Follow, vote dan komenn!!!
Jangan lupa karena gratis guys ....Nb: Cerita ini dibuat ketika saya belum tau PEUBI yang benar. Jadi mohon maaf jika cerita ini berantakan dalam segi penulisan dan kosa kata.
.
.
.
.
."Lo kenapa semalam gak datang?" tanya Jefan pada Skala.
"Kalau lo emang niat masuk geng motor gue seharusnya lo dateng Skala," Jefan menatap tajam Skala. Ia kecewa pada Skala yang tidak menepati janjinya saat mereka akan mengadakan balap liar.
"Lo tau kan semalam itu giliran lo yang tanding, itu debut pertama lo seharusnya lo dateng Skala," bentak Jefan marah.
Skala tidak bisa berbuat apa-apa, ia lupa jika semalam seharusnya ia datang ke arena balap sesuai janjinya. Skala baru ingat bahwa ia semalam menemani Shila dan Aleta di Mall.
Jefan menatap kesal Skala yang hanya diam saja dari tadi. Tidak kunjung mendapatkan jawaban dari mulut Skala, ia berjalan keluar dari gudang sekolah.
"Cabut!" perintah Jefan pada Zeka dan Roni.
Skala mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menendang keras kursi yang ada di sebelahnya.
"ARGHHH ...." geram Skala.
Braakk
Skala menoleh ke arah pintu gudang, ia melihat Arga berdiri di sana dengan sorot mata tajam.
"Brengsek lo Skala,"
"Apa?"
"Lo emang cowok pengecut yang pernah gue temuin, tau gak Lo?" Arga tersenyum sinis, lalu menyengkram kerah baju Skala. Menyudutkannya di dinding.
Skala mengerutkan keningnya. "Maksud lo apa?" tanya Skala emosi.
"Maksud lo yang apa? Kenapa lo tinggalin Aleta di pinggir jalan tadi malam hah? Dasar gak punya hati nurani lo,"
Skala menaikkan sebelah alisnya. "Dia pantes diperlakukan seperti itu,"
"Apa lo bilang? Gue tau lo benci sama dia, tapi gak gitu caranya Skala,"
Buugghh
Satu pukulan Arga layangkan tepat di rahang Skala. Skala merasakan nyeri di sudut bibirnya, lalu ia menyeka darah yang mengalir dari dari sana menggunakan jarinya.
Skala tersenyum tipis. "Lo suka sama Aleta?" tanya Skala terkekeh.
Arga masih menahan Skala di dinding.
"Ck ...." cibir Skala.
Bugghh
Skala memukul perut Arga kuat. Membuat Arga terjatuh ke lantai.
Skala tersenyum sinis. "Satu sama," ucap Skala pergi meninggalkan Arga.
***
Aleta duduk menikmati musik menggunakan earphone di depan kelasnya. Sesekali ia menganggukkan kepalanya dan bibirnya mengikuti lirik lagu. Aleta memejamkan matanya, meresapi makna dari lagu tersebut.
Aleta terperanjat kaget saat tangannya digenggam seseorang dan menariknya berjalan mengikuti langkah orang tersebut. Aleta kesusahan mengikuti langkah cepat orang tersebut. Sesekali langkahnya tersandung oleh kakinya sendiri.
"Lo mau apa?" tanya Aleta.
Skala melepaskan genggamannya pada tangan Aleta. Ia membuka lemari, lalu mengeluarkan kotak P3K dan melemparkannya di atas ranjang UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALETA (On Going)
Teen FictionKata siapa matematika itu sulit? Ada tuh yang lebih sulit dari matematika, yaitu melupakan cinta. Contohnya si Aleta, udah tau ditolak mentah-mentah masih aja mengharapkan cintanya pada Skala. Skala itu pintar, apalagi menyangkut matematika sudah p...