Manda P.o.V
"Bum, Manda suka ama lu?"
"Ekhm!" sengaja kukeraskan dehamanku. "Iya, gua suka Bumi. Ada yang salah?" Elang dan Bumi langsung menoleh kearahku yang duduk dibelakang mereka.
"Oh hahaha.." Elang tertawa canggung.
Kukulum senyumanku melihat wajah Bumi yang benar-benar memerah, amat kontras dengan kulit pucatnya. Ia sungguh menggemaskan dengan wajah terkejut yang amat jelas. Matanya bahkan membulat sempurna. Untuk sesaat ia bengong.
"Lu udah lama disi-"
BRAK!!
Kami semua terkejut saat Bumi tiba-tiba menggebrak meja, memutus pertanyaan Elang. Bahkan Pak Amir yang tengah membakar ayam pun menoleh ke arah kami.
"LANG, AYO PULANG!" Bumi memasang tudung hoodienya, lantas keluar begitu saja tanpa mempedulikan kami lagi.
"Nathan, Qian, Manda, gua ama Bumi pulang duluan, ya! Maafin tingkah tuh anak yang seenaknya aja." Elang pamit. Aku melihatnya menghampiri Pak Amir sebelum akhirnya keluar juga.
Aku tersenyum sendiri mengingat momen tempo hari. Kuusap wajahku frustasi. Bumi amat menggemaskan dengan pipi memerahnya.
"KAK NYADAR WOI! BURUAN SIAP-SIAP DINNER! BUNDA UDAH MANGGIL TAPI KAMU GAK NYAHUT." Via yang tiba-tiba mendobrak pintu kamarku membuatku mengelus dada. Ini bocah satu memang tidak punya sopan santun.
"Iya iya, lain kali gak perlu dobrak pintu kan bisa." dengusku. Begitu Via keluar, aku segera berganti pakaian. Kini kemeja hitam bergaris merah kotak-kotak dipadu jeans panjang berwarna hitam membalut tubuhku, menggantikan pakaian rumahan. Untuk alas kaki, aku mengambil sepatu kets berwarna merah tua dengan tali kelabu.
"Kak, buruan!" bunda kembali memanggilku lagi yang segera kusahuti.
"Aduh kak!" bunda menepuk jidat ketika aku turun dan mulai memakai sepatuku. Hawa-hawanya seperti aku akan terkena omelan. "Bunda kan sudah beliin kamu banyak banget dress-dress cantik. Sekali-kali pakai dong. Jangan niru penampilan laki-laki mulu. Apa-apaan pakaianmu itu? Kalau bukan karena ayah sama adikmu udah nungguin di mobil, bunda suruh kamu ganti itu pakaian."
"Ya maaf bunda." balasku tidak niat. Malas saja rasanya jika penampilanku pun dikomentari.
"Udah, ayo buruan."
Author/Reader P.o.V
Tet tenenenet tenenenet~ 1..2..3..4..
Lagu senam SKJ tiba-tiba saja memecah keheningan makan malam keluarga Pak Aldean dan Ibu Miskah. Bu Miskah melirik tajam anak sulungnya yang langsung cengengesan.
"Maaf bunda, Manda angkat telepon dulu." Manda yang memang telah menghabiskan makanannya duluan bergegas menjauh, berjalan menuju depan restroom. Agak heran sebenarnya saat ia melihat nama penelpon.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Femboy I Love | TAMAT
Teen Fiction"Man, kalau gua mati, lu gak perlu ngejar-ngejar bencong kek gua." Manda jatuh cinta pada Bumi. Pada sosok ketua OSIS yang terkenal galak dan tegas itu. Cowok yang jual mahal, suka berkata kasar, namun sebenarnya lembut dan rapuh didalam. Meski mere...