Gata menutupi kepalanya dengan cardigan yang dia bawa, ia berdiri didepan pintu masuk toko buku karena hujan yang tiba-tiba turun sore ini. Tangannya berulang kali memukul pelan baju seragamnya yang terasa basah.
Ia menoleh kearah dalam toko buku yang terlihat hangat, lalu melangkahkan kakinya memasuki toko buku itu untuk menghangatkan diri.
"selamat datang.." dengan senyum yang mengembang pemilik toko buku tersebut menyapa Gata yang baru saja masuk kedalam tokonya. Gata membalasnya dengan senyuman dan mengangguk.
Langkahnya membawa Gata kelorong buku yang menyediakan novel novel remaja, tangannya sesekali mengambil salah satu novel lalu membaca sinopsis belakang buku tersebut. Hingga salah satu sinopsis buku membuat Gata tertarik untuk membacanya.
Untungnya toko buku ini menyediakan fasilitas untuk membaca buku ditempat. Gata melihat kesekeliling toko lalu berjalan kearah pemilik toko tersebut. "permisi ibu, saya mau baca buku ini" ucapnya.
pemilik toko itu tersenyum ramah, "sebentar ya nak, ibu carikan yang sudah terbuka". Selepas mengatakan itu, sang ibu berlalu meninggalkan Gata.
Ia menunggu tidak terlalu lama sampai ibu pemilik toko itu kembali berjalan kearahnya dengan membawa buku sama seperti yang sedang Gata pegang.
"terimakasih bu," Ibu itu tersenyum. Gata melangkah kearea baca dibagian belakang setelah lorong lorong buku. Ia mencari tempat yang tidak langsung terlihat jika ada orang yang sedang memilih buku.
Gata mendudukan dirinya, memakai cardigan dari arah depan untuk lebih menghangatkan dirinya. Ia mulai membuka lembar pertama dari buku yang ia pilih.
>-<
Inti Bruiser yang membantu Aksata mencari Gata dibagi menjadi dua kelompok atas permintaan Dirga dengan alasan agar lebih cepat menemukan Gata.
Diki, Yuta, Kipli dan Aksata, Dirga, Xion.
Dirga dan Xion berkali kali membunyikan klaksonnya agar Aksata berhenti, mereka juga sudah berkali kali berusaha sejajar dengan laju motor Aksata untuk menyuruhnya berhenti terlebih dahulu karena hujan mengguyur dengan volume yang lumayan deras, tetapi Aksata mengacuhkannya.
Dirga kembali menambah kecepatannya untuk menyusul Aksata. Tidak ada cara lain untuk menghentikan lelaki itu selain menghalangi jalannya, mereka sudah basah kuyup belum lagi ia mengetahui jika Aksata tidak makan sejak pagi.
Aksata membuka visor helmnya saat Dirga berhasil membuatnya berhenti. "lo apa apaan si anjing?! gue mau cari cewe gue sialan! gue gamau sampe Zefen yang nemuin cewe gue!!" Ucap Aksata menggebu, dadanya terlihat naik turun. Ia tidak memperdulikan dirinya yang sudah hampir basah kuyup.
"gue tau lo nyari Gata tapi ga gini juga tolol! liat baju lo uda basah semua" ucap Xion yang berhenti disebelahnya.
Dirga berjalan menghampiri Aksata yang masih setia diatas motornya sambil terus melihat kearah jalan berharap ia menemukan kekasihnya. "turun sa.." ucap Dirga pelan sembari menarik Aksata turun dari motornya hingga Aksata hampir terjatuh karena tidak siap dengan tarikan Dirga.
"lepas." Aksata menggerakan bahunya untuk melepaskan cengkraman Dirga, ia memilih mengikuti Dirga dan Xion kedepan ruko yang sedang tutup dan meneduh disana.
Kebetulan disebelah ruko yang sedang dijadikan tempat meneduh itu terdapat warung yang menyediakan makanan dan minuman, dengan inisiatifnya, Dirga berdiri dan berjalan ke arah warung itu.
"lo harus mikirin diri sendiri juga sa," ucap Xion yang tiba-tiba berbicara, ia sedari tadi memperhatikan Aksata yang terlihat panik dan hampa, mengendarai motorpun Aksata beberapa kali mendapat teguran karena melaju cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATAKSA (On Going)
Teen FictionSetelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Aksata, Anagata menjadi sasaran balas dendam karena hal yang sudah Aksata lakukan kepada Musuhnya. Walaupun begitu, Aksata akan selalu menjaga Anagata seperti yang sudah ia lakukan selama Dua tahun ini. Anag...