Gataksa - 18

54 4 0
                                    

Roda brankar yang ditempati oleh Gata melaju cepat, Aksata yang berada disebelahnya terus menggenggam tangan Gata sembari bergumam berharap tidak terjadi hal buruk kepada kekasihnya.

Kelima temannya berada dibelakang brankar, membantu perawat mendorong brangkar tersebut menuju Unit Gawat Darurat.

Aksata dengan berat hati melepaskan genggaman tangannya saat brankar Gata dengan beberapa perawat melewati pintu Unit Gawat Darurat. Ia menghempaskan tubuhnya ketembok. Ia menjambak rambutnya sendiri, lalu tubuhnya bergerak turun hingga terduduk di lantai Rumah Sakit.

Kelima temannya yang tidak tega melihat Aksata begitu khawatir, melangkah mendekati ketuanya. Yuta yang berada disebelah Aksatapun menepuk pundak Aksata pelan.

"tenangg, gata udah ditangani dokter" ucap Yuta menenangkan Aksata.

Mendengar ucapan Yuta, Aksata hanya bisa menunduk. Pikirannya kacau, rasa kecewa dan marah karna membiarkan ini terjadi, tetapi rasa khawatir lebih mendominasi. Aksata tidak pernah membiarkan Gata terluka sedikitpun, namun kali ini ia kecolongan.

Saat Aksata dan kelima temannya sedang terdiam menunggu Gata yang sudah didalam Unit Gawat Darurat sedari tadi, pintu UGD itu terbuka dan menampilkan seorang dokter.

Aksata segera beranjak dengan tergesa gesa menghampiri dokter tersebut.

Setelah perbincangan singkat dengan dokter, kini Gata sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, Aksata memilih tipe vip agar Gata nyaman dan tidak terganggu pasien lain, serta teman-temannya bisa sambil istirahat juga.

Setelah perbincangan singkat dengan dokter, kini Gata sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, Aksata memilih tipe vip agar Gata nyaman dan tidak terganggu pasien lain, serta teman-temannya bisa sambil istirahat juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi vip room Gata

Satu tangan Aksata terus mengusap jemari Gata, sedangkan satu tangannya lagi sedang mengetikkan beberpa pesan. Tepat saat Aksata selesai mengirim pesan dan baru saja menaruh ponselnya diatas nakas, dering ponsel berbunyi menampilkan panggilan masuk dari Karina-bunda Gata.

"hallo bun-"

"aksaa gimana keadaan gata sekarang? kenapa gata bisa jatuh, aksa?"

Bahkan Aksata belum selesai membuka obrolan telepon tersebut tetapi Karina sudah lebih dulu memotongnya dengan suara yang Aksata pastikan perempuan disebrang sana sedang menangis.

"gata udah dipindahin ke ruang rawat, bun. Tapi aksata belum tau jelas kejadianya gimana, aksata lagi dikantin waktu kejadian, bun" penjelasan Aksata dengan nada tenang walaupun hatinya tidak tega mendengar isakan Karina.

"bunda uda nyari jadwal penerbangan hari ini dan  besok tapi semua penuh, bunda harus gimana, aksata? bunda khawatirin anak bundaa," Tangis Karina semakin tidak tertahan.

"maaf bunda.. maaf aksa ga bener jaga gata," kini suara Aksata terdengar sedikit bergetar, ia tidak bisa menahan kesedihannya lebih lama lagi.

"jangan merasa seperti itu nak," suara disebeang telpon sama berubah, "ayah titip gata dulu ya, ayah akan pantau tiket pesawat, mungkin lusa ayah baru bisa pulang," ucap Endellion, suaranya terdengar tetap lembut seperti biasa.

GATAKSA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang