BAB 15 Mengenal CINTA

971 125 30
                                    

"Tidak MENCINTAI itu bukan berarti MEMBENCI."

Happy Reading

****

Biru berenang sekuat tenaga untuk mengejar Cinta. Gadis itu terlihat pantang menyerah. Cinta terus berenang menuju tepian. Jarak antara Biru dan Cinta sudah semakin dekat. Hingga akhirnya Biru bisa mencapai tubuh itu. Dengan susah payah keduanya sampai ke tepian. Biru merebahkan Cinta diatas batu besar yang cukup rata.

Biru meraba nadi di leher Cinta. Berdenyut namun lemah, Ia menekan pergelangan tangan gadis itu, sama lemahnya. Sepertinya Cinta terlalu banyak meminum air. Ia menempelkan telinganya di dada Cinta.

"Cinta bangun Cinta !" seru Biru sambil menepuk- nepuk pipi Cinta bergantian.

Gadis itu tak bergeming, Biru mulai panik. Ia melakukan Resusitasi Jantung Paru dengan cara menekan dada Cinta beberapa kali, setelah itu, Biru menekan kedua rahang pipi Cinta agar mulut gadis itu terbuka. Biru memberinya bantuan pernapasan. Kemudian kembali menekan dada Cinta. Tak seberapa lama Cinta terlihat terbatuk-batuk dan mengeluarkan air.

"Cintaaa kau sadar ?" seru Biru sambil mengguncang-guncang bahu Cinta.

Cinta mengerjapkan mata nya perlahan sambil memandangi sekeliling. Biru menatap gadis itu sendu, Ia menarik tubuh lemah itu untuk kemudian dipeluknya. Beberapa saat yang lalu Ia begitu ketakutan. Ia takut Cinta tidak sadar lagi. Lalu apa yang akan Ia katakan pada keluarganya ? Biru menciumi rambut Cinta dan dielusnya lembut.

"Syukurlah kau baik-baik saja." lirih Biru serak. Sedari tadi Ia memang menahan tangis. Ia benar-benar ketakutan tadi.

Cinta kembali batuk-batuk. Ah, Biru memeluk gadis itu terlalu erat. Biru menangkup pipi Cinta dan menatapnya haru.

"Dasar gadis bodoh ! Kenapa tidak ambil talinya tadi ?" ucap Biru sambil mengusap air yang menggenang di pelupuk mata Cinta dengan kedua ibu jarinya.

"Pelampungku kempes." jawab Cinta dengan bibir turun.

Biru menghela rambut basah Cinta yang jatuh di dahi gadis itu. Biru kembali mengelus pipi gadis itu lembut. "Yang terpenting kau selamat sekarang." ucap Biru lembut, Ia kembali membawa gadis itu masuk ke dalam pelukannya.

"Kita dimana ?" tanya Cinta yang masih dalam pelukan Biru.

"Entahlah, tapi kau tenang saja. Kita akan keluar dari sini dan meminta bantuan." jawab Biru mencoba menghibur Cinta.

"Apa kau masih sanggup berjalan ?" tanya Biru menyadari kaki dan tangan Cinta yang penuh dengan luka.

"Em." angguk Cinta sembari tersenyum menampakkan giginya yang putih dan rapi

Dengan gemas Biru mengacak - acak rambut basah Cinta. "Aaaaaaa Mas aah !" teriak Cinta seraya menepis tangan Biru di kepalanya.

Biru tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Cinta bangkit. Cinta menyambut uluran tangan Biru dan bangkit. Unfortunately kaki nya gemetar hingga Cinta terhuyung dan langsung di rengkuh Biru. Untuk beberapa saat keduanya sama-sama tidak bergerak dalam posisi saling berpelukan. Keduanya seperti kehilangan waktunya untuk persekian menit.

Cinta melepas pelukannya, Ia menatap Biru canggung. "Maaf." sesal Cinta sambil menunduk.

Sesaat Biru menikmati wajah Cinta yang merona lemerahan karena malu. Ia lalu berjongkok membelakangi Cinta dan mengisyaratkan agar gadis itu naik ke atas punggung nya.

BIRUnya CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang