Trusting You

550 62 22
                                    

Luluh lantak. Kacau. Mungkin itu hanya salah satu atau dua kata yang mewakili gambaran perasaan yang Sang Mi rasakan saat ini. Ia sedang duduk di dalam bis di barisan paling belakang, tempat dimana ia tidak ingin dilihat oleh orang lain, ia ingin menumpahkan air matanya dalam diam tanpa sepengetahuan orang lain.

Ia memakai masker dan menundukkan topinya menutupi area mata agar tidak terlihat. Setelah sedikit lebih tenang dan air matanya reda, ia mulai memikirkan rencananya untuk pergi ke Busan bersama Soo Jin, ia hanya tinggal menjemputnya dan mengepak sisa barang terakhir mereka.

Ia mencoba mengingat-ingat apakah semua keperluan mereka sudah ia siapkan. Mencoba untuk tidak terlalu memikirkan kejadian yang barusan ia alami. Pada saat itulah tiba-tiba ia teringat akan selimut ibunya. Ia baru sadar sejak ia tinggal di rumah Seung Jae, ia tidak melihat selimut itu. Ia mencoba mengingat-ingat dimana terakhir ia melihatnya.


Dan disinilah ia sekarang, berada di kamar Gang Tae, memegang selimut yang ia cari ternyata ada di samping bantal tidur Gang Tae. Pada saat di bis ia teringat bahwa sebelum pergi ia mencuci selimut itu, entah bagaimana saat ini bisa ada di kamar Gang Tae, selimut itu terlihat kusut, seperti habis digunakan.

Ia ingin cepat-cepat pergi dari rumah ini sebelum Gang Tae pulang dan memergokinya. Namun ia terlambat, ia tidak menyangka Gang Tae akan pulang secepat ini, ia ingat betul jadwal Gang Tae, dan saat ini bukan waktunya ia pulang. Mendadak keringat dingin membasahi tangan dan dahinya. Ia panik, tidak mungkin ia tiba-tiba keluar dan menemuinya. Apa yang harus ia lakukan?

Sang Mi mendengar suara pintu ditutup dan sepatu yang dilempar, tak lama kemudian ia tahu bahwa Gang Tae menyandarkan dirinya di sofa. Bagaimana ini? Ia terjebak! Lalu tiba-tiba ia mendengar suara tangisan pilu dari kekasihnya, dan mendengar namanya keluar dari suaranya. Sang Mi semakin merasa resah.

Ia ingat semua kata-kata Gang Tae saat ia meneriakkannya di pengeras suara RS. Ya, ia mendengarnya, bahkan setiap kata. Ia belum sampai keluar gerbang RS sehingga ia tentu saja dapat mendengarnya dengan jelas. Namun ia masih bingung dengan semua kenyataan ini, dan akhirnya ia memilih berlari ke balik pohon besar dan bersembunyi di baliknya, memerhatikan kekasihnya dari jauh.

Ia melihat bagaimana Gang Tae terpuruk dan menangis di pelataran parkir hingga kemudian ditolong oleh rekan-rekan sekerjanya. Ia juga menangis, ia juga merasakan sakit yang Gang Tae rasakan, namun ia tidak sanggup berbuat apa-apa.

Sekarang saat ia mendengar tangisan itu lagi, ia jadi teringat dengan kata-kata yang Gang Tae teriakkan, benarkah ia mencintainya dan bahkan melamarnya? Tapi bagaimana ia bisa mempercayai itu setelah dibohongi oleh pria yang katanya mencintainya.

Sang Mi mendengar suara benda jatuh, karena ia terlalu larut dalam lamunannya, ia terkejut dan tidak sadar mundur selangkah dan menabrak meja di belakangnya. Ia segera panik dan merutuki kebodohannya. Lalu terdengar suara langkah kaki mendekat, jantungnya berdetak sangat kencang, ia menyiapkan diri menghadapinya, menghadapi sosok yang sudah mengacaukan seluruh hatinya.





Gang Tae tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku saat ia menangis di sofa, namun ia lebih terkejut saat mendengar suara yang muncul setelahnya. Seperti suara benda yang ditabrak sesuatu. Suara itu berasal dari dalam kamarnya, apakah ada tikus di dalam sana? Ia mencoba mencari tahu karena suara itu terdengar cukup keras.

Gang Tae membuka kenop pintu dan terbelalak.
"Sang Mi?!"

Sang pemilik nama pun tidak kalah terkejut, ia hanya bisa berdiri terpaku di tempatnya sambil memegang erat selimut di tangannya.

Detik-detik berjalan terasa seperti berjam-jam, tidak ada yang memulai pembicaraan karena masih tidak percaya apa yang mereka lihat saat ini.

Sang Mi menelan untuk membasahi kerongkongannya yang kering dan serak. Bibirnya gemetar saat ia berkata "Ehm..Aku......Aku cuma ingin mengambil selimut ini sebelum pergi. Maaf aku sudah masuk tanpa ijin. Sekarang aku akan pergi."

Trusting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang