas tangan Manda. Ia menatap gadis itu murka. Emosi yang sedari tadi ia tahan akhirnya mulai ia tumpahkan pada gadis di hadapannya.

"INI TUH GARA-GARA LU! KENAPA COBA LU HARUS UPDATE STATUS KEK GITU?! PENGGEMAR LU BANYAK ANJIR! BANYAKK! LIAT APA SEKARANG?!" Bumi berteriak marah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Manda hanya diam. Diam mendengarkan dengan hati yang mulai ikut panas. Ia hanya ingin dunia tahu bahwa yang ia cintai memang Bumi, seorang cowok feminim. Lalu apa yang salah dengan itu?

Ditariknya nafas panjang lalu dihembuskannya kembali*. Disaat seperti ini kepalanya harus dingin. Sebuah resiko dari mencintai Bumi adalah ia tak boleh ikut emosi.

"SEKARANG LIHAT?! HIDUP GUA HANCUR! MEREKA TAU MANDAA! MEREKA TAU GUA ASLINYA GIMANA! LU GAK PERNAH NGERASAIN GIMANA RASANYA DIBULLY KARENA LU BEN- hmmphh."

Mata Bumi refleks membelalak. Cowok galak itu membeku. Yang Manda berikan bukan sekedar kecupan, tetapi ciuman dalam. Gadis itu bahkan menggigit bibir bawah Bumi agar lidahnya diberi akses masuk.

Kaki Bumi terasa lemas. Sejak tadi cowok itu ingin mendorong Manda namun entah lenyap kemana tenaganya. Ia hanya diam membiarkan Manda mengabsen tiap inci giginya.

"KEPADA SELURUH SISWA DAN SISWI HARAP KEMBALI KE RUANG UJIAN MASING-MASING DIKARENAKAN UJIAN AKAN DIMULAI 15 MENIT LAGI."

Sebelum melepaskan tautan mereka, Manda mengecup bibir Bumi sekali lagi lalu mengelap bawah bibir cowok itu. Ia harus mampu mengontrol diri setelah merasakan samar manis cokelat dibibir cowok itu.

A Femboy I Love | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang