(3) Steal A Glance 2

22 8 4
                                    

*

*

*

Aku dan Mingyu sedang berjalan berdampingan menyusuri jalan dari toko bunga Bibi Jung menuju halte bus. Aku masih malu sih sebenarnya. Namun Mingyu sangat menyenangkan, bisa membuatku nyaman.

"Cobalah panggil aku secara tidak formal."

"Eh?" Aku menoleh, mendongak untuk menatapnya. Dia tersenyum.

"Kita satu angkatan kan?"

Aku mengangguk.

"Jadi panggil Mingyu saja, seperti aku memanggilmu Chaeyeon."

Aku mengangguk lagi. Senang sih, tapi malu-malu.

Sampailah kami di halte, menunggu bus. Hanya berdua. Aku dan lelaki tampan yang bernama Mingyu ini.

"Oh iya, kau temannya Yugyeom kan?" Saat kami sama-sama sedang diam, aku spontan bertanya. Entah, aku sama sekali tidak kepikiran tentang ini. Dan sekarang, sekalinya aku kepikiran, langsung saja aku bertanya.

"Kau kenal Yugyeom?" Mingyu terlihat terkejut. Namun ekspresi wajahnya tetap saja bersahabat. Ramah.

Aku mengangguk. "Dia itu kekasihnya teman sekamarku."

Mingyu terlihat berpikir. "Yeowon?"

Aku mengangguk antusias. "Iya, itu temanku."

"Aaaa ternyata kau temannya Yeowon ya? Haha. Ternyata dunia ini sempit ya?"

Aku hanya tersenyum sebagai tanggapan. Sepertinya sekarang ini rasa maluku sudah hilang, meluap entah ke mana.

"Busnya datang. Ayo." Mingyu berdiri.

Aku pun berdiri. "Kau akan naik bus itu juga?"

Mingyu mengangguk. "Aku akan mengantarmu."

"Jika kau tidak searah denganku, tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri."

"Tidak apa-apa, sekalian agar aku tahu tempatmu tinggal."

Aku tersenyum. Tidak mengiyakan, tidak pula menolak. Wah bagaimana ini?

*

*

*

"Jadi kau tinggal di sini?"

Aku mengangguk. Kini aku dan Mingyu telah sampai di depan rumah tempatku dan Yeowon tinggal.

"Mau mampir?" Tawarku.

"Kapan-kapan saja, sekarang sudah malam. Masuklah."

Rasanya seperti aku sedang memiliki kekasih saja jika seperti ini.

Aku mengangguk, kemudian melambai dan berbalik.

"Chaeyeon-ah." Mingyu memanggilku, otomatis aku berbalik. Tidak mungkin aku mengabaikan panggilan dari pria tampan macam dia.

"Senang bisa mengenalmu."

Ya ampun. Apa-apaan ini? Ini seperti prosesku saat akan berkencan dulu. Dimulai dari melirik, saling mengenal, saling suka, kemudian berkencan. Apakah aku dan Mingyu akan seperti itu juga?

Aku harus berterima kasih kepada Bibi Jung. Tanpanya, aku hanya bisa melihat Mingyu dari kejauhan.

Aku memperlihatkan senyum termanisku. "Emm." Mengangguk. "Aku juga senang bisa mengenalmu."

Crazy In Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang