Bagian 12 : Babysitter?

3.5K 387 7
                                    

Hari-hari pertama Yara menjadi ibu terlewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari pertama Yara menjadi ibu terlewati. Dia ingin segera membiasakan diri agar bisa bekerja sekaligus mengurus Al.

Berkat bantuan orang-orang di sekitarnya, sekarang dia jadi lebih mahir.

Tak jarang juga Yara membawa Al ke kantor. Karena tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk hadir ke rapat atau pertemuan lain.

Anehnya, Al tidak pernah rewel.

Yara sangat heran. Karena biasanya anak-anak lain akan mudah bosan atau tidak nyaman ketika bertemu banyak orang.

Tapi Al tidak, dia seolah-olah menikmatinya. Karena yang terpenting dia selalu bersama ibunya.

Hari ini, hari minggu. Waktunya Yara beristirahat di rumah.

Kediamannya pagi ini heboh karena Al tiba-tiba bisa berdiri dan berjalan.

Walaupun hanya beberapa langkah, tapi mereka sangat senang.

"Al, bajunya dipake dulu Nak!"

Yara mengejar anaknya yang sudah merangkak kesana kemari.

"Hap! Ayo, sini pake baju dulu!"

Al hanya pasrah saat ibunya berhasil menangkapnya.

"Yee, anak Mama udah wangi!"

Yara menggendong Al turun setelah selesai mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yara menggendong Al turun setelah selesai mandi.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Bi Lastri ternyata sedang ke pasar untuk berbelanja. Jadilah Yara yang harus membuka pintu.

"Siapa ya?"

Saat Yara membuka pintu, ada seorang pemuda yang berdiri disana. Tapi ia hanya diam dan tak kunjung menjawab saat Yara bertanya.

"Halo? Siapa ya?" Ulang Yara.

Pemuda itu sedikit terkejut. "B-bu Lastrinya ada? Saya anaknya."

"Ohhh, ini Gama ya!"

Gama mengangguk kikuk. Ia merasa sangat malu karena tadi sempat terbengong gara-gara kecantikan majikan ibunya.

"Yaudah, yuk masuk! Ibu lagi ke pasar, mungkin abis ini pulang."

Gama terbengong untuk yang kedua kalinya saat masuk. Kali ini karena rumah tersebut ternyata sangat luas. Jarak pintu utama dan ruang tamu cukup jauh menurutnya.

"Gam, mau minum apa?"

Yara mendudukkan Al.

Gama menggeleng berkali-kali. "Nggak usah repot-repot, Bu. Di kereta tadi saya udah minum banyak."

Yara tertawa. "Jangan panggil Bu dong, mentang-mentang udah ada anak."

"Abisnya saya nggak enak kalo manggil pake sebutan lain." Ujar Gama.

"Ngga papa kok, Bi Lastri udah saya anggep ibu sendiri. Panggil Kak aja ya!"

Al yang merasa di abaikan, tiba-tiba mendekati Yara.

Gama tidak terlalu terkejut saat melihat Al. Karena dia memang sudah tahu lebih dulu dari berita di TV.

"Kenapa sayang? Malu ya sama Kak Gama?"

Al diam saja di pangkuan ibunya. Matanya tidak lepas dari Gama, pemuda itu jadi salah tingkah sendiri.

"Kamu kesini mau kuliah ya?" Tanya Yara.

Gama mengangguk. "Iya Kak, alhamdulillah keterima disini."

"Loh Gam, kok udah sampe?"

Bi Lastri pulang bersama Jean membawa banyak kantung belanjaan.

***

Radit menekan bel rumah dua kali.

Seorang pemuda yang mengenakan kaus hitam tanpa lengan membukakan pintu.

"Cari siapa ya?" Tanya Gama.

Radit bertanya-tanya dalam hati siapa pemuda berwajah galak ini.

"Oh, saya mau ketemu Bu Yara. Orangnya ada?"

Gama mengangguk dan sedikit menyingkir untuk mempersilahkan Radit masuk.

Napa judes gitu sih, batin Radit.

Keadaan ruang tamu kacau balau. Mainan berserakan dimana-mana. Radit baru ingat kalau sekarang ada Al di rumah ini.

"Bentar ya. Orangnya lagi mandi."

Radit mengangguk kemudian duduk di sofa.

Ia memperhatikan Gama yang tengah bermain dengan Al. Mereka berdua terlihat sangat akrab. Tak jarang Al dibuat tertawa olehnya.

Tidak lama kemudian Yara turun. Ia segera menghampiri Radit.

"Lho Dit, ngapain kesini? Kok nggak bilang gue."

Radit mengendus kesal. "Gue udah telfon nggak dijawab, chat nggak dibales juga."

"Serius? Sorry banget Dit. Sekarang aja gue lupa naro hp dimana." Jawab Yara.

"Santai aja, gue cuma nganterin beberapa berkas yang lo minta kemarin."

Radit mengeluarkan beberapa berkas dari tasnya. Dia sudah sering kesini untuk mengantar berkas atau untuk urusan pekerjaan lain.

"Oke, nanti malem gue cek."

"Yar, itu babysitter Al ya?"

Gama menoleh dengan wajah tak senang. Sementara Yara menahan berusaha untuk menahan tawa.

Gama merasa sedih, belum sehari dia disini tapi sudah dikira babysitter.

***

thank you buat yang udah baca! bantu vote dan ramein komen yuk!<33

[✔] Mommy Bos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang