Pagi hari ini Aksata sudah berada didapur bersama bi Sumi yang sedang memasak untuk kepulangan bunda dan ayah Gata yang sudah menyelesaikan pekerjaannya diluat kota.
Aksata melihat kearah tangga saat mendengar langkah kaki seeorang menuruni tangga. Gata berjalan menghampiri Aksata dengan senyuman manis yang tidak pernah membuat Aksata bosan.
"haii, goodmorning!" ucap Gata dan disambut dengan jawaban "goodmorning too" oleh bi sumi. Sedangkan Aksata hanya menatapnya sambil tersenyum dengan mulut penuh sedang mengunyah roti selai coklat.
"makan dulu non," ucap bi sumi sembari memberikan roti yang sudah diberikan selai kepada Gata.
Dengan senang hati Gata menerimanya dan ikut duduk disebelah Aksata sambil mengigit roti.
"bii, bunda pulang hari ini yaa?" tanya Gata yang masih mengunyah roti dimulutnya.
"iyaa non, tapi nyampenya gatau sore atau malem," ucap bi sumi sambil menghampiri Gata dan menaruh susu rasa coklat di depan Gata.
Gata hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban bi sumi."ayoo." Ucap Aksata yang sudah lebih dulu menghabiskan sarapannya.
Dengan cepat Gata mengangguk dan berdiri dari duduknya. "berangkat dulu bi," ucap Aksata sembari berjalan lebih dulu kearah pintu luar rumah.
"assalamualaikum" ucap Aksata dan Gata bersamaan.
>-<
Gata dan Wilo menghela nafasnya saat guru mata pelajaran jam kedua sudah memasuki kelas, hari ini mood Gata sedang sangat malas untuk melaksanakan kegiatan belajar disekolah. Sama dengan Wilo yang sedang dalam masa hari pertama mentruasi, membuatnya sangat malas untuk berpikir.
Mata Gata dan Wilo memperhatikan guru yang tengah akan menulis di bor putih, tetapi spidol yang digunakan tidak mengeluarkan tinta hitam.
"ngomel nih bentar lagi" ucap Gata yang sedang menopang dagunya."pasti sih" jawab Wilo yang sedang menopang dagunya juga. Keduanya sama sama melihat ke arah bor didepan.
"kenapa spidolnya habis? Pihak piket kenapa tidak menyiapkan? Apa tidak ada yang bertugas untuk piket setiap hari sampai spidolpun tidak terperhatikan?" benar saja dugaan Gata dan Wilo.
Satu kelas tidak berani menjawab ucapan guru yang sudah mengamuk padahal barusaja akan memulai pembelajaran."saya isi dulu bu" Wilo mengacungkan tangannya. Seperti kilat, guru tersebut langsung melihat kearah Wilo.
"boleh, sekalian dengan spidol punya saya" ucap guru tersebut dan mengeluarkan pouch yang berisi banyak spidol. Guru tersebut mengambil salah satu spidol miliknya yang sepertinya masih ada isinya, lalu memberikan pouch tersebut kepada Wilo.
Wilo menghela nafasnya kesal saat melihat Gata yang sedang menahan tawanya. "boleh saya isi spidolnya bareng anagata bu?" untung saja otak jahil Wilo dengan cepat bekerja, jadi ia bisa membuat Gata pergi bersamanya.
Setelah mendapatkan ijin dari guru tersebut, Wilo segera menghampiri Gata dengan penuh semangat lalu menarik Gata keluar kelas. Gata mendengus kesal melihat Wilo yang sedari tadi berjalan dengan senyum sombongnya karena sudah membuat Gata mengikutinya.
"lo tau gue lagi magerrrrr banget, tapi lo malah.. arghhhh!" Gata meremas tangannya sendiri saking kesalnya.
"gue kan setia kawan, ngajakin lo terus" Wilo menjawab ucapan Gata sembari tersenyum dengan penuh kemenangan.
Gata menatap Wilo dengan tatapan sinisnya, sungguh hari ini Gata sedang sangat malas disekolah, ia ingin segera pulang dan bertemu dengan orang tuanya.
Gata menarik nafasnya. "ya tapi lo mikir dong wi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
GATAKSA (On Going)
Teen FictionSetelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Aksata, Anagata menjadi sasaran balas dendam karena hal yang sudah Aksata lakukan kepada Musuhnya. Walaupun begitu, Aksata akan selalu menjaga Anagata seperti yang sudah ia lakukan selama Dua tahun ini. Anag...