Gata melangkah santai saat kakinya sudah menginjak lantai bawah rumahnya, ia lalu berjalan mendekati sofa dan menaruh tas disana. Ini hari pertama Gata kembali masuk sekolah setelah libur dua minggu pergantian semester.
"Goodmorning Sata gantengg.." Gata menghalangi ponsel yang sedang Aksata pegang dan tentu saja itu membuat Aksata langsung menatapnya karna wajah Gata tepat berada di depan wajah Aksata.
"Morning juga lelet,"
Lengkungan bibir Gata yang menghadap keatas kini berubah menjadi lengkungan yang menghadap kebawah.
"Ko lelet sih?" Gata tidak mengeser sedikitpun posisinya dari tadi.
"Emang lelet. Lama banget keluar kamar, pake bedakan segala. Mau kondangan kali,"
Dengan wajah kesalnya, tangan Aksata mendorong kepala Gata agar menyingkir dari hadapannya. Gata yang mendapat dorongan seperti itu memilih bangun lalu berjalan ke arah meja makan.
"Biarin aja biar cantik depan kamu,"
"Depan si udin noh cantikk" Dengan nada ketus Aksata menjawab perkataan Gata. For your information udin adalah salah satu murid di sekolahnya yang konyol, selalu cengengesan, dan sering menggigit tali tasnya.
Gata yang sedang mengoleskan selai coklat langsung menatap sinis ke arah Aksata saat mendengar apa yang baru saja Aksata katakan.
Merasa di perhatikan, Aksata menoleh ke arah Gata yang sedang menatapnya sinis. Lantas Aksata memasukan ponsel yang ia pegang kedalam saku celananya.
"Kenapa?" tanya Aksata.
"Gapapa"
"Kenapa dih?"
"Apa sih dah dih dah dih" Gata memutar bola matanya malas.
"Ngapain liat sinis gitu tadi?" Aksata melangkahkan kakinya ke arah meja makan.
"Mata aku ini, suka suka aku lah," songong Gata.
Aksata hanya mengangguk nganggukan kepalanya sambil mengunyah roti.
"Mmm bagus yaa ngomongnya," Nada bicara yang terdengar datar justru membuat Gata meringis menyadari kesalahannya.
Gata merutuki dirinya yang bisa berbicara sesongong itu kepada lelaki yang seperti harimau ini, menantang raja hutan.
Selesai menyantap roti, Gata lebih dulu berjalan ke arah sofa meninggalkan Aksata yang masih mengunyah roti. Bukannya memakai tas dan bersiap berangkat, Gata malah mendudukan diri di atas sofa sambil menatap layar tv yang sedang mempertunjukan animasi upin-ipin.
"Ayo berangkat," setelah selesai menyantap roti, Aksata berjalan ke arah sofa yang diduduki Gata dan meraih tas lalu mengenakannya di sebelah bahu kanan.
Gata bediri sambil memakai tas berwarna abu, ia berjalan lebih dulu keluar rumah meninggalkan Aksata yang kebingungan karena Gata tidak bersuara sejak di meja makan.
Aksata mengedikkan bahunya melihat tingkah gata yang seperti anak kecil lalu memilih untuk mendahului langkah Gata, Gata memutar bola matanya malas saat melihat Aksata mendahului langkahnya tanpa melirik atau merangkull Gata.
Saat sudah sampai di depan motornya, tangan Aksata terulur memberikan helm kepada Gata agar Gata memakainya, namun Gata tidak berbicara sedikitpun dan tidak menerima helm yang Aksata berikan. Dengan sigap dan agar tidak memakan lebih banyak waktu, Aksata segera memasangkan helm ke kepala Gata dan sedikit merapihkan rambut kekasihnya.
Motor besar yang Aksata dan Gata tumpangin melaju meninggalkan halaman rumah Gata. Hembusan angin selepas hujan tadi malam terasa sangat segar.
Diperjalanan, mata Gata terus melirik ke kanan dan ke kiri melihat mobil motor lain yang sedang melaju entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATAKSA (On Going)
Teen FictionSetelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Aksata, Anagata menjadi sasaran balas dendam karena hal yang sudah Aksata lakukan kepada Musuhnya. Walaupun begitu, Aksata akan selalu menjaga Anagata seperti yang sudah ia lakukan selama Dua tahun ini. Anag...