*
*
*
Dibonceng oleh seorang Kim Mingyu adalah hal yang paling menyenangkan dalam hidup. Angin sore hari yang sejuk tapi dingin membuatku sangat ingin memeluk orang yang sedang memboncengku ini. Apa boleh?
"Chaeyeon-ah, kau tidak ingin memelukku?"
Ha? Aku tidak salah dengar kan? Dia ini bisa membaca pikiranku atau bagaimana?
"Biar lebih hangat." Ucapnya.
Ingin sih, tapi malu.
"Padahal aku sudah memakai sweter, tapi ternyata tetap dingin ya?" Kenapa dia terus menggodaku sih?
"Kau tidak kedinginan?" Tanyanya lagi karena aku terus saja diam.
Dingin, tapi aku malu jika harus peluk-peluk. Memangnya aku ini siapanya?
"Chaeyeon-ah, kau tidak tidur kan?" Mingyu sedikit menoleh, tapi dengan segera kembali fokus pada jalanan
Akhirnya aku menggerakkan tanganku, meletakkannya pada sisi tubuh Mingyu. Meremas sweternya di bagian samping.
"Jika hanya seperti itu tidak ada gunanya." Kemudian dia meraih tangan kiriku, menariknya hingga perut. Otomatis tangan kananku juga ikut, jika tidak, dia bisa iri.
Maka jadilah sekarang aku sedang melingkarkan tanganku di perut Mingyu. Dia terasa sangat kekar. Aku jadi penasaran, apakah perutnya ini berbentuk kotak-kotak ya?
Astaga! Apa yang aku pikirkan?
"Hangat kan?"
Aku mengangguk. Dia jelas dapat merasakan aku sedang mengangguk karena posisiku yang tepat berada di belakangnya, menempel padanya. Duh, nyaman sekali.
Seperti inilah perjalananku sore ini menuju kampus. Penuh kehangatan.
*
*
*
Mingyu tidak bohong mengenai dia yang akan menjemputku setelah aku pulang kuliah. Bukankah dia bekerja? Kenapa bisa datang dan pergi seenaknya seperti itu?
"Kau tidak kerja?" Tanyaku begitu sampai di hadapannya yang entah sudah berapa lama menunggu di depan gedung kuliahku.
"Tidak." Jawabnya singkat. Kemudian dengan seenaknya menggenggam tanganku. Membuatku tak berkutik bahkan saat dia menarikku. Senang dan gugup terjadi secara bersamaan.
"Kenapa diam? Ayo." Ucapnya.
Aku hanya tersenyum kikuk, kemudian mengikuti langkahnya. Berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Sweet.
Pengaturan kecepatan yang sangat tepat oleh Kim Mingyu. Kami melangkah, tetapi sangat pelan. Ibarat siput, jalannya lambat sekali. Aku sih senang-senang saja, tapi rasa gugupku ini lho yang tidak bisa ditahan. Dag dig dug tak karuan.
"Chaeyeon-ah." Mingyu menghentikan langkah saat kami baru saja keluar dari kampus. Kini kami berhadapan. Satu tangan kami masih saling menggenggam.
Apa? Apa yang ingin kau katakan?
"Maukah kau menjadi kekasihku?"
Aku mengerjap. Apa? Dia bertanya apa? Sebentar, biarkan aku mencerna setiap kata yang baru saja keluar dari mulutnya. Biarkan pikiranku ini sedikit kosong dulu untuk bisa memproses pertanyaannya. Aku tidak sedang sakit telinga kan? Pendengaranku sedang sehat kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy In Love ✓
FanficKisah tentang Jung Chaeyeon yang tertarik dengan si tampan, karyawan café di dekat tempatnya bekerja. Namun siapa sangka jika pria tampan yang dia suka itu ternyata juga punya ketertarikan terhadapnya. Lantas, apa yang akan terjadi pada mereka? Aka...