"Seung Jae..." Teriak Sang Mi..
"Ada apa?"
"Ada garis yang muncul di alat ini, apa artinya?"
Seung Jae langsung merasakan sengatan harapan yang membuat jantungnya berdetak kencang dalam kegembiraan. "Ada berapa garis yang kau lihat Sang Mi?"
Sang Mi tidak menjawab namun tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dan langsung menunjukkan alat tes kehamilan yang ia pegang pada sahabatnya. Seung Jae langsung segera mendekat untuk melihat lebih jelas. Ia menatap sahabatnya dengan lekat.
"Sang Mi, ini artinya keponakanku akan segera bertambah."
"Apa maksudmu?"
"Selamat sayang, kau hamil."
Seung Jae langsung melompat-lompat gembira dan memeluk sahabatnya, namun yang dipeluk masih terpaku di tempatnya, tidak bergerak, terlalu terkejut, bingung tidak tahu harus berkata apa.
Seung Jae merasa ada yang janggal. "Sang Mi? Hei...Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau diam saja?"
Seung Jae melambaikan tangannya di depan mata sahabatnya karena ia berubah mematung di tempatnya berdiri.
Seketika Sang Mi tersadar dari lamunannya dan melemas. Seung Jae menuntunnya untuk duduk di sofa dan mengambilkan minum untuknya.
"Sang Mi?" Panggil Seung Jae sekali lagi. "Ada apa? Kenapa kau terlihat tidak senang?"
Sang Mi meletakkan tangannya yang bergetar ke atas perutnya yang baru sekarang ia sadari mulai mengencang.
"Aku...Benarkah aku hamil? Ada anak Gang Tae di dalam perutku?"
"Menurut hasil testpack, itu benar Sang Mi. Tapi jika kau ingin lebih memastikan lagi, kita bisa memeriksakannya ke dokter kandungan. Kau mau kutemani? Atau kau mau pergi dengan Gang Tae?"
Sang Mi langsung menjawab dengan panik. "Tidak, tidak, Seung Jae. Aku mohon jangan beritahu dia, aku butuh waktu."
"Kenapa? Dia ayahnya kan? Dia berhak tahu Sang Mi."
"Aku tahu. Hanya saja, aku tidak tahu apakah dia menginginkan anak ini atau tidak."
"Apaa? Omong kosong macam apa yang kau bicarakan Sang Mi?! Kau tidak lihat sikap dia pada Soo Jin? Aku sampai merasa bahwa dia adalah ayahnya, sudah pasti dia juga akan senang menyambut kehadiran anaknya sendiri, darah dagingnya. Ditambah dia juga terlihat sangat mencintaimu."
Sang Mi membuka mulutnya seperti ingin berbicara, namun ia menutupnya lagi dan menghembuskan nafas panjang, memejamkan matanya dengan rapat, lelah beradu pendapat dengan sahabatnya yang tidak memahami perasaannya.
Ia juga merasakan hal yang sama seperti yang Seung Jae pikirkan. Sangat jelas terlihat bagaimana sikap Gang Tae menghadapi Soo Jin, caranya berkomunikasi dengan bayi yang bahkan belum bisa membalas dengan kata-kata, cara ia mengurus bayi itu saat Sang Mi sakit, semua itu terlihat sangat alami.
Bukan tidak mungkin hal itu juga berlaku untuk anaknya sendiri, namun entah kenapa Sang Mi masih merasa belum yakin. Mungkin karena Gang Tae belum pernah membicarakan tentang komitmen dan rencana masa depan dalam hubungan mereka.
Memang benar mereka menjalin hubungan saat ini, bukan hubungan yang main-main. Tapi mereka tidak pernah membicarakan masa depan, mereka hanya menjalani hari-hari mereka, membahas apa yang terjadi hari itu atau cerita di masa lalu, namun tidak pernah membicarakan rencana ke depan.
Sang Mi sangat ingin bertanya tentang masalah itu pada kekasihnya, namun ia merasa takut, takut akan jawaban yang mungkin akan muncul. Mungkinkah Gang Tae hanya ingin menjalin hubungan dengannya tanpa ikatan yang mengikat mereka selamanya dalam bentuk komitmen bernama pernikahan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trusting You
FanfictionWhen she thinks that today is her happy day, suddenly it turns to be a worst day, Sang Mi have a disaster that just happened in one night, whole her world seems like hopeless, until she met one guy who helped her.. He is Gang Tae.. Can she trust him...