Gataksa - 11

87 6 0
                                    

Jihan berdiri di hadapan Zefen sambil melipatkan kedua tangannya di dada setelah ia menceritakan apa yang ia lakukan dan membuat Gata dan Aksata bertengkar di depan matanya.

"yang lo pikir gue bakal nyakitin fisik tuh salah," ucap Jihan sembari menatap mata Zefen.

"liat! cuma kaya gitu aja, udah bisa bikin mereka berantem, apalagi kalo lo kerja sama bareng gue. lo ga akan lama lama buat dapetin gata, zef"

Mata Zefen tertuju tepat pada iris mata Jihan yang berada di depannya.

Pikirannya sedang bertabrakan, ia ingin mendapatkan Gata, tetapi ia takut jika perempuan gila ini menyakiti Gata.

"gimana? lo mau kan kerjasama bareng gue?" tanya Jihan.

Zefen mengalihkan pandangannya dengan wajah kesal. Masih tetap mempertimbangkan keselamatan Gata dari Jihan. Ia lupa jika Turks bisa kapan saja menyakiti Gata.

"oke gue terima tawaran lo. Dengan syarat!"
Jihan memejamkan matanya mendengar teriakan Zefen.

Bagaimana bisa Zefen berteriak sangat kencang padahal Jihan berada di depannya.

"syarat apa?" tanya Jihan dengan sedikit tertawa, ia merasa senang karena Zefen bersedia bekerja sama dengannya.

"ga nyakitin fisik gata. kalo dia kenapa kenapa, lo yang pertama gue cari!" jawab Zefen dengan jari telunjuk yang ia arahkan tepat di depan muka Jihan.

Jihan menganggukan kepalanya dengan senyum yang sejak tadi tidak pudar dari wajahnya.

"okay deal. Gue balik" sesaat setelah itu, Jihan melangkahkan kakinya menjauh dari Zefen.

"woyy!" Teriak Kijo yang tengah duduk di sofa tadi.

Jihan memberhentikan langkah kakinya mendengar panggilan lelaki tersebut, ia menaikan alisnya sebagai jawaban dari panggilan Kijo.

"lo ada urusan naon sama si Zefen?"

"bukan urusan!" Jawab Jihan ketus lalu kembali melangkahkan kakinya untuk keluar dari markas Turks.

"woyy! sianying ker ditanya teh!" ( woyy! sianjing lagi ditanya juga) teriak Kijo.

Tidak berselang lama, terlihat Zefen berjalan kearah sofa menghampiri Ilham dan Kijo.

Masih dengan rasa penasarannya.

"lo urusan naon jeng eta?" Yang Kijo maksud "eta" adalah Jihan.

"bukan urusan lo" jawab Zefen datar sembari mengeluarkan rokok yang ada di sakunya.

"anying, ham. saruana" (anjing, ham. sama aja)

Ilham tertawa melihat Kijo yang sepertinya sangat kesal tetapi tidak bisa apa apa.

>-<

Suara pintu rumah yang diketuk berkali kali membuat bi Sumi yang sedang memasak didapur menghentikan kegiatannya, ia berjalan kearah pintu rumah itu.

Tangannya memegang knop pintu lalu menariknya agar pintu itu terbuka. Bi Sumi terkejut saat melihat seseorang dihadapannya, Aksata dengan rambut yang berantakan dan mata merah itu tersenyum kepada bi Sumi.

"ehh .. bisum, aksa mau jemput gata, bi."
Bi Sumi mengerutkan keningnya, ia merasa heran.

"loh, den? Non gata uda berangkat pake taxi. Bibi kira aden gabisa jemput non gata, jadinya non gata berangkat sendiri,"

Aksata menghela nafasnya, ia sudah tahu pasti Gata masih marah. Sejak semalam Aksata beberapa kali datang kerumah, tetapi Gata tidak mau bertemu dengan Aksata.

GATAKSA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang