BAB 23 Mengejar CINTA

1K 128 43
                                    

Happy Reading

____

Suara alunan musik hingar bingar menggema dalam opening event Bali Fashion Week

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara alunan musik hingar bingar menggema dalam opening event Bali Fashion Week. Semua sponsor acara ini di tempatkan di kursi VVIP. Yah, demi bisa bertemu dengan Cinta, Biru memutuskan untuk menjadi sponsor acara Bali Fashion Week dimana Cinta menjadi modelnya.

Deretan model berparas cantik melenggang di atas catwalk membawakan gaun rancangan designer ternama yang sangat anggun. Mata Biru menilai satu persatu model yang melenggang, tapi dia tak menemukan Cinta. Biru mulai gusar, apa Cinta mangkir dari perjanjiannya ? Tapi tidak mungkin, Cinta sangat profesional dalam segala hal.

Biru menghampiri sang empunya acara dan berbisik, "Anindya Cinta Pramudya kenapa belum keluar ?"

"Dia keluar nanti bareng adik anda." jawab Pria separuh baya itu.

"Tolong minta dia keluar sekarang bersama model yang lain !" pinta Biru

Pria bernama Putu Wardana itu menatap Biru dengan tatapan penuh tanya "Anda tertarik dengan dia ?" Putu wardana mencoba memberanikan diri.

"Lakukan saja apa yang aku minta." tandas Biru dengan tatapan tajam.

"Ba-baik." jawab Putu Wardana gugup.

Biru segera kembali ke tempat duduknya, matanya tak lepas dari deretan model yang baru saja keluar.

Degh !!!

Jantung Biru berdetak, sekali tapi terasa menyentuh menyebabkan rasa nyeri, sakit, bahkan nafasnya terasa sesak seakan kehabisan pasokan udara segar. Sudut matanya memanas saat melihat paras ayu Cinta yang bertabur senyum. Hati Biru tenang melihat Cinta baik- baik saja.

~Flashback On~

"Haaaccchhhh.....!" Biru berteriak frustrasi.

Biru menyugar rambutnya lalu menariknya kasar. Apa yang baru saja dia lakukan ? Dia telah menyakiti Cinta dan hampir lepas kendali. Biru mendudukkan diri di ranjang. Ia mengawasi pintu yang tertutup.

"Maafkan aku Cinta." desis Biru sembari meraup wajahnya.

Biru melangkah menghampiri pintu. Cinta benar- benar menguncinya dari luar. Ah, gadis itu pasti tidur di kamar sebelah. Biru mengedarkan pandangan mengawasi kondisi kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Suara teriakan dan jeritan Cinta kembali menggema di seantero ruangan. Biru mengutuk kebiadabannya, Cinta tidak akan pernah memaafkan perbuatan laknatnya. Biru menutup telinganya dengan kedua tangannya berharap suara - suara itu akan segera sirna.

Sepanjang malam Biru tidak bisa tidur. Suara dan bayangan wajah Cinta tak pernah lekang dari pelupuk matanya. Biru menengok jam di dinding, 05.30 pagi. Ia beranjak meraih ponselnya, Ia meminta Mang Udin untuk membuka pintu kamarnya dengan kunci serep.

BIRUnya CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang