"Aku mohon...Tolong aku..."Pria tersebut mengangkat wajahnya dan terkejut, ia bingung dihadapkan dengan perempuan yang meminta tolong padanya secara tiba-tiba ini.
Dari kejauhan terdengar ribut-ribut suara orang berlari yang membuat pria itu menengok ke arah suara ribut-ribut itu. Sang Mi semakin panik dan mulai menangis.
Pria tersebut mulai menyadari situasinya, perempuan ini sedang dikejar. Refleks ia langsung mendorong Sang Mi ke sudut dinding dan mengangkat jaket yang sedang ia pakai menutupi tubuh dan kepala Sang Mi.
"Tenanglah, jangan bergerak dan tetap diam." Suara bariton pria tersebut langsung dipahami Sang Mi, dan ia hanya mengangguk pelan.
Ia belum pernah sedekat ini dengan pria, terlebih lagi ini pria asing yang tidak ia kenal, ia sangat tinggi, hidung Sang Mi hampir menempel di lehernya dengan jarak sedekat ini, ia bisa mencium wangi parfum pria ini, herannya wanginya sangat menenangkan.
Namun jantung Sang Mi tetap berdebar kencang, ia takut Soo Jin mendadak rewel, ia berdoa sekuatnya dalam hati agar Soo Jin mengerti dan tidak mengeluarkan suara apapun.
Tiga orang pria yang mengejar Sang Mi melewati halte tersebut dan mendadak berhenti. Satu orang terengah-engah dan mengeluh tentang Sang Mi yang berlari sangat cepat.
"Dimana perempuan sialan itu? Kenapa dia bisa cepat sekali?! Bos bisa marah kalau kita tidak mendapatkannya!" Kata pria yang tangannya digigit.
"Mungkin dia sudah naik bis bos, kita sempat ketinggalan tadi gara-gara jatuh." Temannya memindai sekitar halte tersebut , masih berusaha mencari.
"Sepertinya tidak ada disini, lihat, cuma ada orang pacaran disini, ayo kita pergi bos, aku muak melihatnya." Kata pria tersebut sambil melirik punggung pria yang sedang menutupi tubuh Sang Mi, seolah mereka sedang berciuman.
"Baiklah, ayo kita kejar bis itu pakai mobil, pasti belum jauh." Mereka pun segera pergi dari situ.
Setelah mereka pergi dan dirasa agak jauh, pria itu mengintip ke belakang untuk memastikan mereka sudah benar-benar pergi. Ia pun perlahan menurunkan jaketnya dan mundur sedikit untuk melihat Sang Mi. "Gwenchana?" Tanya pria itu.
Sang Mi yang sejak tadi menahan nafasnya mulai pelan-pelan menghembuskan nafas, wajahnya masih shock dan tangan serta lututnya masih gemetar. Ia tidak sadar salah satu tangannya mencengkeram kaos pria itu dengan kencang.
Pria itu memegang bahu Sang Mi dengan hati-hati, takut tiba-tiba Sang Mi terjatuh karena masih belum pulih dari shocknya. Ia bertanya sekali lagi ."Apa kau tidak apa-apa?"
"Yyyyya...Ya...Aku tidak apa-apa." Jawab Sang Mi dengan suara lemah dan bergetar.
"Kau tinggal dimana?" Tanya pria itu.
Sang Mi mengangkat matanya, haruskah ia mengatakan tujuan Sang Mi pada pria asing tersebut? Apakah ia baik atau jahat? Tapi barusan ia menolongnya, pikir Sang Mi.
Akhirnya ia memutuskan untuk jujur. "Aku harus pergi ke Seong Jin."
"Seong Jin? itu juga tujuanku. Kita bisa pergi bersama." Kata pria itu.
"Itupun kalau kau mau.." Lanjut pria itu, khawatir Sang Mi tidak mau mempercayainya karena mereka baru saja bertemu.
Tidak ada jawaban, lalu pria itu melanjutkan lagi, "Tapi dengan kejadian mendadak tadi, sepertinya kita tidak bisa naik bis, kecuali kau mau dikejar oleh mereka lagi. Bagaimana kalau kita naik kereta saja? Kita juga bisa lebih cepat sampai, hanya dua jam perjalanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trusting You
FanfictionWhen she thinks that today is her happy day, suddenly it turns to be a worst day, Sang Mi have a disaster that just happened in one night, whole her world seems like hopeless, until she met one guy who helped her.. He is Gang Tae.. Can she trust him...