*
*
*
*
*
Penuturan Yeowon tentang aku yang seharusnya menerima saja kalung dari Mingyu terus terngiang di kepala. Benar juga kata gadis itu. Tidak seharusnya aku menolak pemberian Mingyu. Terlepas dari seberapa mahal harga kalung itu, pasti Mingyu merasa sangat kecewa karena aku menolak untuk menerimanya.
Jelas saja Mingyu kecewa. Kemarin setelah peristiwa penolakanku atas pemberiannya, Mingyu terus mendiamkanku bahkan hingga kami tiba di tempat tinggalku. Pria itu sama sekali tidak mengucapkan apa-apa. Langsung melajukan mobilnya begitu saja saat aku sudah turun, membuatku tak sempat sekedar melambaikan tangan. Bahkan pria itu sama sekali tidak mengirim pesan hingga pagi ini. Apakah dia benar-benar marah? Aish jinja. Aku sangat membenci situasi seperti ini.
Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak lucu kan jika aku meminta kembali kalung yang sudah aku tolak itu?
"Kau tidak bersiap?" Tanya Yeowon yang sudah siap dengan segala perlengkapannya. Semester ini dia magang di salah satu butik, membuatnya menjadi sedikit lebih sibuk.
"Sebentar lagi." Ucapku lirih.
Sekedar info, posisiku saat ini adalah tiduran menyamping sambil memandangi layar ponsel. Berharap mendapatkan pesan dari Mingyu.
"Jangan membuat kekasihmu itu menunggu lama. Cepat bangun. Paling tidak suruh dia masuk dulu."
Ucapan Yeowon berhasil membangkitkanku seketika.
"Apa katamu? Mingyu menunggu?"
"Eung. Dia tidak mengirim pesan?"
Aku menggeleng. Setahuku Mingyu masih mendiamkanku, lantas sekarang berdasarkan dari info Yeowon, pria itu sedang menungguku?
"Kau tidak sedang menipuku?" Tanyaku penuh selidik.
Yeowon yang semula sedang duduk santai di ranjang sambil bermain ponsel karena menunggu jemputan dari Yugyeom kini beralih menatapku.
"Kenapa tidak kau lihat sendiri saja?"
Aku segera bangkit dari ranjang, mencari jawaban atas apa yang telah aku dan Yeowon perdebatkan. Benar saja, Mingyu ada di bawah, bersandar pada mobilnya. Apa yang dilakukan pria itu di sana?
Aku berlari kecil menghampiri Yeowon kemudian duduk di sebelah gadis itu. "Yeowon-ah, apa yang harus aku lakukan?"
"Kau ini bagaimana sih? Temui dia. Bukankah ini kesempatan baik untukmu meminta maaf? Sudah bagus dia mau ke sini."
"Tapi dia tidak mengirim pesan sama sekali."
"Tidak masalah." Yeowon bangkit. "Kalau begitu kau di sini saja, biar aku yang menyuruhnya masuk. Yugyeom sudah di bawah. Bye."
Aku tak mampu mengucapkan apa-apa saat Yeowon berlalu. Aduh, bagaimana ini? Aku belum siap bertemu dengan Mingyu. Apa yang harus aku katakan saat bertemu dengannya nanti?
Astaga, dan apa ini? Aku belum mandi! Kasur juga belum aku rapikan. Astaga, bagaimana ini?
Aku kalang kabut, sibuk sendiri saat tiba-tiba mendengar suara bel.
Well, Mingyu sudah berada satu lantai denganku. Tak ada lagi yang bisa aku lakukan selain berjalan pasrah untuk membukakan pintu.
"Hai." Sapaku terkesan canggung. Senyum yang aku tunjukkan juga sangat canggung. Bagaimana tidak canggung jika yang sedang berdiri di hadapanku saja tidak tersenyum sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy In Love ✓
FanfictionKisah tentang Jung Chaeyeon yang tertarik dengan si tampan, karyawan café di dekat tempatnya bekerja. Namun siapa sangka jika pria tampan yang dia suka itu ternyata juga punya ketertarikan terhadapnya. Lantas, apa yang akan terjadi pada mereka? Aka...