(4) Busy Day

18 7 0
                                    

*

*

*

Malam di musim semi memang tidak sedingin malam di musim dingin. Namun tetap saja aku menggigil, terlebih aku hanya mengenakan skirt dengan atasan kemeja yang bahannya lumayan tipis. Aku berjalan cukup cepat dari gedung kuliahku. Jika aku berlama-lama, bisa saja hidungku berair. Ugh, sangat tidak keren.

"Chaeyeon-ah." Langkahku terhenti saat ada yang memanggil dari arah belakang. Aku tidak asing dengan suara itu.

Kemudian aku teringat sesuatu dan buru-buru menoleh. Benar dugaanku.

"Kau benar-benar menjemputku?" Tanyaku pada Mingyu yang sedang berdiri tak jauh dariku, mulai melangkah mendekat padaku.

"Iya. Wae? Kau senang kan?"

Senang, tapi tak mau kutunjukkan begitu saja.

"Mingyu-ya, tempat tinggalku itu tidak jauh dari sini. Hanya beberapa langkah kemudian sampai. Tidak perlu menjemputku. Biasanya aku juga pulang sendiri."

"Wuo kau berkata-kata banyak sekali sih? Tumben."

Sial, aku lepas kendali. Lagi pula aku jadi tidak enak padanya. Dia harus naik bus untuk sampai ke sini hanya untuk mengantarku pulang ke rumah yang letaknya tak seberapa jauh.

"Kau tidak membawa jaket?"

Aku menggeleng. Sempat terpikir dia akan memberikan jaket untukku tapi ternyata dia sama saja denganku. Tidak mengenakan jaket. Hanya celana denim warna hitam dengan kaus putih polos. Duh, aku tidak tega. Dia pasti kedinginan.

"Kau ini bagaimana sih? Cuaca sedang dingin tapi tidak mengenakan baju hangat." Omel Mingyu.

"Kau pun sama. Jauh-jauh ke sini tapi kau hanya mengenakan kaus. Kau bisa kedinginan kalau seperti itu. Lihatlah, hidungmu bahkan merah."

"Woho, berkata-kata banyak lagi. Hihi."

Terserah kau saja, Gyu.

"Ayo cepat, kita ke rumahku saja. Aku akan membuatkan cokelat hangat untukmu." Aku berbalik dan berjalan lebih dulu. Jujur saja, aku kesal karena Mingyu tidak memperhatikan kesehatannya.

*

*

*

Mingyu mengedarkan pandangannya untuk meneliti isi tempat tinggalku. "Wah, nyaman juga ya di sini?"

"Duduklah, aku akan membuatkan cokelat hangat untukmu." Aku meletakkan tote bag-ku di kasur kemudian menuju dapur. Dari sini, aku masih bisa memperhatikan Mingyu yang duduk di ruang utama karena tempatku dan Yeowon tinggal hanya dibatasi oleh pembatas yang minim untuk setiap ruangnya. Kecuali kamar mandi tentu saja.

"Kau sudah lama tinggal di sini?" Bukanya duduk, Mingyu masih sibuk jalan-jalan. Harapanku, dia tidak menuju kamar walau tanpa dia menuju ke sana pun dia tetap bisa melihat apa yang ada di kamarku.

"Sejak pertama menginjakkan kaki di Seoul untuk kuliah, aku sudah tinggal di sini. Sekitar tiga tahun lalu, mungkin. Kau sendiri bagaimana?" Tanyaku balik. Aku sudah semakin santai saja saat berbicara dengan Mingyu.

"Emmm, aku tinggal bersama Pamanku."

"Kau bukan orang Seoul?"

"Aku orang Seoul tapi lahir di Anyang. Saat ini aku tinggal dengan Paman."

Crazy In Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang