📢 Warning, this is 🔞 zone!
If u are under this age, its better you skip this part..
Part 10 ini part dewasa yaa..
Happy reading...Umumnya, antara akhir bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli di Korea sudah masuk musim hujan. Sepanjang musim hujan di Korea tidak ada terik panas, dan untuk beberapa minggu biasanya berawan disertai hujan yang sering hingga tiga minggu.
Sang Mi bersyukur dirinya dan Soo Jin sudah sampai dirumah tanpa kehujanan setelah makan siang bersama dengan Seung Jae dan dilanjutkan dengan berjalan-jalan di taman sampai sore.
Ia sudah melihat langit yang mulai tampak gelap, tetesan air bisa turun kapan saja, oleh karena itu mereka menyudahi dengan cepat acara jalan-jalan mereka dan pulang kembali ke rumah masing-masing.
Sang Mi sama sekali tidak membuka ponselnya sejak tadi siang, ia baru membukanya ketika sudah sampai di rumah. 16 Missed Calls. 6 pesan chat. Semua hanya dari satu nama, Gang Tae.
Menghembuskan nafas lelah, Sang Mi mulai membaca chat dari pria yang ia hindari seharian ini. Gang Tae menanyakan kondisinya dan Soo Jin serta mengabarkan jika ia harus lembur shift malam karena menggantikan rekan kerjanya yang berhalangan hadir di RS. Mungkin ia baru bisa pulang besok pagi. Karena seingat Sang Mi, Gang Tae baru mendapatkan jadwal shift malamnya besok.
Entah Sang Mi harus merasa senang, bersyukur atau malah sedih, karena ia sudah terlalu terbiasa dengan kehadiran pria itu di rumah. Ia makan malam sendirian dan mulai menidurkan Soo Jin. Bayi itu tidak tidur seharian ini karena terlalu bersemangat melihat-lihat suasana taman. Hujan turun dengan sangat deras tepat setelah Soo Jin mulai terlelap.
Sang Mi sempat khawatir Soo Jin akan terbangun karena mendengar suara berisik tetesan air yang memukul-mukul atap dan jendela, namun bayi kecil itu sangat nyenyak, mungkin dia kelelahan, pikirnya. Sang Mi juga mulai merasa lelah dan matanya mulai berat, ia perlahan menutup mata dan mulai masuk ke alam mimpi.
Hujan mulai membasahi pakaiannya, air menetes di dahinya, turun ke pipi dan lehernya, Sang Mi berada di pinggiran hutan sendirian. Samar-samar ia mendengar suara minta tolong. Mengapa suara itu sangat familiar di telinganya? Seperti suara.....Ibunya.
"Sang Mi, kemarilah nak..." Sang Mi mulai berjalan masuk ke hutan, mencari arah suara untuk mendekat.
Semakin jauh ia melangkah, terdengar suara kakaknya, "Sang Miah....Aku disiniiiii..."
Sang Mi tiba di sebuah bangunan tua di tengah hutan, ia melihat ke arah jendela dan disana ada ayahnya, ibunya dan juga kakaknya tersenyum padanya dan melambai-lambai ke arahnya.
Ia senang dan tersenyum, ia sangat merindukan mereka, Sang Mi pun melangkah masuk ke pintu bangunan tersebut, namun saat ia menutup pintu dan memanggil mereka, tiba-tiba api menjalar di lantai kayu tempat ia berpijak. 'Oh tidak! Ibu! Ayah! Kakak! Kalian dimana?'
Dari jauh ia melihat mereka masih melambaikan tangan. Ia mendengar teriakan kakaknya samar-samar kepadanya sambil tersenyum "Kau harus bahagia Sang Miah, kami baik-baik sajaaa!"
Tepat setelah kakaknya berteriak, api makin berkobar, Sang Mi harus segera lari. Ia kembali membuka pintu bangunan yang tadi ia masuki, namun setelah berhasil keluar, hutan itu sudah menghilang, ia justru malah masuk ke kegelapan yang sangat pekat.
Sang Mi membuka matanya dengan cepat, nafasnya tersengal-sengal seperti habis berlari. Mimpi, ia bermimpi lagi. Namun mengapa saat ia membuka mata ini terasa sangat nyata? Saat ini di sekelilingnya benar-benar gelap. Ia tidak melihat cahaya sedikitpun, sementara hujan masih turun dengan derasnya dan petir terus menyambar di luar sana. Jendela tertutup rapat dengan gorden, ia tidak bisa melihat apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trusting You
FanfictionWhen she thinks that today is her happy day, suddenly it turns to be a worst day, Sang Mi have a disaster that just happened in one night, whole her world seems like hopeless, until she met one guy who helped her.. He is Gang Tae.. Can she trust him...