*
*
*
*
*
Apakah aku terlalu banyak menonton drama sampai-sampai kehidupan nyataku berjalan layaknya drama? Ini benar-benar tipikal drama di mana pemeran wanita yang biasa-biasa saja bisa berkencan dengan seorang pria kaya raya. Jika menonton drama, aku selalu bersemangat dan mendukung hubungan si pria dengan si wanita. Namun di kehidupanku yang nyata ini, aku sama sekali tidak bisa semangat. Aku tidak bisa memberikan dukungan untuk diriku sendiri.
Baiklah, mari kita berkenalan dengan Kim Mingyu. Pria itu adalah putra tunggal dari Kim Mingsang, pemilik perusahaan elektronik terbesar di Korea. Dia adalah konglomerat, seorang penerus, seorang dengan harta berlimpah.
Terjawab sudah kenapa Mingyu selalu mengenakan pakaian bagus dengan perkiraan harga yang tidak murah. Terjawab sudah mengenai arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Terjawab sudah kenapa Kim Mingyu bisa bekerja di café hingga diseret pulang oleh wanita paruh baya yang ternyata adalah Ibunya. Sekaligus terjawab sudah segala macam pertanyaan yang sering aku tanyakan padanya tapi selalu dia abaikan.
Well dimulai pelan-pelan saja karena Mingyu juga menjelaskannya secara pelan-pelan. Dia tidak serta merta menceritakan semuanya secara detail tapi paling tidak aku sudah tahu garis besarnya. Intinya adalah Kim Mingyu kabur dari rumah.
Karena apa?
Karena pria itu malas diatur terus-terusan oleh Appa-nya. Diatur ini dan itu, diatur harus kuliah ini, harus pergi ke sana, harus melakukan itu, ini dan ya begitulah. Maka kaburlah Mingyu dari rumah. Hingga tibalah pada hari di mana Kim Mingyu bertemu secara tidak sengaja dengan Eomma-nya. Ya seperti yang kalian tahu, mereka bertemu di toko bunga Bibi Jung. Wanita paruh baya yang waktu itu adalah Eomma Mingyu.
Entah apa yang terjadi sejak hari itu, Mingyu tidak bercerita. Dia hanya bercerita seperti yang telah aku ceritakan di atas. Sudah ya, sekian dulu ceritanya. Sekarang aku harus bersiap untuk ke kampus. Tuan Muda Mingyu sepertinya sudah menunggu di bawah.
Benar saja, pria itu sudah siap. Bersandar dengan tampan pada mobil putihnya. Aku tidak tahu menahu mengenai mobil, tapi harga mobil itu pasti mahal.
"Maaf ya sudah membuatmu menunggu."
"Aku baru sampai, tenang saja." Ucap pria itu sambil membukakan pintu mobil untukku.
Well untuk sementara biar saja berjalan seperti ini. Sejenak, biarkan aku menikmati kemewahan yang mungkin hanya bisa aku rasakan selama beberapa saat. Cepat atau lambat jika orang tua Mingyu tahu, mereka pasti tidak akan menerimaku. Kemungkinan besarnya memang seperti itu, seperti drama-drama yang pernah aku tonton. Sebagai orang yang realistis dan tidak mau ambil risiko besar, aku harus menyiapkan hati lebih awal agar nanti tidak terlalu sakit hati.
"Kenapa diam saja?"
Aku menoleh pada Mingyu yang sedang menyetir. Tampan.
Hey tunggu dulu. Sepertinya ada yang berbeda.
"Ra-rambutmu?" Aku menunjuk rambut coklat terangnya. Astaga, aku baru sadar jika pria ini mengubah warna rambut.
"Tampan kan?"
"Sangat tampan." Jawabku spontan.
Mingyu tersenyum, menampilkan deretan giginya. Jika Mingyu sedang fokus menyetir seperti ini, maka yang aku lihat adalah profil sampingnya. Sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy In Love ✓
FanfictionKisah tentang Jung Chaeyeon yang tertarik dengan si tampan, karyawan café di dekat tempatnya bekerja. Namun siapa sangka jika pria tampan yang dia suka itu ternyata juga punya ketertarikan terhadapnya. Lantas, apa yang akan terjadi pada mereka? Aka...