Bel istirahat baru saja berbunyi. Gata dan Wilo sudah membereskan mejanya dan berjalan ke arah pintu kelas bersama.
Wilo sudah menjadi sahabat Gata sejak mereka masih berada di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Mereka bertemu saat kelas 8 dan memilih untuk duduk dibangku yang sama, sejak saat itu Gata selalu bersama Wilo.
Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama, Gata meminta untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas satu sekolah dengan Wilo. Seperti sekarang, mereka berada di satu kelas yang sama dan duduk dibangku yang sama.
Wilo bahkan tau bagaimana kisah percintaan Gata dan Aksata sejak awal. Gata slalu bercerita semua kepada Wilo dan Wilo akan dengan senang hati mendengarkannya.
Namun, sifat Wilo berbeda dengan Gata. Wilo cenderung lebih galak dari pada Gata, Wilo juga tipikal perempuan yang susah didekati oleh lakilaki karna ia akan langsung marah jika ada yang menggodanya.
Saat Gata sedang asik mengobrol dengan Wilo, dari koridor sekolah matanya samar samar melihat ada seorang perempuan yang sedang berdiri di sebelah meja kantin. Yang menarik perhatian Gata karna perempuan itu berdiri di pinggir meja Bruiser. Dan tentu saja ada Aksata.
Gata menghentikan langkahnya, tangannyapun ikut menahan Wilo agar berhenti berjalan. "Nape lo?" Wilo berhenti berjalan karna tangannya ditahan oleh Gata.
"Lo.. liat deh tu cewe," jemari Gata menunjuk dari kejauhan ke arah perempuan yang ia maksud. Lantas dengan cepat Wilo mengikuti arah pandang Gata.
"Eh iya! Siapa tu?" mata Wilo kembali menatap Gata. Gata masih memperhatikan gerak gerik perempuan yang berada di kantin.
Pasalnya sangat jarang ada perempuan yang berani berada dekat dekat dengan ke-6 anggota inti Bruiser, kecuali perempuan itu memiliki hubungan spesial dengan salah satu anggota inti Bruiser, seperti Gata.
Gata mengedikkan bahunya saat mendengar pertanyaan Wilo. Mata mereka kembali memperhatikan wanita itu, sampai detik berikutnya Wilo mengerjap.
"Anjir itumah si Jihan!"
Tatapan Gata langsung berpindah menatap Wilo yang sudah mengetahui perempuan itu. Tanpa mengatakan apapun, Gata melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kantin dan diikuti oleh Wilo dibelakangnya.
Gata tau Jihan sangat menyukai Aksata dan bisabisanya ia tidak menyadari sejak awal bahwa Jihan yang berada di dekat meja Bruiser
>-<
"Sat terima aja kali tawarannya, yaa gaa?!" Kipli berbicara sambil menyenggol lengan Aksata dan meminta persetujuan yang lain.
"Yoii.. Mayan tuh gausa jalan pesen makanan," sambung Diki.
Dua anggota inti Bruiser ini berbeda dengan yang lain. Diki dan Kipli memiliki sifat yang lebih tengil dan jahil. Mereka pun sudah seperti upin ipin, dimana ada Kipli harus ada Diki.
Perempuan itu sedari tadi terus tersenyum tanpa malu dirinya sudah diperhatikan oleh banyak pasang mata yang berada di kantin sekolah tetapi masih setia berdiri disebelah meja Lioness.
"Iyaa.. aku aja yang pesenin, tapi nanti bolehin aku duduk di sebelah kamu yaa," senyum perempuan itu semakin merekah saat meminta kesepakatan untuk duduk di sebelah Aksata.
"Dih? Cantik lo? Disamber Gata tau rasa lo!" Xion ikut menyahuti perkataan yang baru saja keluar dari mulut Jihan. Namanya saja sudah menunjukan bahwa lakilaki ini galak dan kata katanya sering menyakitkan jika ia berhadapan dengan orang yang tidak ia suka.
Dirga, Kipli, Diki, dan Yuta tertawa saat mendengar apa yang baru saja Xion katakan. Berbeda dengan Aksata yang dari tadi terus mencari keberadaan seseorang di arah pintu kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATAKSA (On Going)
Teen FictionSetelah 2 tahun menjalin hubungan dengan Aksata, Anagata menjadi sasaran balas dendam karena hal yang sudah Aksata lakukan kepada Musuhnya. Walaupun begitu, Aksata akan selalu menjaga Anagata seperti yang sudah ia lakukan selama Dua tahun ini. Anag...