Bagian 9 : Prepare

3.6K 391 1
                                    

[ H-7 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ H-7 ]

Akhirnya ini adalah hari minggu, waktunya Yara bersantai setelah disibukkan dengan pekerjaan kantor.

Dia kini sedang duduk santai di mini bar dapur rumahnya. Secangkir teh chamomile dengan setoples biskuit jadi hidangan pembukanya pagi ini.

"Kok tumben udah bangun,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok tumben udah bangun,"

Lastri, atau yang kerap disapa Bi Lastri adalah asisten rumah tangga yang sudah menemani Yara sejak kecil.

"Aku nggak bisa tidur Bi, seminggu lagi Al pindah kesini. Deg-degan banget rasanya," Jelas Yara.

"Oh iya ya, seminggu lagi. Udah siap-siap belum?"

Yara menatap handphonenya kembali. "Ya ini aku lagi siap-siap. Cari perabotan buat di kamar."

Bi Lastri hanya mengangguk saja karena sedang sibuk memasak sarapan.

"Bi, kalo bikin connecting door nyampe seminggu nggak?" Tanya Yara sambil meletakkan cangkirnya.

Bi Lastri tampak berfikir. "Ya tergantung sih. Emang nanti Al nggak tidur sama kamu?"

"Nanti aja deh kalo udah gedean, aku masih nggak tega."

By the way, ternyata banyak juga yang Yara harus lakukan. Menata sekaligus mendekor kamar, membeli baju, perabotan, dan kebutuhan lainnya. Sepertinya dia membutuhkan bantuan Kirana untuk semua ini.

"Udahan hpnya, sarapan dulu."

***

[ H-4 ]

Pulang dari kantor Yara langsung mampir ke panti. Dia merasa tidak tenang saat mendengar kabar bahwa Al sangat rewel hari ini.

"Sayanggg! Kamu kenapa hm? Katanya Ibu kamu rewel ya," Yara menggendong Al dengan hati-hati. Takut kalau dia akan rewel lagi.

"Kangen pasti ya sama Mama. Maaf ya, Mama udah nggak sibuk lagi."

Al hanya mengeratkan pelukannya, memberi isyarat pada Yara untuk tidak pergi. Wajahnya yang cemberut malah semakin membuat orang gemas.

"Seharian rewel, nangis terus. Untung aja badannya nggak sakit," Jelas Bu Tin setelah membawakan minuman untuk Yara.

Yara menepuk-nepuk pelan punggung Al. "Tetep mau makan nggak Bu?"

"Makan kok, tapi harus muterin komplek dulu." Jawaban Bu Tin membuat Yara tertawa.

"Yang lain kemana Bu? Tumben nih sepi," tanya Yara saat menyadari rumah tidak ramai.

"Pada ke lapangan komplek, nggak tau tuh lagi seneng banget main di luar."

Bu Tin juga meminum minumannya, "Duduk aja Yar. Bentar lagi juga palingan udah tidur. Pasti capek seharian nangis terus."

Yara mengangguk. "Iya Bu. Cepet tidur ya sayangku, kasian pasti capek."

***

[ H-1 ]

"Oke sih ini, tapi lucuan yang motif mobil menurut gue."

Seharian ini Kirana sudah menemani Yara untuk berbelanja kebutuhan pokok Al. Kini keduanya sedang ada di toko baju bayi.

"Lucuan ini tau Kir. Al pasti cocok deh pake ini,"

Yara menyodorkan baju lain. Baju itu bermodel sama hanya berbeda motif dan warna.

Kirana berdecak. "Kenapa nggak dua-duanya aja sih? Duit lo kan banyak!"

"Nggak bisa gitu dong, jangan buang-buang duit. Mubazir namanya Kirana," Jawab Yara.

Sean dan Jean yang berada tak jauh dari mereka mendengus kesal. Lima belas menit lebih mereka tetap mendebatkan baju yang sama.

Padahal sudah berpindah 3 mal, tapi tetap saja energi mereka belum juga habis. Apalagi mobil mereka sudah penuh dengan kantung belanjaan.

"Kita udah tau bakal kayak gini tapi kenapa kita belum terbiasa ya?" Tanya Sean.

Jean yang sedang iseng mencari-cari sesuatu menjawab. "Ya namanya juga cewek."

"Lucu nggak?" Sean tiba-tiba menyodorkan sepasang sepatu kecil berwarna biru laut kepada saudaranya.

Jean mengendus kesal. "Kenapa tanya ke gue?"

"EH ITU LUCU BANGET JE, LO NEMU DIMANA?" Kirana merebut sepasang sepatu itu.

Jean meringis, mungkin mereka akan selesai sampai mal tutup.

***

thank you buat yang udah baca! bantu vote dan ramein komen yuk!<33

[✔] Mommy Bos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang