Selepas percakapan mereka, Elang dan Manda memutuskan untuk kembali ke rumah Bumi. Untung saja Bu Hikari menerima mereka sama ramahnya seperti tadi. Beliau seolah mengabaikan persoalan Manda yang tiba-tiba ditarik menjauh oleh Elang.
Bumi P.o.V
Sialan. Kenapa mereka kembali sih? Sumpah, aku bingung harus berekspresi bagaimana dan bersikap seperti apa setelah kejadian tadi.
Belum lagi dimalam itu aku dengan bodoh mengeluarkan isi hatiku.
"Ki-chan!" kaa-san memanggilku dari dapur. Kulirik sinis Manda yang menatapku sejak tadi, lalu beranjak menemui kaa-san.
Setiap kali teman berkunjung, pasti kaa-san menyuruhku untuk mengantarkan cemilan dan minuman dingin untuk mereka.
Begitu aku kembali ke ruang tamu, dapat kulihat Manda tersenyum menggoda. "Wah calon suam- istri idaman sekali ya bund."
"Sialan. Maksud lu apa anjir?" bisikku ketus. Meski enggan, aku tetap menurunkan nampan yang kubawa tadi keatas meja.
"Ya, maksud gua lu emang calon istri idaman." balas perempuan itu santai. BAGAIMANA BISA DIA SESANTAI ITU MENYEBUTKU CALON ISTRI?
"Anjir. Ogah gua nikah sama lu."
"Kalau kalian nikah beneran, gua gak bakal heran sih." Elang nimbrung.
"Lu itu sahabat gua bukan sih?" entah perasaanku saja atau memang begitu nyatanya, Elang dan Manda terlihat semakin dekat.
Ada sesuatu yang aneh menjalar di hatiku, membuat rasa tidak nyaman muncul begitu saja. Seperti ingin menangis, marah, dan tidak terima dengan pemikiranku sendiri.
Elang dan Manda dekat. Entah sejak kapan pemikiran itu membayangiku.
Kekehan terdengar dari Elang.
"Btw, lu kapan masuk?" Manda bertanya sembari menatapku lekat. Sudah sedari tadi sih ia diam memperhatikanku.
Kukedikkan bahu, mencoba terlihat acuh. "Entahlah. Sampai kaa-san kembali ke Jepang mungkin."
Cara jawabku terdengar simple. Tapi sedari kemarin aku berfikir keras soal nilai. PAS sudah didepan mata. Sebentar lagi kami akan memasuki semester genap.
"Padahal gua kangen banget sama lu." sumpah, ini manusia satu mungkin urat malunya sudah putus.
Kuhembuskan nafas kasar, lantas berlagak muntah. Sayang sekali disini ada kaa-san, aku jadi harus bertingkah seperti anak perempuan.
"Duh minumannya kok berum diminum?" kaa-san muncul membawa sebuah album. Ia duduk di sebelahku, di sofa yang berhadapan dengan sofa tempat Manda dan Elang duduk.
"Iya tante, ini kita bakal minum." jawab Manda sambil tersenyum.
Muak aku melihat senyumannya.
"Tante senang ki-chan punya teman-teman yang baik. Sangat berbeda dengan teman-temannya di SMP duru." kaa-san memulai cerocosannya yang membuat dadaku sesak.
Teman-temanku buruk? Sepertinya terbalik. Qian, Nathan, dan Elang.. mereka anak yang baik.
"Ahahah.. saya bukan temannya Kirei tante." aku yang awalnya menunduk, mengangkat kepalaku begitu mendengar Manda nimbrung.
"Eh?"
"Saya calon kekasihnya."
BADUM! Perutku tiba-tiba terasa mulas. Ingin mengumpat, ingin meninju benda, perasaan itu muncul kembali. Suasana juga terasa panas.
Bibir sialan! Bibirku justru berkedut menahan senyum yang kutahan setengah mati.
"Wahh, tante bingung harus merespon seperti apa. Manda berterus terang sekari." tuh kan! Manda memang gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Femboy I Love | TAMAT
Novela Juvenil"Man, kalau gua mati, lu gak perlu ngejar-ngejar bencong kek gua." Manda jatuh cinta pada Bumi. Pada sosok ketua OSIS yang terkenal galak dan tegas itu. Cowok yang jual mahal, suka berkata kasar, namun sebenarnya lembut dan rapuh didalam. Meski mere...