"Oh, tidak!"
Sang Mi segera berlari ke arah rumahnya meskipun dengan kaki lemas dan jantung berdetak kencang, air matanya sudah hampir menetes. Seketika ia dicegat oleh salah satu tetangganya yang sedang menggendong bayi.
"Sang Mi! Jangan kesana! Api masih belum padam, kau bisa terbakar! Tetangganya menghalangi dengan satu tangan karena tangan satunya lagi sedang menggendong.
"Ini Soo Jin, dia bersamaku, tadi kakakmu langsung lari ke dalam untuk menolong ayah dan ibumu, dan dia menitipkan Soo Jin padaku, tapi sampai saat ini dia belum keluar." kata tetangganya lirih.
"Jangan masuk kesana Sang Mi, petugas pemadam kebakaran bilang berbahaya, ini, peluklah keponakanmu, jagalah dia, aku akan membantu sebisaku."
Tetangganya adalah seorang ibu bernama ibu Yoon Ah, ia tinggal di samping rumah Sang Mi bersama suaminya, mereka sudah berumur, anak-anak mereka tinggal di luar kota Seoul.
Sang Mi langsung menggendong keponakannya, sambil menangis ia menatap rumahnya yang masih berusaha dipadamkan oleh para petugas pemadam kebakaran.
'Dimana kakaknya? Dimana ibu dan ayahnya? mengapa tidak kunjung keluar? Oh Tuhan, aku mohon, tolong mereka Tuhan, selamatkan mereka, aku mohon'. Sang Mi terus berdoa dalam hati sambil menangis.
Satu jam berlalu, api mulai berangsur-angsur padam, para petugas masih keluar masuk rumah untuk memeriksa apakah masih ada api yang belum padam.
Suasana di sekitarnya sangat panas dan berasap. Sang Mi duduk lemas di pinggir trotoar sambil memeluk keponakannya, pandangannya tertunduk berharap dengan cemas.
Salah satu petugas pemadam kebakaran menghampirinya, dan berkata pelan "Apakah anda keluarga korban?" tanyanya sambil berjongkok di samping Sang Mi.
Sang Mi perlahan mengangkat wajahnya menghadap sang petugas. Ia bertanya dengan gemetar dan suara yang sangat lemah "dimana ibuku? kakakku? ayahku? dimana mereka pak? mereka selamat kan?" Air mata menetes di sudut matanya.
Petugas pemadam kebakaran itu mengambil nafas sejenak, berpikir inilah tugas terberatnya dalam menjalankan tugas, menyampaikan kabar buruk.
Iapun berkata "maafkan saya, mereka terjebak di dalam dan api sangat cepat menyebar, mereka tidak sempat tertolong."
Sang Mi langsung memejamkan matanya erat dan meneteskan air mata lebih deras, ia langsung menangis dengan keras dan tersedu-sedu.
"Tidaaaaak, ibuu, kakaak, ayaah, kenapa kalian meninggalkan aku? huhuhuhu.." Sang Mi terus meratapi kesedihannya.
Sungguh hatinya sangat sakit, bagaikan ada ratusan jarum yang menusuk, rasanya sesak sekali. Seperti ada yg menarik paksa hatinya keluar dari tempatnya. Sakiiiit sekali. Ia terus menangis, memejamkan mata karena tak tahan akan sakitnya.
Ibu Yoon Ah datang kembali dan memeluknya, ia sendiri pun tidak sanggup berkata-kata dan ikut meneteskan air mata, hanya bisa memeluk, mengusap-usap punggung Sang Mi. Menemani Sang Mi yang masih menumpahkan tangisnya.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, tangis Sang Mi perlahan mulai mereda, namun masih tersisa isak tangis yang sesekali masih dikeluarkannya.
Soo Jin mulai terbangun dan merengek, Sang Mi pun menatapnya. Ibu Yoon Ah langsung berkata "Ayo Sang Mi, masuklah kerumahku, diluar sini masih terasa panas, dan banyak asap, tidak baik untukmu dan juga Soo Jin."
Sang Mi menurut saja seperti robot, dia tidak ada daya untuk melakukan apapun. Ia pun berjalan masuk ke dalam rumah ibu Yoon Ah.
Di dalam rumah, ia mencoba menenangkan Soo Jin yang mulai menangis, sementara ibu Yoon Ah sedang membuat susu untuk Soo Jin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trusting You
FanfictionWhen she thinks that today is her happy day, suddenly it turns to be a worst day, Sang Mi have a disaster that just happened in one night, whole her world seems like hopeless, until she met one guy who helped her.. He is Gang Tae.. Can she trust him...