Deserved to be Happy

872 60 35
                                    


Warning ⚠️
🔞 content

Tarik nafas dalam-dalam, karena ini akan panjang.. Happy reading...


Sinar matahari pagi menyorot masuk melewati jendela saat Gang Tae keluar dari alam mimpi dan perlahan bangun menghadapi dunia nyata, matanya masih terpejam, tubuhnya masih tertelungkup di atas tempat tidur, ia ingat terakhir ia mabuk dan berjuang untuk pulang ke rumah, ia ingat bahwa Sang Mi belum tidur saat ia membuka pintu, namun ia tidak ingat apa yang ia katakan padanya atau Sang Mi katakan padanya.

Ia membuka matanya perlahan, memindai sekitarnya, mengumpulkan kesadaran dan duduk di tempat tidur. Ia bersyukur ia tidak merasa pusing atau pengar akibat mabuk semalam. 'Dimana Sang Mi dan Soo Jin?' benaknya mulai bertanya-tanya.

Samar-samar ia mendengar suara orang berlari dan menutup pintu, diikuti suara orang yang sedang memuntahkan sesuatu. 'Sang Mi!' Pikirannya langsung tertuju pada kekasihnya. Secepat kilat ia melompat dari atas tempat tidur, membuka pintu kamar dan berlari menuju toilet dan membuka pintunya, ia melihat Sang Mi sedang membungkuk di atas kloset, berjuang mengeluarkan isi perutnya.

Gang Tae membantunya dengan menyibakkan rambut panjangnya yang tergerai dan memegangnya di belakang dengan tangan kirinya, tangan kanannya mengusap lembut punggung Sang Mi sambil menunggunya selesai. Ia berpikir bukankah seharusnya ia yang muntah karena mabuk semalam? Ada apa dengan kekasihnya? Sang Mi terlihat terengah-engah dan lemas, seolah-olah muntah barusan menguras seluruh tenaganya. Ia membasuh mulutnya dengan air dari keran, lalu menekan tombol flush kloset. Ia berdiri dan berbalik menghadap Gang Tae. Matanya terlihat sayu dan wajahnya pucat.

"Heeei, ada apa denganmu? Apa kau sakit?" Gang Tae mengusap lembut kepala kekasihnya dan juga pipinya, terasa sangat panas di tangannya.

Sang Mi hanya menatapnya lemas sambil menutup mulutnya, ia hanya mengatakan bahwa ia ingin minum karena mulutnya terasa tidak enak.

"Baik, aku akan buatkan teh hangat untukmu."

Gang Tae membimbing Sang Mi hingga ke sofa dan mendudukkannya dengan pelan. "Tunggu disini dan istirahatlah, aku akan buatkan dulu." Sang Mi hanya menjawab dengan mengangguk lemah. Gang Tae memeriksa Soo Jin di dalam box terlebih dahulu, setelah ia lihat bayi itu sedang asyik bermain dengan boneka jerapahnya, ia melanjutkan berjalan ke dapur untuk membuat teh.

Setelah secangkir teh hangat siap di tangannya, ia kembali menuju sofa. Ia melihat Sang Mi berbaring meringkuk di sofa sedang mengusap perutnya. Ia membantu Sang Mi untuk duduk dan meminumkan tehnya dengan perlahan. "Apa terasa lebih baik?" Tanya Gang Tae.

Sang Mi menggeleng pelan dan masih memegangi perutnya. "Apa perutmu sakit? Kau habis makan apa kemarin?" Lanjut Gang Tae bertanya. Sang Mi mengangguk dan sedikit meringis. Gang Tae meletakkan cangkir tehnya di meja dan langsung beranjak ke kotak obat dan mengambil botol kecil berisi minyak berwarna bening.

"Buka sedikit bajumu, aku akan gosokkan ini di perutmu supaya terasa hangat." Sang Mi hanya bisa terdiam memerhatikan kekasihnya menggosokkan minyak dengan perlahan di perutnya, sensasi hangat mulai terasa dan sedikit menenangkan. Meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan rasa mualnya. Setelah selesai, Gang Tae menurunkan kembali baju Sang Mi dan menutup botol minyak dan mengembalikan ke kotak obat sebelum mencuci tangannya dengan sabun di wastafel dapur.

Sebelum ia mengeringkan tangannya, ia mendengar langkah kaki cepat lagi menuju toilet, dan mendengar suara kekasihnya yang sedang muntah lagi. Ia pun segera menyusulnya.

"Kita harus segera ke dokter Sang Mi." Gang Tae sedang mencoba menelepon Jae Soo atau Seung Jae untuk meminta tolong menjaga Soo Jin sebentar selama mereka pergi ke dokter, namun lama sekali teleponnya tidak diangkat.

Trusting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang