Bagian 20 : I Said, Yes!

3.4K 295 32
                                    

"Wahh, udah bangun ternyata sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahh, udah bangun ternyata sayang?"

Al yang tengah duduk di baby chairnya tertawa senang dengan kedatangan Dania.

"Dia emang biasa bangun pagi ya?"

Yara tersenyum dan mengangguk. "Iya Ma, dia selalu ikut bangun kalo aku bangun."

"Duh, pinternya!" puji Dania.

Biar kita perjelas. Sekarang Yara sedang dalam masa pdkt dengan calon mertuanya. Jayden menyuruhnya menginap kemarin karena kedua orang tuanya akan datang dari Australia.

"Yaudah deh, makan yang banyak ya sayang! Mama mau tidur lagi bentar, capek banget soalnya."

"Iya Ma,"

Sepeninggal Dania, Yara masih sibuk dengan mangkuk kecil di tangannya. Al makan dengan lahap. Tapi tangannya tidak bisa diam ketika mulutnya bekerja. Alhasil keadaannya jadi kacau.

"Morning,"

Jayden menghampiri keduanya. Sebuah handuk melingkar di lehernya.

"Morning too, kamu kemana aja?"

"Nge-gym bentar tadi. Abis itu langsung mandi deh, biar bisa ketemu anak aku!"

Yara mengerutkan dahi. "Anak kamu siapa?"

"Ya Al dong, siapa lagi?" Jawab Jayden dengan percaya diri.

"Enak aja, main ngaku-ngaku. Al itu anak aku ya!"

Jayden tertawa kecil. "Hmm, yaudah kalo gitu. Kamu mau nggak aku jadi papanya Al?"

Ia hanya mendapat tatapan tajam dari Yara.

"Eh salah, bukan itu. Kamu mau nggak aku jadi papanya Al sekaligus pendamping hidup aku?"

Yara yang sibuk dengan suapan terakhir Al lantas menoleh dengan cepat. Ia melongo saat mendapati lelaki itu bersimpuh dengan sebuah kotak cincin di tangan kanannya.

Jayden melamarnya pukul enam pagi!

***

3 months later...

"Selamat ya Bu Bos, akhirnya lo nggak sendirian lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ya Bu Bos, akhirnya lo nggak sendirian lagi."

Yara tersenyum hangat kepada sekertarisnya. "Thanks ya Dit. Tapi akhirnya lo juga nggak sendirian lagi."

Ia melirik seorang perempuan berambut pendek yang ada di sebelah Radit. Yang disindir tersenyum malu.

Jayden tertawa. "Kok bisa pas gini ya?"

"Saya nggak mau kalah dari Bapak," jawab Hana kesal.

"Kalo gitu, gue sama ayangie mau makan dulu ya Bos!"

Sepeninggal dua sekertaris itu, tak lama ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Hai, selamat ya atas pernikahan kalian!"

Yara terpaksa tersenyum. Bukan ia yang mengundang Brian, melainkan Jayden.

"Thanks Bri, lo kapan nyusul nih?" Canda Jayden.

Brian tertawa. "Bisa aja lo. Nanti pasti gue undang kok,"

Mereka berdua tertawa. Yara hanya melirik sesekali dan tersenyum paksa. Ia sama sekali tak mengharapkan kedatangan lelaki ini.

"Gue nyamperin yang lain dulu ya," pamit Brian.

Yara bernafas lega. Tangan besar Jayden mengusap bahunya dengan pelan. "Kamu capek?"

Sang istri menggeleng. "Nggak kok, tenang aja."

"Kalo capek bilang ya? Biar kamu bisa istirahat."

"Iya iya, bawel."

Setelah lamaran konyol Jayden beberapa bulan yang lalu, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk menikah. Semua orang menyambut baik kabar ini.

Dan momen yang paling ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Mulai hari ini Jayden dan Yara resmi menjadi sepasang suam istri.

Al berjalan dengan langkah kaki yang sedikit goyah. Ia kini mengenakan setelan tuxedo berwarna abu-abu senada dengan ayahnya. Wajahnya yang manis menyita perhatian seluruh tamu undangan.

Jayden jongkok sembari merentangkan tangannya lebar-lebar untuk menyambut sang anak.

"Pinter banget anak Papa,"

***

thank you buat yang udah baca! bantu vote dan ramein komen yuk!<33

[✔] Mommy Bos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang