Chapter 17 - (Baikan?)

145 10 0
                                    

Capek ya, ketiganya sama-sama keras kepala.

Jangan lupa bantu vote teruss...

....

Happy Reading

..~~~..

"Bi, izza berangkat dulu ya"

"Berangkat ke kampus den? Engga salah den? Tumben berangkat pagi?" tanya bi marni, ART yang sudah lama bekerja dirumah orang tua izza.

"Engga lah bi, soalnya izza mau jemput temen dulu, jadi harus berangkat pagi"

"Rumah temennya den izza jauh? Ini kan baru aja subuh den"

"Lumayan bi, tapi tenang aja bi, izza udah sholat subuh kok. Kalo gitu izza langsung berangkat aja ya bi"

"Engga sarapan dulu den? Ini kan masih pagi buta"

"Nanti beli dijalan aja bi, udah ya bi. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati den"

Izza sudah melajukan motornya menuju rumah kia. Hanya memakan waktu 20 menit, izza sudah tiba diperumahan indah kencana.

"Aduhh gue lupa no rumah nya berapa, gue cuma inget warna gerbang rumahnya sama cat rumahnya doang, dahlah bodo amat gue ketokin aja semua pintu rumah orang"

"Kayanya ini rumahnya, wahh iya ini bener, itu mobil kia tuh. Oke ga salah ini rumahnya"

Izza sudah tiba didepan rumah kia, dan segera memencet bell rumah kia.

"Bundaa, ada yang pencet bell tuh" ucap shafa yang sudah bangun pagi-pagi.

"Siapa ya yah, ini kan masih pagi, siapa yang mau namu pagi-pagi kaya gini?"

"Ya udah biar ayah yang bukain aja, bunda jagain shafa aja. Takutnya orang iseng yang pencet bell"

Ayah lalu keluar, untuk melihat siapa pagi-pagi yang sudah namu ke rumahnya.

"Kok lama banget dibukainnya, apa gue salah rumah ya. Tapi itu mobil kia, ga mungkin salah gue"

"Iya siapa ya?"

"Ehh om, assalamualaikum om. Saya izza yang waktu itu pernah anter kia pulang"

"Waalaikumsalam, ohh izza om kira siapa, ga biasanya ada tamu pagi-pagi buta kaya gini"

"Maaf ya om, jadi ganggu pagi-pagi kaya gini, izza kesini mau berangkat kuliah bareng kia om. Kira-kira om izinin ga?"

"Ohh iya boleh, tapi jangan macem-macem sama anak om ya, kalo sampe anak om kenapa-kenapa. Om sunatin itu mu sampe habis"

Izza yang mendengar om apis ngomong kaya gitu, langsung merinding dan menelan ludahnya.

"Siapa yah? Beneran tamu?"

"Ini bun, temennya kia yang kemarin antar kia pulang"

"Ya ampun, kok engga langsung disuruh masuk yah? Ngobrolnya didalem aja"

"Iya bun ayah lupa"

"Ya udah yuk masuk dulu"

Kini mereka sudah duduk bersama diruang tamu, kecuali kia. Kia masih ada dikamarnya. Mungkin sehabis sholat subuh kia ketiduran lagi.

"Kakak ganteng temennya kakak kia ya? Apa pacarnya kakak kia?" tanya shafa.

"Heyy shafa, siapa yang ngajarin ngomong pacar-pacar kaya gitu?

"Shafa liat diyoutube kok bundaa"

"Aduhh bunda kebablasan engga ngawasin kamu nonton youtube. Besok-besok jangan nonton yang kaya gitu lagi ya sayang, nonton cocomelon aja oke"

Untuk Siapa Cinta Ini (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang