#OhanaOHnana21 - Tengok rumah baru

4.8K 605 11
                                    

"Ini benar-benar sudah jadi rumah kita, Pa?" Lagi-lagi Cio menanyakan hal yang sama dengan mata berbinarnya.

"Iya, Mas Cio. Do you like it?"

Cio mengangguk semangat, "It's soo big, Papa. Cio sama Adek bisa bebas main. Ini asyik!" Cio lalu menatapku, "Cio mau ada kolam ikan ya, Mamalle. Can I?" tanyanya.

"Coba tanya Papa. Boleh atau enggak?"

Cio kembali menatap Arga, "Boleh, Pa? Cio mau punya kolam ikan. Ikannya jadi banyak."

Arga lalu pura-pura berpikir.

"Okay, Pa? Boleh ya? Pleaseee." Cio menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Okay! Sana bilang sama Om Sakti."

"Yeaayyy!!! Thank you, Papa! Thank you, Mamalle!" serunya sambil berlari meninggalkanku dan Arga. Pasti langsung nyari Om Sakti.

Seperti janji Arga, Sabtu pagi ini, aku dan anak-anak sudah diboyong untuk kembali melihat rumah yang sudah resmi jadi milik kami. Kata Arga, kepemilikkan rumah ini jadinya atas namaku, nanti aku hanya perlu tanda tangan suratnya saja. Aku tadinya sudah usul untuk pakai nama Cio dan Paras saja, namun kata Arga mereka masih terlalu kecil. Katanya juga, bagaimana jika nanti ada adik-adiknya Cio dan Paras? Nanti mereka iri, malah jadi ribut. Hadeuuhh memang ya bapak satu itu. Nambah satu aja aku belum kepikiran lagi, ini malah ngomongnya adik-adiknya. Duh!

"Le, beneran mau ditambah kolam ikan nih?"

Sakti tiba-tiba muncul sambil menggandeng Cio. Di belakangnya, ada Kalael yang menggendong Paras. Sesuai perjanjian juga, aku mengajak Sakti dan Kalee sebagai perwakilan dari i'Magine. Loura tadinya juga mau ikut, tapi kondisinya sudah tidak memungkinkan karena HPL si kembar sudah tinggal sebentar lagi. Jadilah Kalee yang menggantikannya untuk membuat grafis dari sketsa yang Sakti akan buat. Sedangkan Seinarra dan Nuansa, baru akan bertugas saat rumah ini selesai renov.

"Iya. Itu buat bos kecil. Lo paham lah kesukaan anak ganteng gue ini."

"Mau di halaman depan atau di belakang dekat kolam renang?" kali ini Kalee yang bersuara.

"Mau di mana, Paparga?"

"Belakang aja lah ya? Biar satu lokasi sama kolam renang. Jadi di depan itu taman kecil biasa aja, sebelahan sama carport."

"Wait. Coba sini ikut gue." Sakti kembali bersuara lalu berjalan kembali ke dalam.

Kamipun mengikutinya dan langkah kami terhenti di depan jendela kaca yang sangat besar ini. Posisinya ada di sisi rumah, menghadap sedikit lahan kosong. Karena rumah kami ini posisinya di paling pojok, jadi kami mendapat sedikit lahan sisa yang bisa dimanfaatkan.

"Kalau di samping sini aja gimana? Ini kan masih ada space kosong. Nanti dibikin model teras samping. Di sini dibikin balkon gitu terus di depannya sana kolam ikan. Terus nanti ini ditembusin aja ke taman depan sama belakang." Sakti lalu menunjuk ke sebelah kanan, "Nanti di situ ada pintu kecil buat side access. Jadi nanti kalian ada tiga pintu buat masuk ke rumah. Pintu utama, pintu samping ini, sama pintu belakang. How?"

Aku dan Arga kompak mengangguk-anggukkan kepala kami.

"Pasangan ini bener-bener kompak banget ya, Bang." ucap Kalee.

"Makanya jadi jodoh, cuy. Lo sama Seinarra gitu juga nggak? Kalo enggak, berarti kalian nggak jodoh." sahut Sakti sambil terkikik.

Aku langsung mendelik ke arah Kalee yang sudah pasti ingin mengumpati Sakti. Ada Paras dan Cio. Enak aja dia mau ngomong kasar. Bisa-bisa Paras langsung ngikutin.

OHANA [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang