BAB XIV

1.4K 210 68
                                    

Manda yang posisinya tengah menenggelamkan wajah di leher Bumi, iseng mencium bunga mawar merah yang berada disekitar tulang selangka-bukan selangkangan- cowok itu.

Tubuh Bumi refleks menegang. Ia lalu bergerak gelisah.

Manda tersenyum melihat reaksi kekasihnya. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Bumi, berbisik lembut, "Yakin masih mau ngomong kasar hm?"

"A-apa sih?! Lepasin gak?!" balas Bumi yang kini menunduk sambil menutupi daerah selangkangannya.

"Tegang lagi hm? Aku jadi penasaran kenapa kamu tuh cepat banget tegang." Manda meniup telinga Bumi, membuat nafas cowok itu semakin berantakan. "Kamu nonton porno sebelum aku kesini? Nakal banget hm."

"APASIH?! ENGGAK! SI-SIALAN HIKS BANGET LU!" lagi, cowok itu menangis lantaran emosi dan rasa malu yang mulai diluar kendali. Demi apapun, Bumi sangat ingin menghilang sekarang. "Hiks Manda sialan!"

Jujur saja Manda juga cukup terangsang melihat kondisi kekasih yang dipeluknya saat ini. Wajah super duper merah dengan lengan kanan yang menutupi mata. Air mata yang mengalir di pipi tirus itu. Dan jangan lupa tangan kiri Bumi yang berusaha menutupi daerah pribadinya.

Manda tahu kok ia kelewatan menggoda Bumi. Tapi selama ini ia sudah berusaha menahan diri untuk tidak mengeluarkan jiwa mesumnya.

Namun siapa sih yang bisa tahan bila melihat Bumi sekarang dengan kaos hitam kebesaran dan hotpans?

"Ah masa? Atau dasarnya memang kamu mesum? Bumi nakal banget ya.." kata Manda seduktif, lantas menjilat daun telinga si kekasih.

Tidak mendapat balasan serta tubuh Bumi yang berhenti gemetaran dan terasa sedikit berat membuat Manda memajukan kepalanya untuk melihat wajah Bumi.

Mata cowok itu terpejam.

Pasca Bumi pingsan sore itu, keduanya belum pernah bertemu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasca Bumi pingsan sore itu, keduanya belum pernah bertemu lagi. Manda sedang sibuk-sibuknya berlatih karate karena sebentar lagi akan diadakan pertandingan tingkat profinsi sampai ia tidak sempat untuk sekedar mampir ke apartement Bumi.

Jujur saja Manda rindu. Ia bahkan menatap berkali-kali foto lelap Bumi yang ia jadikan wallpaper.

Akhir-akhir ini ia selalu pulang pukul 7 malam dan semua kegiatan itu menghabiskan tenaganya. Setelah mandi ia pasti langsung rebahan seperti ini.

Vita sempat bertanya mengapa ia tidak menghubungi Bumi bila rindu. Jika bisa, tentu Manda akan menelpon dan mengirim pesan sebanyak mungkin. Namun semenjak Bumi sadar hari itu, ia langsung memblokir Manda di seluruh jejaring sosial dari wa hingga twitter.

A Femboy I Love | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang