Liburan akhir tahun, Ken dengan baik hati menyewa sebuah villa di puncak. Rencananya mereka akan berkumpul seperti biasa.
"Kamu jagain Al bentar ya, aku mau mandi."
Jayden mengangguk. "Iya, sana."
Ia kini tengah duduk santai di teras sembari mengawasi Al dan Nino yang tengah bermain di halaman depan.
Halamannya cukup luas, bahaya jika mereka tidak diawasi.
Tak lama kemudian seorang lelaki berbadan besar duduk di sampingnya.
Jean menyalakan pemantiknya untuk meghidupkan sebatang rokok yang sudah bertengger di mulutnya. Tak lupa ia juga menyodorkan bungkus rokoknya kepada Jayden.
Jayden menggeleng.
"Jagain Yara sama Al baik-baik."
"Lo nggak bilang aja, gue udah pasti jagain mereka."
"Gue cuma ngingetin aja, kalo nyawa lo tergantung sama lo jagain mereka."
Jayden tertawa. "Sure. Gue nggak akan pernah lupa. Kenapa tiba-tiba lo ngomongin ini?"
Jean mengangkat kedua bahunya acuh. "Gue juga nggak tau. Tapi gue rasa enam bulan ini udah cukup. Gue yakin kalo Yara nggak sembarangan buat keputusan ini."
"SERIUS?!"
Jean menatap sinis tangan Jayden yang tengah memegang lengannya. Baru dibaikin segini aja udah ngelunjak.
"Kalo gitu, gue bisa langsung dong?"
Jean melotot.
***
Al mengoceh di gendongan ibunya. Perutnya yang kenyang semakin membuatnya bertenaga.
Yara membawanya ke halaman villa untuk bergabung dengan yang lain.
Ini ide Kirana untuk membuat pesta barbeque ala-ala.
"Al, mau pisang nggak?" Tawar Gama.
"Boleh, dia abis makan tapi pasti mau aja."
Tak lama pisang itu masuk ke mulut kecilnya. Melupakan rasa kenyang yang baru saja ia rasakan tadi.
Netra Yara menangkap Jayden yang tengah duduk di gazebo sendirian. Sedangkan yang lain tengah sibuk mengerubungi makanan.
"Aku cariin, ternyata di sini."
Jayden tersenyum. Ia sedikit menggeser tubuhnya agar Yara dan Al bisa duduk.
"Al udah makan?"
"Udah, lagi lahap-lahapnya. Nggak tau kenapa kemarin dia cuma mau biskuit."
"Nggak papa, itu biasa buat anak kecil. Tawarin aja yang dia suka."
Yara mengangguk lesu.
Kemarin ia sangat badmood dan kesal karena Al tidak mau makan apapun. Dua hari penuh Al hanya makan biskuit dengan susu.
Sepiring sosis dan daging panggang ada di depan mereka, Gama datang membawanya.
"Thanks ya Kak, udah bantuin gue bikin api tadi."
Jayden mengangguk. "Nggak masalah."
Al yang melihat kedatangan Gama, merentangkan kedua tangannya lebar.
Gama meringis. "Mau ikut?"
Al tetap dalam posisinya, membuat Gama mau tak mau harus menggendong dan membawanya pergi.
Yara tertawa. Anaknya tahu mana orang yang sudah lelah dengannya.
"Aku mau tanya deh," ucap Yara tiba-tiba.
"Tanya apa, hm?" Jawab Jayden sembari membenarkan anak rambut yang menghalangi wajah perempuannya.
"Kamu kenal aku darimana?"
Jayden tertawa kecil. "Kenapa baru tanya sekarang sih?"
"Nggak tau, aku baru inget aja."
Lelaki itu kemudian menegakkan tubuhnya. "Dengerin baik-baik ya,"
Yara mengangguk antusias.
"Aku inget banget dua tahun yang lalu aku pertama kali liat kamu di LA, waktu party LGroup. Ada perempuan manis banget–nget, bikin diabetes."
Yara mengerinyit. "Kita bukannya udah terlalu tua ya buat ngegombal kayak gitu?"
Wajah Jayden berubah jadi masam, usahanya gagal untuk menggoda Yara. "Serah deh. Mau aku lanjutin nggak?"
"Cepetan."
"Iya iya. Tapi waktu itu aku nggak kepikiran buat deketin kamu. Ya sebenernya takut juga sih. Kalo ternyata kamu udah ada yang punya."
Yara menahan tawa. "Terus gimana?"
"Aku nggak ketemu kamu lamaaa banget. Terus waktu aku pindah kesini buat gantiin Papa, malemnya Brian ngajak aku ke reunian. Aku sama Ken kenal disana. Rezeki banget, ternyata kamu juga temennya dia."
Yara memutar bola matanya malas. "Aku males banget sama dia,"
"Jangan gitu, Brian baik tau."
"Ganti topik."
Jayden tertawa. Ia membawa bahu Yara untuk bersandar di dadanya.
"Kalau dipikir-pikir, masih banyak loh yang lebih baik daripada aku. Kenapa kamu milih aku yang kaya gini?"
"Kaya gini gimana maksud kamu?"
Yara menunduk. "Ya karna aku udah ada Al. Jadi kita nggak punya banyak waktu buat bareng, berduaan. Kenapa kamu bisa mau?"
"Aku justru seneng kalau bisa ngajak Al pergi, main. Dan nyatanya kita bisa kan sejauh ini?"
"Apa alasan kamu mau bertahan dari aku sama Al?"
"Nggak ada alasan buat aku. Ini kali pertama buat aku jatuh hati sama seseorang. Dan ternyata nggak segampang itu, aku harus pikirin mateng-mateng semuanya karena ada Al. Tapi seiring berjalannya waktu, kamu dan Al buat aku sadar. Apapun yang terjadi nanti, kita bisa ngadepinnya sama-sama."
Yara terdiam. Baru kali ini ada orang yang berkata seperti itu padanya. Apalagi dari seorang lelaki yang dekat dengannya.
"Jangan pernah ngerasa sendirian lagi ya? Udah ada aku disini sekarang, kamu bisa cerita apapun, ngeluh apapun."
***
thank you buat yang udah baca! bantu vote dan ramein komen yuk!<33
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Mommy Bos
Fanfic[Joy X Dohwan] "Lo nggak ada niatan buat jelasin ini anak siapa?" "Ya anak gue lah." Kisah Yara Maheswara sebagai CEO sekaligus single parent. Banyak kejadian tak terduga datang, namun berakhir bahagia. - © huangcas, 2021 © cover : pinterest [ http...