BAB 14 Save CINTA

1K 114 52
                                    

WARNING 21+

HAPPY READING

****

Biru duduk di tepian tempat tidur sambil bersandar, sementara Shabila duduk diatas tubuhnya dengan kaki kiri berpijak di lantai. Dengan perlahan Shabila menggerakkan tubuhnya naik turun. Kedua tangannya berpegang pada gunungan tempat tidur.

"Eemmmhhhh..."

Biru merengkuh pinggang Shabila iuntuk membantu mempercepat pergerakan pinggul Shabila. Gadis itu berteriak merasakan batang Biru menghujam dinding kewanitaannya hingga menimbulkan rasa geli, gatal dan sakit yang bercampur. Hentakan pinggul Biru membuat pantat Shabila berguncang. Biru kian mempercepat hentakannya.

Plok

Plok

Plok

"Aaaahhhh aashhhh aahh !"

"Sayanggggg eemmhhh." desis Biru sambil mencengkeram pantat Shabila.

Shabila menunduk agar bisa mencapai bibir Biru. Dengan lembut Biru melumat bibir itu. Lidah keduanya saling berkelit dan menghisap. Tak berapa lama lembah senggama Shabila berkedut dan menjepit batang Biru.

"Aaaaarrrggghhh Yaanngghh aku mau sampaiiihhhh." teriak Shabila.

Mendengar teriakan Shabila, dengan cepat Biru membalik kan tubuh itu. Kini Biru menindih Shabila dalam posisi missionary. Keduanya saling berpelukan erat dengan batang Biru yang terus menghujam.

"Ah Yangghh aahhh aahhh !" teriak Shabila sambil mencengkeram punggung Biru.

"Enak banget Yangghh." racau Shabila.

"Enakkhh Yaanngghh."

Biru melumat bibir yang terus meracau itu dengan penuh nafsu. Tubuh Shabila semakin menegang, seiring desiran-desiran samar yang bersumber dari lembah senggama Shabila yang kian mengetat.

"Yaanngghhh aakkuhh ssaammppaaiihhh !" teriak Shabila seiring hentakan brutal Biru.

Biru tak menggubris teriakan Shabila meski gadis itu menggelengkan kepala dan mencoba mendorong tubuh Biru. Hujaman Biru semakin menggila merasakan jutaan cairannya sudah menumbuk ujung batangnya dan siap untuk meledak.

"Ayaanngghh aaahhhh !" teriak Shabila

Pria itu bahkan tak memberi jeda kepada Shabila untuk menikmati pelepasannya. Batang menggembung itu terus keluar masuk di dalam lembah yang sudah banjir cairan itu dengan lancar. Biru mendesis tertahan merasakan otot di sekujur tubuhnya mengejang. Ia meluruskan kakinya agar batangnya tenggelam sempurna. Ia memutar batangnya lalu menghujam keras dan....

"Aaaaarrrggghhhh...."

Pertahanan Biru jebol. Shabila berteriak keras merasai hujaman brutal itu. Cairan Biru meledak di dalam benda elastis pelindung batangnya. Lembut Biru menciumi wajah Shabila yang bermandikan peluh.

"Nikmat banget Sayang." bisik Biru yang masih memeluk tubuh tak berdaya itu.

"Puas ?" lanjut Biru sambil mencium pipi Shabila.

BIRUnya CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang