*
*
*
*
*
Beberapa hari telah berlalu sejak peristiwa aku mengetahui nama gadis yang kata Mingyu adalah temannya, Lee Hayoung. Tentu saja aku masih ingat saat aku kesal pada Mingyu kemudian mendiamkannya tapi pada akhirnya gagal.
Iya iya, salahkan saja aku yang dengan mudahnya luluh pada seorang Kim Mingyu. Malam itu walau aku sudah bertekat untuk tetap jutek pada Mingyu nyatanya harus berakhir dengan aku yang bergelayut manja pada lengannya saat kami dalam perjalanan pulang. Aish jika mengingat peristiwa waktu itu, aku menjadi kesal. Kesal pada diriku sendiri yang sangat mudah dirayu oleh Mingyu.
Namun aku tidak mau menyalahkan aku sendiri untuk semua yang terjadi. Salahkan Mingyu juga karena dia begitu lihai dalam merayu. Semoga rayuannya itu hanya ditujukan untukku, tidak untuk gadis lain.
Oh iya, ada berita bagus. Yeowon sudah kembali ke Seoul. Semalam Yugyeom yang mengantar Yeowon ke rumah sewa. Kata Yeowon, pria itu bahkan menjemputnya dari Suncheon. Sungguh sangat manis. Saat ini si Yeowon masih tidur pulas. Mungkin dia lelah.
Well, sebaiknya aku segera berbenah diri sebelum Mingyu datang. Beberapa hari ini Mingyu sangat rajin mengajakku lari-lari walau pada nyatanya yang lari-lari hanya dia dan aku hanya duduk diam sambil melihat dia yang berseliweran. Dan pagi ini lagi-lagi dia mengajakku.
*
*
*
"Berhentilah mengambil foto. Kau tidak malu dilihat orang-orang?"
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Mingyu sialan, dia menipuku. Padahal sama sekali tidak ada yang memperhatikan. Pagi hari pada weekday seperti ini sangat jarang orang pergi ke pinggiran sungai Han sekedar untuk lari-lari. Mungkin bisa di bilang hanya aku dan Mingyu yang ada di spot ini.
Aku memukul ringan perut pria yang sedang duduk di sebelahku ini. Dia hanya terkekeh. Sedetik kemudian dia mendekatkan tubuhnya padaku.
"Ayo, berfoto denganku."
"Tidak mau. Kau berkeringat. Bau." Aku menggeser tubuhku menjauh darinya. Aku tidak mengatakan itu dengan sungguh-sungguh karena faktanya Mingyu sama sekali tidak bau walau dia berkeringat. Pria ini tetap wangi, membuatku bertanya-tanya pewangi apa yang selalu dia pakai.
Mingyu menggeser tubuhnya mendekat. "Tidak usah pura-pura, aku tahu kalau aku ini tidak bau. Ayo cepat, sebelum aku berubah pikiran. Jangan sia-siakan kesempatan emas berfoto denganku."
Aku melongo. Pria ini benar-benar narsis.
Eh, tapi benar juga apa kata Mingyu. Ini adalah kesempatan emas mengingat pria ini susah sekali diajak selca bersama. Bukan berarti Mingyu tidak suka melakukan selca. Pria ini suka selca, terlihat jelas dari banyaknya koleksi foto wajahnya sendiri di ponsel. Benar-benar narsis. Namun biasanya dia menolak saat aku ajak. Fotoku dan dia hanya ada beberapa, mungkin tidak genap sepuluh.
Baiklah, karena sekarang diberi kesempatan, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku akan mengambil selca sebanyak-banyaknya.
*
*
*
Aku dan Yeowon sedang duduk berhadapan di café-nya Jihoon. Tiba-tiba Yeowon mengajakku makan siang di sini. Aku sih tak masalah, toh aku makan di sini gratis. Haha. Namun kali ini gratisnya tidak dari Mingyu melainkan dari Yeowon. Tumben sekali gadis ini mentraktirku. Dia pasti baru saja mendapat banyak uang saku dari orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy In Love ✓
FanfictionKisah tentang Jung Chaeyeon yang tertarik dengan si tampan, karyawan café di dekat tempatnya bekerja. Namun siapa sangka jika pria tampan yang dia suka itu ternyata juga punya ketertarikan terhadapnya. Lantas, apa yang akan terjadi pada mereka? Aka...