BAB 30 Bunga CINTA

868 118 16
                                    

Happy Reading

____

"Cintaaaaaa...!" teriak Biru

Biru berusaha menerobos masuk tapi dihalangi oleh polisi dan petugas kebakaran. Pikirannya kacau, dia tak sanggup lagi berpikir jernih. Dia terus berteriak, memberontak sambil menangis.

"Cintaaaaa...."

Asap hitam mengepul semakin tinggi, petugas pemadam mengevakuasi orang yang berkerumun termasuk Biru, pria itu tetap bersikukuh ingin disana. Dia ingin memastikan keberadaan Cinta.

"Cintaaaaa...hiks... hiks... hiks ...." tangis Biru kian tak terbendung. Biru menjatuhkan dirinya dengan posisi berlutut.

Biru terhenyak saat merasakan ada sebuah tangan menyentuh bahunya, dan suara panggilan lembut membuat sekujur tubuhnya merinding.

"Maaaassss...."

Biru menoleh, airmatanya kian jatuh saat mendapati senyum simpul dari sosok disebelahnya. Serta merta Biru memeluk tubuh itu masih dalam posisi berlutut dan menangis.

"Terima kasih Tuhan, aku pikir aku telah kehilangan mu, Cinta."

Cinta mengusap kepala pria itu lalu mengecup puncak kepalanya, "I'm fine." katanya.

"Hiks....hiks.... jangan lakukan ini lagi, Cinta. Kemanapun kau harus bersamaku." kata Biru sambil menekan kepalanya di perut Cinta.

"Em.." Cinta mengangguk.

"Kita kembali !"

Biru bangkit, ditatapnya Cinta beberapa saat. Diraba nya lengan gadis itu, berganti disentuhnya wajah gadis itu lembut. Matanya berkaca - kaca, dia ingin memastikan jika gadis itu benar baik - baik saja. Biru menangkup wajah mungil itu, lalu dengan lembut dikecupnya kening Cinta dalam. Dia tak peduli jika ada banyak orang diantara mereka. Dibawanya Cinta ke dalam pelukannya, dikecupnya puncak kepala Cinta berkali - kali.

"Mas, aku nggak bisa nafas." keluh Cinta yang kesulitan bernafas.

"Maaf... maaf." Biru merenggangkan pelukannya.

"Kamu kemana saja ? Aku hampir gila menangisimu ?" Biru mengusap kepala Cinta yang kini mendongak menatapnya.

Cinta tersenyum tipis, tangannya teeangkat untuk mengusap airmata di pelupuk mata sembab pria itu, "Dasar cengeng, aku tadi membeli mantel dan daleman buat kamu. Ini yang terakhir kamu pakai, kan ?" kata Cinta dengan polosnya.

Biru benar -benar terguguk, diciuminya dahi, mata, pipi dan seluruh wajah Cinta bertubi - tubi, tanpa sadar kepedulian Cinta terhadap nya menyelamatkan Cinta dalam insiden kebakaran tadi.

Biru menggendong Cinta ala bridal kembali ke hotel, sebenarnya Cinta menolak karena semua orang memperhatikan mereka tapi Biru tidak peduli.

"Kau mau mengejekku sekarang ?" celetuk Biru saat tiba di kamar.

Cinta menggeleng lalu menatap Biru untuk beberapa saat dan tersenyum, "Saat badai tadi, aku sangat ketakutan. Aku mengutuk diriku sendiri yang tidak sabaran. Andai aku sedikit lebih sabar menunggumu tentu aku tidak akan sendirian."

BIRUnya CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang