BAB XVII (End)

2.2K 207 82
                                    

Akhir-akhir ini Bumi bertingkah aneh. Manda yakin sekali ada yang cowok itu nantikan.

"Kamu tuh kenapa sih? Liatin pintu mulu perasaan. Aku disini loh beb, lebih menarik dari pintu." ini salah satu hal yang membuat Manda sebal.

Bagaimana tidak kesal? Bukannya memperhatikan Manda yang bertanya matematika, Bumi malah sedikit-sedikit melihat ke pintu.

"Gak kenapa-kenapa. Udah ayo lanjut." kalau ditegur, Bumi pasti langsung berdehem seolah percakapan tadi membuatnya gugup.

Mencurigakan.. Manda memicingkan mata.

"Kamu jujur deh sama aku. Siapa yang kamu tunggu?" tanya Manda yang tidak lagi fokus pada kumpulan soal matematika.

"Gak ada. Udah lanjut aja. Tadi nanyain apa?"

"Kalau gak ada kenapa lirik pintu mulu?"

"Suka-suka aku lah."

Tuh kan, Manda jadi gemas sendiri. Mungkin bawaan datang bulan juga makanya dia jadi lebih sensitif.

"Yaudah, aku mau pulang dulu." Lelah berdebat dan moodnya buruk, Manda memutuskan balik lebih cepat.

"Kok pulang?!" sewot Bumi tiba-tiba.

"Aku mau lanjut kerja di rumah aja. Ntar kita ngomong lewat telpon aja."

"Gak mau."

"TERUS KAMU MAUNYA APA?!" ini pertama kalinya Manda membentak cowok yang paling ia sayangi. Dan sedetik kemudian cewek itu menyesal.

Bumi terdiam. Jelas kaget. Mata cowok itu bahkan berkaca. Tapi dia segera berdiri sambil berkata, "Yaudah sana pulang."

"Maaf, aku gak bermaksud gitu." sesal Manda.

Bumi hendak menjawab namun suara bel membuatnya bergegas ke pintu.

Sebuah paket baru saja sampai. Bumi melihat Manda ragu. Tapi kemudian cowok itu berkata jutek, "Katanya tadi mau pulang."

Manda menghela nafas. Mana mungkin Bumi mau membujuknya disaat ia bad mood. Jadi daripada mereka berakhir bertengkar betulan, lebih baik ia pulang.

Diacak-acaknya surai Bumi yang berwarna abu-abu-Bumi senang gonta-ganti warna rambut-, lantas pamit pulang.

Suasana hati Manda mendadak buruk saat ayahnya yang baru pulang dari pelayaran beberapa hari lalu itu mengajaknya berbicara empat mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Manda mendadak buruk saat ayahnya yang baru pulang dari pelayaran beberapa hari lalu itu mengajaknya berbicara empat mata.

A Femboy I Love | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang