05

1.7K 144 70
                                    

Follow
Vote
Komen
.
.
.

"Skala lo bisa ke sini gak?"

Ucap Aleta dengan suara serius. Skala mengerutkan keningnya, masih diam tidak ingin menjawab Aleta.

"Gue sibuk,"

Tutttt ....

Skala mematikan panggilan suara dengan Aleta, kemudian memasukkan gawainya ke dalam kantong celana. Skala kembali menjalankan motornya. Beberapa menit kemudian, Skala menghentikan laju motornya dan menepi dari bahu jalan.

"Hallo ... Skala gue bingung Shila dari tadi nangis gak mau berhenti,"

Skala panik mendengar nama adiknya disebut. Shila memang bersama Aleta, mereka berdua katanya ingin pergi jalan-jalan. Sebenarnya Skala tidak mengizinkan Shila ikut bersama Aleta, tapi Bundanya memaksa Skala mengizinkannya.

"Di mana?" panik Skala.

"Di Mall Kencana," sahut Aleta.

"Tunggu gue kesana!" Skala kemudian memutuskan panggilannya dan pergi menuju Mall Kencana.

Aleta tersenyum mendengar ucapan Skala. Aleta yakin rencananya berhasil.

"Shila nanti kalau ada kak Skala, Shila nangis ya!"

"Emangnya kenapa kak?" tanya Shila.

"Udah nangis aja ya, nanti kakak beliin mainan deh," bujuk Aleta.

Shila menganggukkan kepalanya. Kemudian melanjutkan jalannya bersama Aleta menyelusuri rak mainan.

"Shila kenapa?" tanya Skala panik.

Aleta terperanjat kaget melihat Skala tiba-tiba ada belakangnya. Kemudian, Aleta menyenggol lengan Shila memberi kode agar Shila menangis sesuai perintahnya tadi.

"Ohh tadi Shila minta dibeliin kucing. Gue gak kasih la, terus Shila nangis," beritahu Aleta sambil mengelus rambut Shila.

Skala menarik Shila dari genggaman Aleta. "Kenapa gak lo kasih?"

Aleta terdiam bingung harus menjawab apa.

"Aa ... Anu—"

"Apa?" bentak Skala.

"Lo lupa kalau tante Lina elergi kucing?"

Skala diam memperhatikan Aleta. Benar, bundanya itu elergi kucing.

"Shila ayo pulang sama kakak!" ucap Skala lembut pada adiknya.

"Enggak mau, Shila masih mau sama kakak cantik,"

Aleta tersipu malu mendengar ucapan Shila. "Ayo kak cantik kita cari mainan!"

Shila berjalan menghampiri Aleta dan menggandengnya. Skala melirik tajam Aleta.

"Kak Skala harus ikut juga! Ikutin Shila dari belakang!" perintah Shila pada Skala.

Skala tidak bisa menolak perintah dari Shila, ia sangat menyayangi adiknya itu. Tanpa sadar Skala melupakan sesuatu.

Kini Aleta menatap punggung Skala yang jaraknya hanya beberapa jengkal. Aleta tersenyum saat bagaimana Shila marah pada Skala tadi. Saat akan pulang dari Mall, Shila tidak mau ikut pulang bersama Skala, ia ingin pulang bersama Aleta.

Skala sudah membujuknya dengan susah payah, namun dirinya gagal. Skala harus mengizinkan Aleta ikut pulang bersama mereka. Jadilah sekarang Aleta duduk di atas motor kesayangan Skala, walaupun di tengah-tengah mereka ada Shila. Bagi Aleta itu tidak masalah.

SKALETA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang