The Tension

532 68 16
                                    




Beruntung. Jika dipikir-pikir lagi, sebenarnya keberuntungan itu datangnya dari mana? Apakah terjadi begitu saja? Atau ada sebab akibat dari perbuatan kita selama hidup, sehingga hukum alam mengatur segala kebaikan untuk dibalas pada kita?

Entahlah. Sang Mi tidak tahu jawabannya. Ia hanya bisa bersyukur dalam hatinya saat ini. Terutama setelah berbagai kejadian dan penderitaan yang sudah ia alami. Ia ingat sekali dengan pesan ibunya yang selalu mengajarkannya untuk bersikap baik. Jujur dan tulus adalah pedoman hidup yang harus selalu ia pegang. Tidak mengharapkan balasan apapun, karena Tuhan dan alam semesta sudah mengatur sedemikian rupa bahwa setiap insan pasti akan mendapatkan konsekuensi dalam segala perbuatannya.

Sejak perkataan Sang Tae yang mulai menerima Sang Mi sebagai bagian dari keluarganya di rumah tempat ia tinggal saat ini, atmosfir dingin di dalam rumah itu mulai mencair dan menghangat seiring berjalannya waktu mereka saling beradaptasi. Sang Tae tidak lagi menghindar dari Sang Mi dan mau menjawab pertanyaan Sang Mi meskipun sikap mereka masih sedikit canggung. Sang Mi sangat bersyukur akan hal itu.

Gang Tae pun berangsur-angsur pulih dari cedera kakinya karena jatuh dari tangga. Selama waktu istirahatnya di rumah, ia sangat memanfaatkan waktunya untuk bermesraan dengan Sang Mi, bermain dengan Soo Jin dan juga mengobrol dengan kakaknya, Sang Tae.

"Aku besok akan kembali bekerja." Kata Gang Tae tiba-tiba saat mereka berempat hampir menyelesaikan makan malam mereka di meja makan.

"Apa kau sudah baik-baik saja?" Tanya Sang Mi.

Gang Tae tersenyum dan membelai rambut Sang Mi. "Tentu saja. Berkat kau yang merawatku, aku jadi lebih cepat pulih. Terima kasih sayang."

Tiga hari lalu Gang Tae masih berjalan terpincang-pincang, namun berkat Sang Mi yang sabar membimbingnya, Gang Tae bisa memulihkan otot kakinya yang cedera dan hari ini ia sudah bisa berjalan normal, meskipun kadang kakinya masih terasa pegal di bagian yang terkilir jika berjalan terlalu lama.

"Kau ha..harus lebih berhati-hati lagi Gang Tae jika sudah kembali bekerja, jangan naik tangga lagi, atau nanti kau bisa terjatuh lagi. Kau bisa terjatuh lagi jika kau bandel dan tidak menurut." Sang Tae berkomentar saat ingin menyuap telur puyuh ke dalam mulutnya.

Gang Tae tertawa. "Baiklah hyung, aku akan menghindari tangga untuk sementara waktu."

Sang Mi yang sedang mengendong Soo Jin yang sudah terlelap setelah meminum susunya pun juga ikut tersenyum.

"Apa dia sudah tidur?" Tanya Gang Tae sambil mencium kepala mungil Soo Jin, ia sangat suka mencium bau bayi yang mencuri perhatian di rumah ini dan harumnya selalu memenuhi ruangan setiap kali bayi kecil ini selesai mandi dan berganti baju.

"Sudah sejak sepuluh menit yang lalu." Jawab Sang Mi tersenyum melihat Gang Tae menciumi kepala keponakannya.

"Boleh..Bolehkah aku yang membawanya masuk ke kamar untuk tidur di dalam boxnya?" Tanya Sang Tae ragu-ragu.

Sang Mi menoleh ke arah Sang tae dengan sedikit terkejut, namun ia cepat merespon. "Tentu saja Oppa, apa kau bisa menggendongnya?"

"A...aa..aku bisa. Dia keponakanku, sebagai paman aku harus bisa ikut menjaganya."

Gang Tae dan Sang Mi pun tersenyum haru.

Sang Tae cepat-cepat mencuci tangannya setelah makan dan mendekati Sang Mi. Soo Jin berpindah ke tangan Sang Tae yang sudah siap menggendongnya dengan hati-hati, Sang Tae pun berjalan ke kamar Gang Tae sambil bersenandung lagu anak-anak yang ia tahu.

Sang Mi masih berdiri menatap mereka berjalan saat Gang Tae menarik tangannya untuk duduk kembali, namun kali ini Gang Tae sudah bergeser sehingga Sang Mi duduk di pangkuannya. Membuatnya sangat terkejut.

Trusting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang