(23) Mingyu's Girlfriend

23 7 4
                                    

*

*

*

*

*

"Sayang, aku membawakan makanan untukmu." Ucap Mingyu begitu memasuki toko bunga Bibi Jung.

Well, aku dan dia tidak berakhir. Atau mungkin saja belum.

Malam itu, alasan Ibu Mingyu terlihat tidak bersahabat adalah karena marah kepada Mingyu. Kata Mingyu, dia disuruh membeli sesuatu oleh Ibunya tapi tak segera kembali ke rumah, justru sibuk sendiri mengurus bunga yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus dia urus. Ponsel Mingyu sedang padam, alhasil Sang Eomma mencari ke sana ke mari dan ketemulah si anak di toko bunga Bibi Jung.

Hari ini adalah kedua kalinya pria itu datang ke toko bunga. Yang pertama adalah tadi sore saat mengantarku yang baru saja praktik mengajar. Dan yang kedua adalah malam ini. Apa katanya? Membawa makanan?

Pria itu meletakkan kotak makanan di meja. Ada beberapa kotak yang disusun rapi menjadi satu tingkat.

"Ini dari Eomma. Katanya sebagai permintaan maaf karena kemarin dia mengabaikanmu." Jelas si Mingyu.

Eh? Permintaan maaf? Astaga, padahal kan dia tidak melakukan kesalahan apa-apa padaku tapi kenapa pula harus meminta maaf? Tunggu dulu, ini bukan akal-akalan Mingyu saja kan?

"Ini sungguh dari Eomma-mu?"

Mingyu mengangguk ringan sambil mulai membuka kotak-kotak yang dia bawa.

"Sungguh?"

Kini semua kotak sudah terbuka. Isinya adalah kimbab dengan berbagai macam isian.

"Sebentar ya," Ucap Mingyu sambil merogoh ke dalam saku celana. "Ini." Dia menyerahkan ponselnya padaku.

Untuk apa?

"Coba kau lihat di pesan. Ada pesan dari Eomma di sana." Ucapnya sambil sibuk menyiapkan sumpit, kemudian menyuapkan sesuap kimbab ke dalam mulutnya sendiri.

Aku menuruti perintah Mingyu untuk melihat pesannya. Dan benar saja, ada pesan dari kontak yang dia beri nama 'Eomma' berisi tentang Mingyu yang harus memberikan kimbab untukku. Cukup manis untuk ukuran ibu-ibu yang derajatnya sangat tinggi berlaku seperti itu padaku yang hanyalah butiran debu.

Ibu Mingyu memang sangat baik.

Eh, tunggu dulu. Mataku secara tidak sengaja juga melihat pesan dari Hayoung. Pesan yang waktu itu. Mingyu belum menghapusnya ternyata.

"Percaya kan?"

Aku tersentak, cepat-cepat keluar dari aplikasi pesan milik Mingyu kemudian tersenyum. "N-ne."

Nasib baik pria itu tak menyadari gerak-gerikku yang mencurigakan. Dia justru terlihat sibuk sendiri dengan si kimbab. Sebenarnya kimbab itu untukku atau untuknya sih? Kenapa terkesan dia yang sangat lahap begitu?

"Kau belum makan ya?" Tanyaku penuh dengan rasa heran.

"Sudah tadi di rumah."

Sudah tapi kenapa sekarang makannya selahap itu?

"Ayo, cepat makan sebelum aku habiskan."

*

*

*

*

*

Crazy In Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang